You always have two choices
your commitment versus your fear
By Sammy Davis
Hello World!
Sumatera Utara, 30 Juni 2017
Sumetara Utara tempat kelahiranku memang memiliki sejuta wisata menarik mulai dari wisata alam hingga sejarah. Bahkan salah satu Danau terkenal di Indonesia itu ada di Sumatera Utara, Danau Toba. Namun jangan salah, Sumatera Utara tidak melulu Danau Toba loh, ada juga Danau yang tak kalah indahnya bernama Danau Siais di Batang Toru, Tapanuli Selatan.
Baca juga tempat wisata di MEDAN dan sekitarnya
Mengunjungi Danau Siais sebenarnya sudah lama terpendam terutama karena faktor lokasi yang tak jauh dari kampung halamanku, Padangsidimpuan. Serta tradisi mudik Lebaran tiap tahun membuatku ingin lebih mengenal potensi wisata disekitar kampungku. Namun barulah terlaksana Lebaran di tahun 2017. Untuk ide mengunjungi Danau Siais pun termasuk impulsif, karena pas acara nikahan Abang Herfina, kami berbincang-bincang ingin melihat Air Terjun di Siais karena kepo melihat Instagram tempat-tempat ngehits di sekitar Padangsidimpuan dan sekitarnya. Maklum jika sesama kaki panjang berkumpul maka yang dibicarakan adalah “jalan kemana”, apalagi Herfina, Ilham dan aku suka jalan-jalana. Berkat “Kepo” akhirnya aku, Ilham dan Herfina memutuskan mengunjungi Air Terjun yang ada di Siais, Batangtoru keesokan harinya sambil mencari teman yang lain. Nyakmat dan Illa (istri Nyakmat) tidak bisa ikut bersama kami, padahal kami sudah setengah lelah membujuknya untuk menemani kami ke Siais karena dia pernah kesana. Capek membujuk Nyakmat akhirnya kami nyerah lalu mengajak si Marwan untuk menemani kami ke Siais karena dia sudah pernah kesana. Janji pertemuan pun kami tetapkan jam 7 pagi, itulah saking semangatnya kami.
Pokokna kehe ita da manjalaki Aek terjun i, jam pitu da atcogot, kataku kepada Herfina dan Ilham (Pokoknya kita pergi mencari Air Terjun, jam 7 besok) Naron dikabarin buse olo, sambil janjian (Nanti dikabarin lagi, sambil janjian)
Perjalanan Padangsidimpuan-Batangtoru
Lama perjalanan Padangsidimpuan-Batangtoru berkisar 2,5-3 jam perjalanan saja. Untuk cara akses ke Danau Siais ada dua cara bisa melalui Batang toru via Parsariran atau via Napa. Dua-duanya kami coba namun rute Napa tidak aku anjurkan karena lama perjalanan kami yang harusnya 2,5 jam malah menjadi 4 jam serta jalanan yang rusak parah.
Pas hari H akhirnya yang ikut trip ke Danau Siais adalah aku, Herfina, Ilham, Marwan dan Jay dengan 3 sepeda motor dari Padangsidimpuan. Rute pertama kami via Parsalakan dan janji jam 7 pagi molor menjadi jam 8 pagi. Sedikit jam karet serta miss komunikasi bagi kami. Sebenarnya pas aku sudah siap sedia jam 7 pagi namun karena tidak ada kabar dari temanku akhirnya aku bersantai ria hingga Herfina, Marwan, Jay tiba-tiba datang di rumahku.
Winny, ketabo natu Siais i, kata Herfina (Winny, yuk ke Sias) Wii, usakka najadi kataku sambil buru-buru siap-siap (Wii, ku kia tak jadi)
Lalu akupun mengabari Ilham yang dari tadi sudah bersiap dan sedikit tergesa-gesa. Herfina sempat ngobrol dengan ibuku karena memang semalam sebelumnya aku sudah pamit ke ibuku ingin ke Danau Siais.
Maudokkon tu si Winny nakin marsiap-siap kehe, kata mamaku sambil bercerita dengan teman-temanku (Sudah kubilang tadi ke Winny untuk bersiap-siap) Naritik-rittik mattong amuda kan, kata mamaku menimpali melihat kenekatan kami jalan-jalan pas Lebaran (Gila sekali kalian kan)
Agak nyelegit memang nasehat ibuku kepada kami. Namun kami dengan langkah seribu pamit karena Ilham sudah tiba serta menunggu kami di Gang rumahku, artinya perjalanan ke Danau Siaispun dimulai.

