Success is about dedication. You may not be where you want to be or do what you want to do when you’re on the journey. But you’ve got to be willing to have vision and foresight that leads you to an incredible end.
By Usher
Hello World!
Myanmar, 2017
Setelah melakukan aktivitas seharian di Danau Inle dimulai dari subuh-subuh demi mengejar matahari terbit untuk melihat Nelayan Myanmar dengan gaya khas menangkap ikannya, mengunjungi pasar tradisional ala Myanmar untuk membeli Longyi serta melihat pagoda warna-warni, ditambah dengan mampir ke setiap tempat pembuatan kerajinan tangan mulai dari pembuatan tembaga, pembuatan oleh-oleh seperti ukiran, gantungan kunci, patung dari kayu, sampai hasil tenunan dari eceng gondok maka kunjungan yang kami tunggu-tunggu adalah ingin bertemu dengan Wanita berleher panjang tepatnya Pyae Thar Tun Pa Taung, hand weaving centre. Bahkan demi Long–Necked women alias wanita berlehar panjang Melisa rela membatalkan kunjungannya ke Mandalay, tentu saja pilihan itu merupakan pilihan tepat baginya.
Long–Necked women alias wanita berlehar panjang Myanmar sebenarnya bukan karena lehernya yang panjang namun karena di lehernya memiliki kalung yang disusun dari besi/perunggu sepanjang lehernya, sehingga lehernya tidak kelihatan sama sekali. Pas melihat lehernya dipastikan yang dominan adalah kalungnya dengan warna kuning yang menyilau. Pakainnya pun unik dengan pakaian khas serta tak hanya leher, di kaki juga terdapat kalung yang melingkar kaki bak cincin kaki.
Mamakai kalung berupa cincin melingkar di leher sudah menjadi tradisi kuno dari suku Kayan, suku tertua di Myanmar. Saat anak gadis masih muda sekitaran umur 5 atau 10 tahun, mereka akan memulai memakai kalung perunggu di leher dan di kaki, pemakaian jumlah kalungnya bisa 6 sampai 10 kemudian akan bertambah panjang seiring penambahan usia gadis tersebut. Alasan pemakaian kalung pun memiliki banyak versi, ada versi yang mengatakan kalau wanita Myanmar menutupi lehernya agar terlihat cantik, namun ada juga versi lain yang mengatakan untuk melindungi dari serangan binatang. Namun seiring berkembangnya zaman maka wanita Myanmar pada saat sekarang ini sudah jarang memakai kalung yang tersusun sepanjang lehernya. Alhasil populasi wanita berleher panjang sudah menjadi langka sehingga membuat turis penasaran dengan keunikan wanita berleher panjang. Bisa dibilang bertemu dengan Myanmar Long–Necked women merupakan top list banget saat liburan atau berwisata di Myanmar.

Aku sendiri mengira kalau wanita berleher panjang hanya bisa ditemukan di Chiang Mai, ternyata siapa sangka kami beruntung bisa bertemu dengan wanita berleher panjang di Myanmar. Bak kata kami mau berburu Pagoda di Bagan malah menemukan Long–Necked women, itu namanya “beruntung”. Habis dulu pernah punya niat ke perbatasan Thailand demi bertemu dengan wanita Myanmar yang unik namun baru berjodoh pas di Inle.
Pas sampai di sebuah rumah yang dari kayu, di papan ada gambar wanita berleher panjang. Lalu turun dari kapal, aku, Melisa dan Ade masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah banyak terdapat hasil tenunan yang dijual, nah disinilah 3 wanita berleher panjang sedang menenun. Anehnya 3 kursi sudah disediakan untuk pengunjung bahkan keranjang amal dari plastik untuk merekapun sudah disiapkan. Artinya sudah dipastikan sudah menjadi komersial untuk photo dengan Long–Necked women Myanmar. Kalau berphoto maka bisa memberikan uang seikhlasnya yang sudah tersedia.
Bisa dibilang bahwa kunjungan kami ke Long–Necked women Myanmar merupakan puncak perjalanan Inle kami setelah gaya Nelayan Inle yang fenomenal. Hanya saja aku tidak pernah membayangkan bahwa para Long–Necked women Myanmar ini kami temukan di area penjualan tenun. Jadi para wanita berleher panjang sengaja banget diberi kerjaan untuk menenun untuk menjadi daya tarik wisatawan.
Wanita berleher panjang Myanmar ini sangat ramah, bahkan tersenyum kepada kami para wisatawan. Mungkin mereka tahu betul bahwa kami ingin berphoto dengan mereka atau sudah biasa dengan turis yang ingin photo. Bahkan untuk berphoto dengan Long–Necked women antirannya panjang. Karena dipastikan wisatawan juga memiliki antusias yang sama.
