Pengalaman Umrah saat Hamil


Hello World!

Kualalumpur, 1 Januari 2020

Waktu menunjukkan jam 5 pagi, ku angkat koperku yang berisi 25 kg untuk persiapan ibadah umrah ke Kualalumpur, Malaysia dari Bandara Internasional Minang Kabau. Aku hanya perlu membayar Rp50.000 dan Pak Supir mengantarku ke Bandara. Perjalanan ke Malaysia dari Padang dimulai jam 11 siang setelah melewati Imigrasi. Aku sempat makan bakso di bandara dengan merogeh koceh Rp60.000, sedikit mahal tapi tidak apa-apa karena bayi didalam perutku meminta makan. Entahlah sejak aku mengandung aku lapar selalu. Dan menjalankan umrah sendiri sebenarnya hal ternekat yang pernah aku lakukan apalagi pas sedang hamil namun apa boleh dibuat suamiku tidak mau ikut karena merasa tidak siap. Untungnya saat di pesawat, aku mendapat makanan. Dan hanya 1 jam saja, aku sudah sampai di Imigrasi Kualalumpur, Malaysia. Bisa dibilang baby moon ke Saudi bersama anak pertamaku sejak dini.

Tidak ada kendala saat berada Imigrasi tapi bencana dimulai ketika keluar dari Imigrasi sekitar jam 3 sore. Aku mengangkat tasku yang berat menuju ke Pudu Central dengan bis dari KLIA2, hanya membayar 12 RM. Nah saat tiba di Pudu Central waktu menunjukkan jam 16:30 dan ternyata hotelku berada tidak dekat dengan Pudu. Akhirnya aku naik LRT seharga 13 RM dan mengangkat koperku yang besar. Disini aku mengutuk diriku sendiri, “Winny, kenapa sih bawa barang banyak banget, mana berbadan dua”. Hanya satu orang saja yang membantuku mengangkat koper yang gede ketika aku tertatih membawa tas koper ini di terminal bus Pudu menuju ke LRT. Ada seorang lelaki yang membantu sisanya aku angkat koperku dengan berlahan seperti siput.

Sesampai di hotel aku membayar deposit sebesar 60RM lalu jam 18:30 aku jalan ke LOT 10 di Bukit Bintang karena aku ingin sekali makan Udon Ichiyutei, Udon terenak di Malaysia versi ku dan suami dengan harga 25 RM. Setelah puas makan, aku keliling Bukit Bintang dan ke Petaling Street. Aku menikmati momen di Kualalumpur sebelum menunaikan ibadah Umrah. Aku juga sempat membeli masker seharga 20,25 RM dan ngemil berupa es krim Green tea di Family Mart sehara 29 RM. Nikmat sekali rasanya ngemil sendiri! Aku juga sempat membeli payung seharga 10RM. Setelah menikmati jalan dengan bayi di badanku, aku pun kembali ke hotel dengan LRT seharga 1,3 RM lalu beristirahat karena perjalanan sesungguhnya baru dimulai.

Kualalumpur, 2 Januari 2020

Setelah sarapan dengan nasi goreng dan roti dari hotel Pudu Bintang, akupun checkout jam 7:50 dan naik Grab ke Pudu Central dengan biaya 15 RM. Lalu dari Pudu aku kembali ke KLIA dengan bis seharga 12 RM. Lalu jam 10 pagi waktu Malaysia aku berkumpul dengan rombongan umrah. Kami juga saling sapa dan berkenalan satu sama lain. Passpor kami kumpulkan ke tourguide kami. Kami juga sempat makan di KLIA 2 yang kami dapatkan dari travel kami. Aku juga berkenalan dengan Annisa yang akan menjadi teman sekamarku. Jam 2 siang lalu kami memulai perjalanan Umroh kami dengan anggota kurang lebih dari 39 jamaah.

Perjalan kami ke Madinah dari Kualalumpur dengan pesawat Malaysia Airlines. Beda waktu Malaysia dengan Arab Saudi 5 jam, lama perjalanan Kualalumpur-Madinah 9 jam. Di pesawat dapat makanan dan Alhamdulillah rezeki ibu hamil. Hanya aku saja yang bumil di dalam rombongan ini. Tapi karena perutnya masih kecil meski sudah 5 bulan jadi teman-teman rombongan agak kaget ketika tahu aku hamil. Karena kondisi ini juga aku dapat perlakuan istimewa heheheh 😀

Jam 9 malam waktu Madinah kami telah sampai dan pengambilan koper cukup melelahkan. Setelah jam 10 malam akhirnya kami menuju bis ke Hayah Plaza di Gate 5 Masjid Nabawi. Namun sayang, saat di hotel terjadi miscom sehingga kami harus menunggu sampai jam 1 pagi. Setelah jam 1:30 pagi barulah kami pindah Hotel ke Shourfan New Hotel di dekat Gate 15 Masjid Nabawi. Bentuk penyesalan dari Tour maka kami dapat  ayam gratis Albaik. Meski sudah tidak kuat untuk makan saking lelah dan ngantuknya hehe 😀

Madinah, 3 Januari 2020

Jam 4 pagi kami harus bangun pagi. Aku sekamar dengan Nisa dan Kak Baiq. Mereka membangunku yang raganya belum utuh saking mengantuknya. Kalau gak dibangunkan, mungkin aku sudah lanjut tidur. Untungnya teman sekamarku baik sekali dan pengertian dengan diriku. Kami bersama-sama jalan ke Masjid dan memulai sholat subuh di Masjid Nabawi, Madinah jam 4 pagi. Jam 5 kami ke Raudhoh demi melihat Makam Muhammad SAW.