Belum sampai ke Siais, kami berhenti karena aku dan Herfina serta Ilham belum sarapan pagi. Tempat yang kami pilih untuk sarapan pagi adalah di PUNCAK PARSALAKAN dimana ada sebuah restauran dengan pemandangan Kota Padangsidimpuan dari atas. Pemandangan ini mengingatkanku pada perjalanan Medan-Gundaling. Di restauran ini kami memesan dengan kompak “Gado-gado” sementara Jay dan Marwan yang sudah makan pagi hanya memilih minum kopi saja. Penyediaan sarapan pagi memang agak lama namun sambil cerita-cerita masakan kami pun datang juga. Di tempat ini jugalah kami memesan makanan untuk bekal kami di Danau Siais, karena menurut pengalaman Marwan tidak ada warung makanan di Danau Siais. Sebelumnya, Ilham juga sudah pernah ke Danau Siais Batangtoru, artinya hanya aku dan Herfina yang benar-benar pertama kali ke Danau Siais.
Jam 9 pagi barulah kami melanjutkan perjalanan ke Danau Siais dengan sepeda motor alias touring.
Jalanan Padangsidimpuan ke Batangtoru lumayan bagus dan kami sempat melewati Parsariran, tempat pemandian yang sewaktu kecil jika ada libur sekolah maka kesini. Melewati Parsariran sedikit membuka kenangan masa kecilku. Beruntungnya aku memiliki teman yang kakinya panjang, sehingga ide gila apapun mereka bersedia menampung bahkan untuk ngetrip pas di Lebaran.
Jam 11 kami sudah sampai di jembatan Batangtoru, lalu kami membelok ke arah perkebunan karet karena kami sebelum ke Danau Siais ingin mengunjungi Ikan Keramat selokasi dengan Danau Siais. Walau Ilham sudah pernah ke Siais, namun dia belum pernah melihat ikan keramat makanya dia sangat penasaran dengan Ikan ajaib ini. Kalau kami sih senang sekali ke Batangtoru karena ngarep lihat air terjun malah kami mengunjungi beberapa wisata dalam sekali jalan.
Ibaratnya sekali mendayung tiga Pulau terlampau ๐
Ikan Keramat

Jam 11:30 kami sudah sampai di Desa Rianiate, Batangtoru, Tapanuli Selatan Sumetera Utara tempat lokasi ratusan ikan keramat. Walau sebelumnya kami sempat nyasar sedikit namun melewati perkampungan serta jalanan setapak, kami berhasil sampai di sebuah Sungai yang penuh dengan ikan. Letak ikan Keramat persis berada di belakang sebuah Masjid. Ikan keramat dalam Bahasa Batak yaitu “ikan mera” sejenis ikan jurung disebut keramat karena jika memakan ikan Jurung maka orang tersebut bisa terjadi sesuatu.
Konon ikan keramat di Desa Rianiate merupakan peliharaan seorang Syekh dari tahun 1939 dari Desa Tabayung, pesisir Barat. Beliau sengaja menaruh ikan keramat di sebuah Sungai kecil setelah mendapat mimpi untuk membersihkan Sungai yang kotor. Setelah beliau wafat, ikan tersebut masih ada hingga sekarang yang airnya bermuara ke Danau Siais. Meski ikan keramat jumlahnya banyak sekali di Sungai, penduduk tidak berani mengambilnya apalagi memakannya.
Kebteulan kedatangan kami pas siang hari di Ikan keramat, dari kejauhan saja kami dapat langsung melihat ratusan bahkan ribuan ikan yang berenang disepanjang Sungai.
Wii manyikur au maligina aha nagodang-godang, kata Herfina (Aku merinding melihat ikannya yang besar sekali) Ikan ahado lana on?, kata Herfina (ikan apa sih ini?) Ikan Mera gari dipangan nataboan on da tai inda tola dipangan jawab Ilham (Ikan Mera enak kalau dimakan tapi tidak boleh dimakan)
Sebelum kami memulai mendekati ikan yang berada di Sungai melalui batuan kecil, kami berpapasan dengan pengunjung yang memberikan makan kepada ikan keramat. Marwan dan Herfina bahkan sudah membelikan makanan untuk ikan karena disamping Sungai terdapat penjual makanan untuk ikan. Tentu saja pas makanan dilempar, ikan langsung berebut. Aku sangat suka saat memberikan makan ikan-ikan keramat ini apalagi mulut ikan moyong pas dilempar makanan ๐

Setelah memberikan makan ikan keramat, Ilham dan Marwan segera mengajak kami melanjutkan perjalanan, karena hari ini juga aku harus balik ke Padang.