Jujur agak segan meminta photo dengan mereka karena pada dasarnya mereka sedang bekerja sehingga takut mengganggu. Namun dengan ramah salah seorang ibu Long–Necked Myanmar mengajakku masuk mendekatinya. Malahan aku dikasih kursi ddan duduk disamping mereka.
Mel, ambil photo cantik ya begitu seruku ketika bersama Long-Necked Myanmar
Eh tiba-tiba seorang cewek dengan muka bule berkata
"Dari Indonesia ya, mama saya juga dari Indonesia, begitu katanya dengan ramah".
Wow, siapa sangka dengan ramah gadis itu menyapa kami duluan ketika mendengar kami berbicara bahasa Indonesia, sontak kami ngobrol panjang dengannya. Kapan lagi ketemu muka bule namun cinta Indonesia padahal seriusan deh pas di Inle itu kami itu agak memalukan apalagi pas edisi photo narsis. Bisa saja kan dia pura-pura gak mengerti bahasa kami, eh ternyata dengan ramah malah kami diajak kenalan duluan.
Nama gadis itu Bella, yang memiliki ayah kebangsaan Amerika dan Ibu kebangsaan Indonesia tapi tinggal di Settle dan Kuliah di Hong Kong. Bella sedang liburan dengan teman-temannya di Myanmar. Bahkan dia sempat menunjukkan photo perjalanannya di Bagan, lengkap dengan hot ballon sementara kami baru keesokan harinya.
Bagaimana kamu bisa berhasa Indonesia, tanyaku dengan penasaran Ibu saya mengajari saya karena Bahasa Indonesia sangat penting, begitu katanya.
Serius ya bertemu dengan sesama yang bisa Bahasa Indonesia itu di negeri orang membuat rasa Nasionalisme semakin menggebu-gebu. Apalagi Bella rela meningglkan teman-temannya sementara demi kami. Dia juga mau kami ajak berphoto bersama dengan Long neck women Myanmar 🙂

Tidak sampai disitu, si Bella sempat membuatku malu tak kalah panjang ketika aku melihat bule yang berpakaian Longyi dan ingin berphoto dengan mereka. Padahal segerombolan cowok ini sudah kami jumpai saat di Pagoda warna-warni, waktu itu aku nunjuk ke Longyi yang mereka pakai. Aku malah sempat salah satu dari mereka berkata “what this girl point at?.
Seolah-olah aku nunjuk ke bagian xxx nya.. Eh malah ketemu lagi di rumah wanita berleher panjang. Mungkin ini namanya jodoh hihiih 😀
Hey guys, my friend want to take photos with you, begitu kata Bella kepada mereka Okay, jawab mereka
Tentu saja membuatku malu minta ampun! Akhirnya dengan salah tingkah akupun berphoto dengan mereka. Sumpah adegan ini amat sangat memalukan bagiku!
Rasanya urat maluku mau lepas saking malunya. Ternyata untuk ukuran “Winny” yang suka jalan-jalan bisa juga malu tak kepayang. Sampai-sampai si Melisa dan Ade tertawa ngekeh melihat tingkahku yang malu-malu kucing.
Akhirnya pamitan dengan para gerombolan bule dengan Longyi akhirnya salah satu dari mereka senyum manis kepadaku lantaran dia telah mengunjungi Bukit Lawang karena dia sempat penasaran dari mana asal kami. Pas kami mengatakan Indonesia dia langsung dengan bangga ” I have been there last week”.
Mungkin si kawan ini merasa aneh tapi yasudahlah yah yang penting berphoto dengan bule pakai sarung hahaha 😀
Setelah adegan memalukan, akhirnya Bella pamitan pulang juga. Nah pas pamitan ternyata Bella mencium pipi kiri si Ade, eh si Adenya malah minta nambah cium pipi kanan. wkkwkwkwkwkwk 😀
Tambuh ciek dia 😀
Dia menahan tangan kanan Bella sambil memberikan pipi kananya. Tentu saja aku dan Melisa menahan tawa. Artinya tidak hanya aku saja yang mengalami “kehinaan”.
Dalam hatiku untung ada teman! teman malu yeeee!
