“Kehinaan” Perjalanan ke Myanmar


Happiness is having crazy friends

By Unknown

Hello World!

Burma, Maret 2017

Win ke Hong Kong yuk", kata Defi di grup yang hanya terdiri dari
aku, Defi dan Rinta.

Berbekal informasi tiket promo dari Defi akhirnya aku coba-coba untuk melihat berapa harga dari Maskapai promo ke destinasi berbeda, tentu saja tawaran ini racun bagiku. Bukan apa-apa aku harus hemat demi perjalananku berikutnya atau aku bisa mati kutu. Namun apa daya aku tak kuasa menahan hasrat untuk tidak membeli tiket promo walau kere abis. Akhirnya aku pun  mengajak beberapa teman  siapa tahu ada yang ingin ikut trip, salah satunya kak Bijo namun kak Bijo belum bisa bergabung. Yah batal lagi deh impian jalan bareng dengan Kak Bijo 😦

Destinasi yang aku inginkan pun banyak padahal awalnya kan Defi ngajakin ke Hong Kong namun karena Hong Kong tidak terlalu ngebet banget untuk aku kunjungi, akhirnya pilihan jatuh kepada Burma, negara yang sudah dari tahun kapan ingin dikunjungi. Pemilihan Burma juga setengah hati karena malas akibat kasus Rohingnya terus akupun iseng-iseng mengirim Whatsapp ke Grup namun hanya Ade dan Melisa yang menyambutku.

"De, ada tiket murah ini ke Burma pp Rp800,000 doang ini tapi harus beli sampai 
tanggal 23", kataku

"Ayo kita kesana berapa no KTP mu", kata Ade

Alhasil dengan SIGAP si Ade membelikan tiketku yang ujung-ujungnya di last minute menjadi sekitar 1,6 juta.  Si Ade bahkan nalangin duluan pembayaran karena dia sangat antusias sebab memang keinginan ke Myanmar sudah lama sehingga pas aku mengajaknya bak gayung bersambut.

Nya, akhirnya aku bisa mengajakmu ke Myanmar :D, kata Ade
Yangoon

Selama backpacker-an ke Myanmar bersama Melisa dan Ade ada beberapa kejadian yang super “hina”.

Asli kehinaan bahkan dimulai sebelum trip ke Myanmar.

Kehinaan selama perjalanan ke Myanmar yang dialami:

1. Minuman C1000 dan Bear Brand di Bandara Soekarno Hatta

Nya, jangan bawa cairan ingat kejadian Body Shopmu 
ditahan pas mau ke Hatyai, kata Ade

Sejak kejadian itu aku tidak pernah lagi membawa cairan diatas 100 ml kalau tidak membeli bagasi. Eh siapa sangka ternyata bear brand dalam bentuk kaleng di dalam tas menjadi masalah di Imigrasi Indonesia ketika hendak berangkat ke Myanmar.

Maaf, mohon dibuka tasnya, kata petugas dengan tegas sebelum menuju ruang tunggu

Ternyata aku tidak sendiri si Ade juga harus membuka tasnya sementara Melisa lolos saja ke Ruang Tunggu.

Dari tasku ada beard brand sekaleng, sementara Ade memiliki 2 botol C1000 dan Bear Brand. Akhirnya karena tidak mau rugi, kami meminum C1000 dan Bear Brand dalam sekaligus.

Saking takut ruginya susu dicampur Vit C

Kurang hina apa coba?

Sepatu kesayangan

2. Sepatu Rusak di Changi Airport

Aku memiliki sepatu kesayangan yang sudah kemana-mana, walau sudah tergores selalu aku bawa. Tak terkecuali perjalanan ke Myanmar, si cokelat, teman perjalanan setia. Eh siapa sangka satu-satunya sepatu yang aku bawa ternyata pas di Changi Airport “mengaga” lah dia. Padahal bawa sandal kagak, perjalanan juga masih jauh.

Mati, sepatuku rusak, kataku

hahahhhaha :D, tawa Melisa dan Ade meledak dengan kompak

Udah sih Win, buang saja, kata Ade

Tapi saking cintanya ama sepatu, akhirnya aku di kasih plastik dari Melisa untuk sepatu rusakku. Sepatu rusakpun aku masukkan kedalam tas dan aku tenteng kemana-mana.

Untungnya Melisa meminjamkan sandal satu-satunya kepadaku untuk menuju ke Myanmar.