Wii nacepat ma ita le, kataku (Wii, cepat kali kita) Ho do ami pikirkon naron ketinggalan bus ko, kata Ilham sambil menceramahin (Kau yang kami pikirkan nanti ketinggalan bus dirimu)
Sebelum meninggalkan tempat ikan kramat, kami sempat berbincang-bincang dengan warga sekitar. Menurut mereka banyak sekali orang berbondong-bondong memberikan makan kepada ikan sampai bernazar segala memberi makan. Kami sih tidak bernazar sama sekali karena kami cukup melihat ikan berenang bebas di Sungai liar saja sudah membuat kami puas. Kalau bernazar aku kepada Allah saja, minta diberikan jodoh sekeren Nabi Muhammad dan setampan Nabi Yusuf (ngarep hihi :D)
Danau Siais, Batang Toru
Selepas dari ikan keramat, aku mengingatkan teman-temanku untuk sholat Jumat terlebih dahulu namun mereka malah memilih mengqada sholat serta melanjutkan perjalanan ke Danau Siais. Mereka masih asik mengejar waktu!
Perjalanan ke Danau Siais, Batangtoru lumayan bagus hanya ada satu rintangan ketika kami melewati jalan terjalย disebuah Desa dengan perumahan sederhana nan elegan serta Siais dari jauh. Selebihnya jalanannya lumayan bagus kecuali ke air terjun yang agak-agak rusak.
Saat perjalanan dari Ikan Keramat ke Danau Siais cuaca begitu teriknya. Kami berlima seperti Babi panggang saking panasnya. Aku dan Herfina bahkan berubah jadi wanita bercadar saking takutnya gosong. Memang kami berlima kurang kerjaan seperti yang mamaku bilang. Sudahlan panas, masih juga suasa lebaran namun masih sempat-sempatnya menjelajah.
Ginjang pat dalam bahasa Bataknya ๐
Namun keginjangan pat kami berbuah hasil (ginjang pat = panjang kaki) karena sesampai di Danau Siais mata kami dimanjakan dengan pemandangan kece.
Tidak sia-sia berpanas-panas ria demi ke Danau Siais di Batang toru!

Untuk tiket masuk ke Danau Siais Rp2000 namun entah kenapa saat masuk kami diberikan tarif Rp5000 oleh petugas. Mungkin karena masih dalam edisi Lebaran!
Wii asi lima ribu Pak i, tai ditiket dua ribu do, kataku sedikit mengeluh kepada petugas (kenapa harga tiket Rp5000, padahal di tiket Rp2000) Si Regar do pak on, ulang heran da Pak kata Ilham kepada petugas (Marga Siregar Pak, jangan heran ya Pak)
Mendengar keluhanku Marwan, Jay dan Herfina tertawa-tawa sambil melanjutkan touring kami mencari tempat duduk manja untuk istirahat dengan pemandangan Danau Siais di depannya.
Kami pun berhenti disebuah pondok, kami meihat warga sekitar memungut sampah dari Danau. Aku sempat bertanya untuk apa sampah itu, ternyata untuk dibakar oleh si Bapak. Kemudian aku mengajak makan bersama dengan si Bapak namun ditolak si Bapak. Di Pondok Danau lah kami memutuskan makan siang. Pemandangan Danau Siais begitu indah, tak kalah dengan Danau yang ada di Kosovo.
Boto amu dao ma au tu Kosovo an natarsarupo do uligi dohot Siais on, kataku kepada mereka (tahu kalian jauh kali aku ke Kosovo, eh Danau nya sama juga kayak Siais)
Teman-temanku langsung ketawa mendengar ocehanku yang kelihatan sedikit lari hihi ๐
Danau Siais
Makan siang sambil memandang Danau Siais sungguh kenikmatan tersendiri apalagi bersama teman. Sayangnya sampah begitu banyak di Danau Siais. Semoga kedepannya sampah yang ada di Danau Siais tidak ada lagi.