Saat di Raudhoh itu penuh sekali dengan rombongan dari berbagai dunia yang hendak ziarah juga. Bersesak-sesakan! Dengan penuh kehati-hatian kami melewati makam Nabi Muhmmad, dan entah kenapa aku menitikkan air mata saat melewati makam ini. Dan beruntungnya kami sempat sholat di Raudhoh. Aku dijaga oleh Annisa dan Kak Baiq agar aku bisa sholat di Raudhoh. Mereka benar-benar teman perjalanan umroh yang baik.

Setelah selesai sholat, kami keluar dengan berlahan. Aku sempat minum ari zam-zam setelah dari Raudah. Melewati jamaah yang super padat membuatku haus dan percayalah kekuatan kaum hawa itu sangat mengerikan meski itu adalah urusan ibadah. Karena aku sangat ngantuk setelah perjalan panjang Kualalumpur-Madinah, aku memutuskan untuk tidur saja ke Hotel.

Sebelum menuju ke hotel, aku juga sempat membeli strawberry hingga akhirnya sarapan di hotel. Di dalam perjalanan menuju ke Hotel yang dekat banget dengan Masjid Nabawi, aku melihat rumah makan Indonesia hingga monumen jam dengan merpati serta matahari dengan siluet Masjid Nabawi. Suasana Madinah pagi ini begitu indah, tenang dan damai. Hanya melihat matahari terbit saja membuat hati ini nyaman. Segitu menyenangkan di Madinah. Aku sungguh betah lama-lama di Madinah.

Jam 9 sampai jam 12 akupun tidur. Lalu jam 12 ke Madinah lagi untuk sholat zuhur ke Masjid Nabawi. Di Masjid Nabawi juga saat mencari kamar mandi tidak lah sulit dan mudah dan kalau beruntung bisa sholat di dalam Masjid namun kalau ramai hanya diluar Masjid saja. Namun kebersihannya patut diacungkan jempol. Banyak petugas yang membersihkan area Masjid. Dan menariknya banyak sekali orang Indonesia di Madinah bahkan rata-rata pemilik toko bisa Bahasa Indonesia.

Oh ya aku juga sempat menukar uang ke Riyal selama di Madinah. Kemudian jam 4 sore kami melakukan Manasik dan sholat Ashar ke Masjid Nabawi lalu kami juga mengunjungi Masjid Ghamamah dan Masjid Abu Bakar, Masjid Ali dan ke Pasar Murah bersama rombongan. Lalu saat Magrib dan Isya kami menghabiskan waktu di Masjid Nabawi. Hanya melakukan ibadah saja, benar-benar menyenangkan.

Sejujurnya aku tidak menyangka kalau aku kuat dan dilindungi oleh Allah selama di Madinah, mengingat kondisiku yang tak biasa. Suamiku setiap hari menanyakan kabar karena dia sungguh khawatir. Bahkan aku sering banget dapat makanan dari orang saat aku menuju di jalan. Benar-benar rezeki anak sholehah 😀

Untuk kunjungan ke Masjid Ghamamah dan Masjid Abu Bakar, Masjid Ali dan ke Pasar Murah, kami bersama rombongan beserta tourguide kami. Jadi kami sama-sama melihat apa saja yang ada disekitar Madinah. Dan jujur saja, Kota ini menurutku sangat modern dan ramai. Jika melihat mukenah dengan warna-warni atau mukenah yang terdiri dari atasan dan bawahan, dipastikan itu dari Indonesia. Lalu yang menarik kita sering dipangggil “Hajjah” padahal belum Hajjah beneran 😀

Walau menjalankan ibadah Umrah berat saat hamil, namun saat dijalani jadi nikmat dan membahagiakan. Perasaan damai dan ditambah lagi teman-teman serombonganku baik banget kepadaku dan aku bersyukur di pertemukan dengan orang-orang yang luar biasa dalam perjalanan ini. Tidak hanya itu, biaya umrah kami juga tergolong ekonomis namun dengan pelayanan yang lumayan oke. Waktu itu aku hanya menghabiskan 17 jt untuk umrah ini dari Kualalumpur.

Hari pertama Umrah di Madinah berjalan dengan lancar dan kami akan menginap di Madinah selama 3 hari. Walau agak sedih tanpa keluarga, tapi bayi didalam perutku cukup menguatkan diriku. Dan aku sangat bersyukur atas segala nikmat dan karunia dari Allah membawa bayiku bersamaku ke Tanah Suci Allah.

Total Biaya yang dikeluarkan hari 1, Kualalumpur: 110k + 158.85 RM

Total Biaya yang dikeluarkan hari ke 2, Kualalumpur: 27 RM

Total Biaya yang dikeluarkan hari ke 3 di Madinah: 93 Riyal

Salam

Winny

Published by Winny Marlina

Indonesian, Travel Blogger and Engineer

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.