Jadi begitulah cerita pengalaman bertemu dengan wanita berleher panjang kami yang berakhir dengan adegan “kehinaan”, tapi penuh kenangan. Kapan lagi aku merasa malu!! 😉
Baca juga

Rincian Perjalanan Inle, Aktual
Bayar uang masuk ke Inle, Myanmar USD 10/orang
Naik tuk-tuk ke Muhi House 3000 KS/3 orang
Sewa Boat seharian Boat Tour Special Big Tour sunrise to sunset sightseeing Inle 30,000 KS/3 orang
Sarapan gorengan di Pasar Inle 2300 KS/3 orang
Makan siang di Inle 8000 KS/ 3 orang
Tips boat 1700 KS/ 3 orang
Tips ke Nelayan Inle 5000 KS/3 orang
Tiket Bus malam dari Inle ke Bagan 18,000 KS/orang
Total Pengeluaran hari kedua di Myanmar
$10 + 1000 KS + 10,000 KS + 760 KS + 570 KS + 1600KS + 18,000 KS = $10 dan 31,930 KS
= 13640 KS + 31930 KS
= 45,570 KS
Tempat wisata yang dikunjungi di Inle, Myanmar
Sunrise melihat fisherman lengkap dengan gayanya yang unik, Taung Toe untuk melihat Market (Pagoda), In Paw Khon untuk melihat Silk and lotus weaving, Nampan untuk melihat Floating Village, Tobbaco and making boat, Phaung Daw OO Pagoda untuk melihat Buddha Image, Shwe in Den Pagoda untuk makan siang, Ywa Mah untuk melihat Long Neck Women Golad and Silver Umbrella, Kaylar (fisherman Village) dan tomato garden, Maing Thauk dan Nga Phe Chaung Monestery.
Salam
Winny
Ngelihat wanita leher panjang , …. Terasa gmn gitu…ngilu Win
gimana kus??
Ngilu Win
seru ketemu masyarakat lokal…
kapan ya jalan jalan ke luar negri…
yuk ardi jalan kita
Nabung duluu… Huahahaa… 😆
justru terlihat menakutkan loh kalau berleher panjang kayak gitu, apalagi ketutup ama kalung perunggu. seperti kepalanya lepas deh, hihihih
udah jadi tradisi kak
kalau boleh tahu, winny bekerja sebagai apa ya? kok bisa jalan-jalan ke mana-mana. saya jadi pingin juga. btw kalau mau bepergian bekal yang harus dibawa apa saja ya?
halo winterwing aku masih buruh pabrik kok 🙂
ini kelihatan jalan-jalan mulu karena blognya memang khusus tentang travelling. kalau mau bepergian bawalah tekat, kemauan, dan uang secukupnya saat travelling
dalam setahun biasanya traveling berapa kali?
tergantung 🙂
Seru banget Winny..ini udah keliling Asia Tenggara semuanya ya…
belum kak brunai, laos, vietnam blm 😀
Kalau nggak salah karena memakai kalung itu lehernya memang bertambah panjang beneran Win, haha 😆
beneran panjang ya
repot banget pakai gelang gitu
iya kak makanya zaman skrang tdk ada lagi
Mungkin gara2 pake kalung itu sehingga lehernya memanjang. Saya jadi ngeri sendiri mengapa di zaman modern kayak gini masih ada yg seperti itu. Apa nyaman dan gak sakit ya?
Saya juga penasaran, mereka merasa kesakitan gak ya??
nah itu membuat penasaran juga
Kirain Kak Winny nanya kemarin ke penduduk lokalnya, hehe..
kagak hihih penduduk lokalnya sibuk bekerja dan menenun
mungkin sakit itu shiq
Kak, itu lehernya beneran panjang kok, jarak kepala sama pundaknya nganu 😓
iya beneran panjang
Tadinya aku berpikir mereka itu memang punya leher pnjang, tp apa memang tdk bgtu? Soalnya Winny bilang itu krn bnyaknya kalung2 besi/perunggu di sepanjang leher mereka (apa gak berasa kaku ya, psti gak luwes tu saat menunduk).
Tp apapun itu, unik jg ya, dan lbih unik lg, mereka bisa dijdikan objek wisata, 😁😁
bisa jdi memanjang karena lama dipakai
Daritadi bacanya sambil megangin leher mbak. Ngilu.. 😭
mungkin karena tradisi ya
agak serem sie sebenernya, karena gak biasa aja. tpi bagi mereka makin panjang makin cantik .. ya gmn ya
itu khasnya
Seru ya bisa jalan bareng yang ga jaim dan malu2in hehe
iya teman nya seru
Paling banyak berapa y Mbak yg dimasukan ke leher mereka..
waktu gk nanya
Bayangin aja dah ngilu, apalagi pas dibuka bagian lehernya……
# lari……….
iya serem mah kalau dibuka 😀
unik banget wanita leher panjang ini ,,, ga apa2 mesti bayar untuk ikutan foto, kapan lagi foto bareng sama mereka, siapa tahu beberapa tahun kedepan sudah tidak ada lagi wanita leher panjang, anak mudanya sudah kebanyakan main gadget kiblatnya ke barat sana .. haha
betul kak udah jarang