Meski kami dengan semangat membawa bekal makanan dari Padangsidimpuan, ternyata banyak warung disekitar Danau Siais sehingga tidak perlu khawatir untuk urusan perut.
Serasa piknik bersama teman-teman!
Untuk pemandangan Danau Siais tak kalah indah dengan Danau Toba, luasnya juga lumayan luas untuk ukuran Danau yang belum banyak orang mengetahuinya terutama di Sumatera Utara.ย Di sekitar Danau Siais masyarakat kebanyakan memancing ikan sementara anak kecil berenang bahagia di Danau Siasis. Sungguh masa kecil mereka yang bahagia!!
Jadi mungkin jika ada yang ingin menjelajah Tapanuli Selatan, maka bersiap-siap dengan alam yang indah. Berkemah juga patut menjadi daftar yang bisa dilakukan di Siais namun pastikan semua perlengkapan dan persiapan matang. Kalau kami berlima hanyalah pengunjung sekilas saja, sekilas lewat ๐

Setelah kenyang, buru-buru kami melanjutkan perjalan ke Air terjun yang merupakan tujuan utamaku dan Herfina. Menurut Marwan butuh 1 jam perjalanan lagi dari Danau Siais ke air terjun. Kami sempat galau apakah ke air terjun atau tidak mengingat lamanya perjalanan apalagi matahari sedang pamer dengan panasnya. Ujung-ujungnya kami putuskan juga ke air terjun karena aji mumpung, kalau basah sekalian mandi, bergitu prinsip kami.
Sebelum ke air terjun kami sempat melakukan adegan bodoh di Danau Siais seperti adegan main dayung-dayung di Danau Siais, serta mencari tahu apa yang dilakukan para pemancingย dengan berjalan di atas kayu tipis persis di Danau. Barulah setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Air terjun di Batang Toru.
Jalanan Perbukitan

Perjalanan Danau Siais ke air terjun Batang Toru memiliki pemandangan yang mampu membius kami. Perbukitan indah lengkap dengan pepohonan.
Si Ilham sampai takjub dengan bukit yang ada dan aku katakan kepadanya bahwa mirip seperti yang ada di China., terutama mirip seperti berada di Great Wall China.
Indonesia memang indah ๐
Sepanjang perjalanan, kami banyak menemukan air terjun mengalir dari perbukitan yang mirip batu kapur itu. Untaian perbukitannya juga begitu luas, sampai-sampai aku terheran-heran dan penasaran apa yang ada di atas perbukitan itu. Mungkin suatu saat harus kembali dengan mencari tahu ada apa di atas bukit, mata air seperti apa yang dapat membuat air mengalir disepanjang perbukitan itu.
Air terjun

Sesampai di air terjun yang kami impikan, waktu menunjukkan jam 2 siang. Aku, Jay, Ilham dan Herfina memilih turun mendekat air terjun yang berada di atas bukit dengan pepohonan rindang. Air terjuinnya ada 3, debitnya tidak terlalu besar namun airnya begitu jernih.
Keputusan kami bertempat menuju ke air terjun merupakan pilihan yang tepat karena kami dapat bermain dengan air terjun bahkan melihat pelangi di samping air terjun.
Naisan kan airna, untung ma tuson ita, kataku (Bersih kali kan airnya untung kita kesini) Au pokona akkon marsuop do giotku kata Ilham (Aku pokoknya pengen cuci muka di air terjun) Jay buatma jolo potoku di jolo aek terjun on da kata Herfina (Jay ambillah photoku di depan air terjun)
Yah bermain dengan air namun ujung-ujungnya kami berempat malan asik bernarsis ria di depan air terjun. Sementara si Marwan memilih untuk menjaga barang-barang kami.
Momeh kebersamaan bersama teman masa SMP dan SMA memang sangat membahagiakan ๐


Puas bermain dengan alam serta basah-basah karena main air, kami berempat mendekati Marwan sambil ngopi cantik disebuah warung.ย Tak sadar, ternyata jam menunjukkan jam 4 sore dan kami memulai perjalanan pulang melalui rute yang berbeda dari rute pertama. Tentu saja rute yang kami pilih pas pulang merupakan pilihan buruk mengingat motor yang kami pakai adalah motor untuk Kota tapi kami pakai untuk touring dengan jalanan membuat geram. Pelajaran berharga kami jangan sekali-kali membawa motor matic ke area terjal dengan jalanan rusak karena dipastikan dapat membuatmu tepos.