Sandal Pinjaman
Sandal Pinjaman

3. Minuman Tumpah di Changi Singapura

Antara katrok atau saking super gratisan maka aku, Ade dan Melisa begitu menikmati saat menikmati minuman gratis di Bandara Changi, Singapura.

Gilooo persiapan Winny sampai bawa tempat minum loh, ejek Ade

Kami bertiga bergaya layaknya sedang minum di Restauran. Nah saat party ala-ala, tiba-tiba entah lah kenapa tempat minumku tumpah ke bawah dan langsung tempat minumku peca, “bam” lalu menjadi pusat perhatian.

Eh tiba-tiba si Ade kampret langsung pergi dan menjauh dariku sambil berkata “eh bukan teman gue”.

Sementara mukaku udah merah padam, akhirnya aku ambil pecahan gelas kemudian aku dan Melisa langsung buru-buru masuk kedalam toilet sambil tertawa lepas.

Kejadian pecah tempat minum yang memalukan!

4. Pijat Gratis di Bandara Changi Singapura

Setelah kejadian dari tumpah minum dan pecah tempat minum aku dan Melisa melihat Ade sudah PW sambil pijat di bangku pijat gratis. Yang lucu saat mencoba bangku pijat benar-benar kayak kampungan. Asli walau cuma bertiga tapi kami bertiga suaranya rame (rameee). Pas coba bangku pijat ternyata hanya untuk kaki saja pas pertama kali mencoba merasa geli sambil tertawa.

Dasar pecinta gratisan yang hina 😀

Well, belum saja dimulai perjalanan sesungguhnya ke Myanmar, sudah banyak kehinaan yang kami alami.

So silly!

 

5. Sandal Hilang di Yangoon

Pengalaman kehinaan pun berlanjut saat di Yangoon, Myanmar. Aku, Melisa dan Ade masuk ke dalam sebuah objek wisata yang kami ketahui dari Map Offline, interest place terdekat dari Terminal Yangoon karena kami tidak mungkin ke Kota Yangoon. Jadi kalau di Myanmar, jika ingin masuk kedalam temple maka sepatu dan kaos kaki wajib di lepas, sehingga kamipun melepas sandal dan sepatu kami serta kaos kaki, begitu juga sandal yang dipinjamlan Melisa kepadaku. Eh pas puas dari keliling temple dan hendak balik ke Terminal, sandal yang aku pinjam dari Melisa “raib” alias hilang.

Sandalku hilang, kataku

Akhirnya karena tidak ada pilina akupun berjalan dengan hinanya hanya memakai kaos kaki saja dari temple ke Terminal dengan jalanan yang super panas.

Mak aku apes banget!

Bayangkan jalan nyeker gegara sandal diambil di temple!!

 

Akhirnya aku dan Melisa serta Ade mencari sandal untukku.

Nya, ingat beli dua jangan gak tahu diri ya, kata Ade mengingatkan

Dari kehinaan sandal hilang akhirnya aku membeli Sandal di Myanmar langsung dua, satu untukku dan Melisa itupun hasil tawar yang gagal.

6. Dicium Bule di Inle

Kehinaan pun berlanjut sampai di Inle, Myanmar saat kami berada di rumah Long Neck Lady, itulah wanita Myamar yang memiliki leher panjang karena dari kalungnya sampai menutup lehernya. Di tempat Long Neck Lady kami bertemu Isabella, muka bule namun fasih Bahasa Indonesia yang menyapa kami dengan ramah. Rupanya ibunya Isabella asli Indonesia dan papanya orang Amerika dan dia belajar di Hong Kong sedang liburan di Myanmar. Orangnya ramah dan cantik, dia bahkan yang memulai menyapa kami. Eh saat pisah ternyata Isabella cipika cipiki kami, nah pas si Ade dicium pipi Kiri eh si Ade gak tahu diri malah memegang tangan Isabella untuk minta dicium pipi kanan juga.

Kurang hina apa coba? haha 😀

7. Bule berlongyi di Inle

Masih di rumah Long Neck Lady, kami bertemu dengan sekumpulan Bule yang memakai Longyi. Jadi Longyi adalah pakaian khas laki-laki Myanmar sejenis sarung yang dipakai keseharian. Nah ada 5 bule sekawan yang berlongyi ria yang kami ketemui di temple Inle. Eh siapa sangka ketemu mereka lagi di rumah Long Neck Lady.