Meski pas pulang kami salah rute, namun yang pasti perjalanan trip Lebaran bersama teman-teman gokilku ini sangat menyenangkan dan penuh dengan petualangan yang seru ๐
Ah untung pulang kampung!
Salam
Winny
Udah lama gak nyemplung ke air, liat postingan ini jadi pengen nyemplung. hahaha. . ๐
seru juga itu tri ๐
Iyeeeezh. Panggilnya yogaaaaa ajaaah. Wehehehe
baik yoga ๐
Alami banget ya Win danaunya! Keren pula ada air terjunnya gitu. Btw ikan keramatnya nggak boleh dimakan apakah karena keramat? Atau ada alasan lain? Hmmm
alasannya kalau yg makan kebanyakan terjadi hal yg tak diinginkan zilko
baru denger nama danau ini.
oooo di padangsidempuan, namanya aja ada kata “padang” tapi adanya di sumut yah ๐
iya kak kadang kalau aku bilang padangsidimpuan pasti dikira sumbar ๐
Winny nemu aja sihh tempat2 bagus gini, keren deh!
karena di kampung Rinta
Klo saya nggak tertarik dengan air terjunnya, tetapi tertarik dengan ikan keramatnya. Karena ada sejarahnya dan sudah lama ada, pasti banyak cerita suka duka dan kisah-kisah tentang ikan keramat. Nah itu yg bikin penasaran ๐
coba datanagi shiq ๐
Winny, serasa duit gak ber-seri. Abis keliling Yurop masih mudik pula. Salut ๐
amin kak hehhe ๐
Wah, indah skli pmandangan danau Siais nya, Win. Syang msh ada sampah ya, ksdaran org buang smpah pd tmpatnya msh kurang ya, ๐๐
Ada ikan keramat lagi, wah unik jg ni danau ya.
Oiya, cerita tripnya pnjng banget, Win. Ngos-ngos an saya bacanya, kyak mndaki puncak bukit (ttg danau Siais), tp hbis itu hrus turun lagi (ttg air terjunnya) baru tamat, ๐๐๐ kayaknya ni artikel hmpir 5000 kata atau lbih.
Skli dayung, 2 tiga pulau terlampaui, gitu kli ya..
2000 artikel saja kok heheh ๐
yuk mampir ke kampungku
Cb cek, bs lbh 2000 kata tu..sy nebak aja sih soalnya sring scroll tulisan sendiri, jd sy tahu mna yg 1000 atau 2000 kata.
Ok gpp kok, yg pnting nulisnya mampu..
Wah, cantik kali tempatnya
iya cakep
Hmmmm.. Makin nyesel ga ke Sumut waktu ke Aceh. Hmmmm.. Bagus dan sepi ya.. Perfect gateway!
harus balik ke sumut ๐
Harus ๐ช
Si ganjang Pat kalo Batak Toba nya bilang dek…
belum pernah lihat ikan mera (ikan keramat nya), wah… penasaran.
ganjang sama kayak bahasa Minang ya kak artinya panjang ๐
kan kan kan… jalan terus. gak ada matinya.
๐ kan blognya jalan2 ito
akh kamu jahat. next kemana ito ku?
mau ikut u to?
kemana to?
Konon ikan keramat di Desa Rianiate merupakan peliharaan seorang Syekh dari tahun 1939 dari Desa Tabayung, pesisir Barat.
Cerita legenda seperti ini membuat penasaran dan harus tetap di lestarikan
Ga sabar bisa mengunjunginya
menarik kak untuk dikunjungi kak
Detail banget win ceritanya, jadi ngerasa ikut ngejelajah…
Istilahnya unik “kaki panjang”… ๐
aiiis.. boru Regar udah terkenal suka prote ate Win? tiket masuk lebaran aja jadi naik ya
adong do pe danau Marsabut di Sipirok kata mamaku Win..,
danaunya kecil sih
wii kak jadi penasaran ama Marsabut. olo kak suka protes klo gk sama harganya heheh
kerennnn … memang Indonesia itu indah banget ya.
Paling suka sama Air Terjun Batangtoru … bikin takjub
iya kak cakep dan beda tiap daerah
Suka serem kalo liat danau…haha.. Langsung kebayang gimana kalo tiba2 ada buaya.. darat.. Uhukk..
aman kak dan cakep ๐