Isabella, I wanna take photos with that guys with Longyi, 
it is unique the way they wear it, kataku
Hey Guys, my friend want to take pictures with you, 
kata Isabella yang sontak membuat wajahku merah padam

Well paling tidak kehinaan di Inle membuat ku berphoto dengan bule pake Longyi hihi 😀

8. Photo Saudagar di Inle

Kehinaan lainnya yang kami lakukan di Myanmar adalah ketika saat  pulang tidak jadi hunting sunset di Danau Inle. Akhirnya kami bertiga bergaya bak “Saudagar kaya raya” dengan naikin kaki di perahulah, berphoto ala-ala. Padahal senangnya gratisan.

Kehinaan sok jadi Saudagar!

9.Gagal disangka warga Myanmar

Kami sangat berharap muka kami dianggap sebagai muka lokal. Bahkan aku sengaja membeli Tanaka dan mamakainya sepanjang perjalanan. Tujuannya adalah mengindari membayar retribusi jika ingin masuk Inle karena di Myanmar jika masuk ke Inle dan Bagan harus bayar. Hinanya pas kami sehari-hari dianggap muka lokal eh pas di tempat wisata eh kelihatan muka turisnya. Gagal deh jadi warga lokal Myanmar, padahal sudah ngarep banget.

Kurang hina apa coba beli Longyi dan Tanaka demi menyamar menjadi warga Lokal namun gagal? haha 😀

Saudagar di Inle

 

10. Gak jadi Mandi di Inle, Myanmar

Excuse me sir, can we pay for taking shower here, 
tanyaku kepada seorang Pria Myanmar

You can take shower free here, jawabnya dengan ramah

Eh dengan semangat 45 Melisa mengajak Ade untuk mandi di tempat itu, sementara aku menunggu mereka. Wajar sejak ketibaan hari Kamis kami belum mandi sudah 3 hari. Dan jam 6 sore bus kami akan datang menjemput sementara jam menunjukkan jam setengah enam sehingga kami hanya memiliki 30 menit untuk mandi sehingga kami grasak grusuk buru-buru berharap bisa menumpang mandi gratis. Apa daya ternyata kami harus menelan lidah karena si kawan PHP-in kami karena pas masuk ke dalam kamar mandi katanya lagi ada orang sehingga kami bertiga dengan muka kecewa pun balik menuju tempat untuk jemputan ke Kota Old Bagan.

Alhasil tidak mandipun berlanjut.

Kehinaan yang tidak mandi 3 hari!!!

 

11. Jatuh dari Motor demi mengejar Sunrise di Old Bagan

Gara-gara mengejar sunrise di Old Bagan yang fenomenal dengan Air Ballonnya, aku, Melisa dan Ade naik e-bike kayak orang kesetanan demi mendapatkan sunrise padahal kami baru nyampe di Bagan itu sekitar jam 3an.

Nya, di otakku cuma ada Sunrise kalau tidak dapat aku akan kecewa, kata Ade

Akhirnya seperti membabi buta dengan bantuan map offline aku ganti-gantian dibonceng Melisa dan Ade naik e-bike. Nah pas bersama Ade saking ngebutnya akhirnya kami berdua terjatuh dari e-bike pas subuh-subuh itu. Hinanya lagi si Melisa tidak tahu kalau aku dan Ade jatuh dari e-bike. Untungnya kami berdua tidak apa-apa.

Demi ngejar Sunrise dan Ballon di pagi buta, hinapun tak palah!

12. Ban Kempes demi Photo Eksis

Gara-gara demi “Photo Indah”, maka ban e-bike dikorbankan.Jadi ceritanya Ade menunjukkan photo naik e-bike dengan latar belakang Candi.

Nya ambil banyak photoku ya dengan e-bike dengan latar Candi, kata Ade

Entah pas giliranku meniru Ade, e-bike yang aku naiki bannya kempes.

Damn, bannya kempes de, kataku!

Akhirnya dengan bantuan warga lokal serta sifat sok asik dan SKSD tingkat tinggi, aku meminta bantuan warga lokal itu untuk menelepon pihak pemilik E-bike kami untuk mendatangkan montir memperbaiki E-bike kami itu. Padahal itu warga lokal kagak bisa Bahasa Inggris, aku hanya menunjukkan ban kempis serta nomor telpon yang tertulis di ebike serta mengasih tunjuk telepon. Untungnya warga lokal baik dan membantu kami menelepon pemilik untuk datang padahal kami tidak tahu kami sedang berada dimana.

Di penantian e-bike rusak untuk  diperbaiki kamipun “menggila” dimana kami menikmati waktu dan bercanda ria.

Kehinaan demi sebuah photo berujung padamenggembel di bawah pohon di terik matahari sambil bercanda dengan warga lokal Myanmar!

13. GPS Offline sehingga Map Offline tak terbaca

Kehinaan Melisa ketika dia mengeluh kenapa Map Offlinenya tidak bekerja sehingga mencari tempat berburu sunrise di Bagan susah.

Kenapa ya Peta Offline ku tidak bisa? 
tanya Melisa

Mendengar keluhan itu akhirnya si Ade mengotak-atik HP si Melisa dan menemukan kejanggalan.

Gimana mau bisa pakai Offline Maps, GPS mu mati Mel, 
kata Ade dengan mengejek penuh kebahagiaan

Ternyata Melisa belum menyalakan GPS di Hpnya

14. Aku tidak bisa Baca Peta Offline Mandalay

Ternyata tidak Melisa saja yang hina, aku yang suka jalan-jalan melanglang buana udah kemana-mana ternyata tidak bisa membaca peta. Aku sering salah antara kiri dan kanan sehingga si Ade sampai stress habis saat berjalan berdua di Mandalay, Myanmar.

Hey Nya, belajar baca peta, katanya dengan muka tak percaya menahan dongkol

Meefkan daku yang tidak tahu mana kiri dan kanan, kataku sambil menahan tawa 🙂

15. Tak tahu diri Naik ke Candi saat ada tulisan Do not Climb

Gegara mengikuti jejak Bule, aku, Melisa dan Ade harus berpikir keras untuk naik ke Candi yang susah dinaiki. Padahal ada tulisan Do not Climb dan jujur jangan dicontoh karena itu adalah perbuatan tertolol yang pernah kami lakukan. Aku si takut ketinggian sampai deg-degan tingkat tinggi bahkan untuk naik ke atas saja aku harus diangkat Ade dan seorang Bule yang kami ikutin naik. Eh lama-kelamaan tidak hanya kami berenam di atas puncak Candi malahan jadi ramai sekali sampai orang Myanmarnya marah.

Hey you, go down, teriaknya dari bawah sambil membawa senter

Kami beserta para Bule beramai-ramai yang tak tahu diri bukannya turun malah bersandar ke belakang biar tidak kelihatan petugas sambil menunggu Balon Udara. Akhirnya karena pengunjungnya bandel si petugasnya malah capek sendiri.

Kurang hina apa coba?

Gara-gara photo keceh tak jelas kami mengikuti jejak yang salah, please jangan ditiru.

16. Melisa diminta Tiket Old Bagan

Kehinaan berikutnya saat kami hunting sunset di Old Bagan. Aku dan Ade masuk duluan mengikuti turis lain sementara entah lah kenapa si Melisa terpisah dari kami karena keasikan mengambil photo. Buat sekedar informasi, kami masuk ke Old Bagan Myanmar itu sebagai turis gelap kami tidak membayar uang masuk $20 dollar per orang sehingga tidak diperbolehkan masuk kedalam beberapa temple. Eh pas ditanya dimana karcis si Melisa pura-pura lupa bawa, untung ini anak gak dideportasi kalau tidak bertambah kah kehinaan perjalanan kami jadi tinggi “banned” 😀

17. Diare sehingga Jadi Gembel di Yangoon

Gara-gara nasi diubek-ubek pakai tangan si Ade drop di hari terakhir perjalanan kami. Ade hampir sakit sehingga mengakibatkan dia dalam stadium butuh tidur karena dalam perjalanan Mandalay-Yangoon dia tidak tidur serta makan kami yang mencari halal namun tak ada uang akhirnya maka pinggiran jalan jadinya membuat Ade “diare”. Alhasil saat sampai di Sule Pagoda kami mencari tempat tidur dan pilihannya di Taman dekat Sule Pagoda. Akhirnya si Ade tidur di rumput yang menjadi penutup kehinaan kami selama di trip di Myanmar.

Nah pelajaran bisa dipetik dari kejadian semua kehinaan yang kami alami adalah bahwa segala persoalan dan masalah pasti memiliki jalan keluar dan solusinya. Walaupun hina dina karena kami menikmatinya sehingga kami dalam melakukan perjalanan bahagia dan senang.

So enjoy your life!

Salam

Winny

Published by Winny Marlina

Indonesian, Travel Blogger and Engineer

82 thoughts on ““Kehinaan” Perjalanan ke Myanmar

  1. Meskipun “hina” tapi kan seru banget ya Win! Hahaha 🙂

    Aku suka banget dengan penutupnya. “Segala persoalan dan masalah pasti memiliki jalan keluar dan solusinya”. Keren Win!!

  2. Yang hina gini malahkalau d ceritain rame2 seru sekali mba win haha.. bersa iklan peremn ya sandalnya hilang jalan lalalili pede gitu haha beneran seru bacanya

      1. Ada lagi sih win. Sakin mau makan hemat, beli tom yam tp isi kol semua sama air. Wakakaaaa. Itu agak ngakak gw.

  3. ngeri ya ceritanta, sampai berdarah-darah gitu (temenku waktu trip ke singapore juga pernah, sandalnya putus, malah sampai dua kali,putusnya, apes banget temenku) sooo kalo jalan jalan jangan lupa bawa sandal double

  4. Hahaha Win, ini perjalanan seru yang bakal terus bisa ditertawakan nantinya bersama teman perjalananmu. Keren pokoknya perjalanannya Winny CS

  5. Saya setuju dengan teman-teman komentator lain. Biarpun hina tapi perjalanannya jadi seru, haha. Tinggi banget ya candi di Bagan itu, sampai bisa naik dan foto dari atas. Padahal sempit lho langkannya. Rawan jatuh pula. Jangan diulangi lagi ya soal naik ke candinya, haha. Demi keselamatan pengunjung dan candi. Kan nggak seru kalau candinya rusak gara-gara suka dinaikin (eh kok jadi nyinyir begini sih gue, haha).
    Mudah-mudahan suatu hari bisa jalan ke Bagan, deh. Pengen melihat candinya satu per satu, hehe.

    1. itu dia Gara emang gak patut dicontoh, jd pelajaran kalau nyari sunrise banyak kok tempatnya ntar mau buat di cerita lain. eh klau ke Bagan pasti dirimu bakalan puas

      1. Nyasar ampe masuk kampung kampung kumuh, gue udah bingung sendiri siapa orang begi yg mau kesini hahahha

  6. Hebat kejadian “hina dina” atau sy lebih suka nyebutnya konyol dan apes, sampai 17 kejadian mbak. Tapi emang seru, meski begitu tp krn punya tman2 yg ‘crazy’, maka konyol ttp bahagia, haha…

    Btw, koq di yangoon sendalnya bisa hilang ya, dicuri atau apa ya… trus yg nomor 6, kirain dicium bule cowok, awalnya kukira juga bukan cium pipi, tapi yg lain, huhu….

    Seru mbak Winny ya, jadi traveller bnyak kejadian yg unik bhkan konyol…

  7. mau banget lho diajak ke Bagan Win..
    tapi entahlah apa sanggup dirimu berkawan mamak2 buat pelesiran..
    tapi bukan mamak2 bekbek lho ha.. ha..

  8. Kehinaan yang tak terlupakan. Jadi seru perjalanannya. Next Kalo jalan ajak ajak dong win.. aku nggak nolak Kalo bisa #hehehe..

  9. banyak banget kehinaan yang dialami oleh dirimu, mudah2-an tidak sampai dikenai pasal kehinaan …
    btw .. saya juga bete sama kelakuan myanmar terhadap etnis rohingnya

  10. bahahahak traveling bareng temen se geng yang asoy itu emang ashoyyy kaaaakk. wkwkwkwk.
    aku juga pernah sih, sebagai yang satu satunya pernah (melihat) mendirikan tenda doom a la pendaki gitu, aku disuruh deh sama temen2ku pas di curug cikondang, kejadiannya dini hari. aku sok sokan aja ngerti. sampe hampir 1 jam nggak bisa bisa. dikirain tendanya rusak, ternyata kebalik doang. bahahahak
    pas udah dibangun, paginya dilihat ternyata bangunnya salah dan keliatan kayak tenda ngga layak huni haha

  11. Wahh di sekitar medan ada nih kuil yang sama mbak.. lupa namanya soalnya agak susah nyebutinnya.. hhehe

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: