“I’d rather regret the things I’ve done than regret the things I haven’t done”
By Lucille Ball
Hello World!
Mataram, 2018
Kalau mendengar Lombok, maka yang ada dibenak kita itu pasti tak jauh-jauh dari Pulau Gili Trawangan, terkenal dengan destinasi Bulan Madu. Padahal Lombok tidak sekedar Pantai atau Pulau saja. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan yaitu mulai dari jelajah kulinernya, mengunjungi Desa Adatnya hingga ada juga air terjun loh. Sayangnya pas kedua kali ke Pulau Lombok, saya belum berkesempatan mengunjungi Air Terjunnya. Yang pertama ke Pulau Lombok tahun 2010 kedua di tahun 2018 itupun karena bisnis trip. Kalau trip pertama ke Lombok ala backpackeran dengan teman kuliah di Teknik Industri USU, maka trip kedua bersama rekan kerja di Loreal Indonesia, Maulina dan Ayu. Bahkan keduanya rela terbang dari Jakarta dan Surabaya demi jalan bareng ke Mataram. Ceritanya ini adalah girls trip. 🙂
Selama 2 hari di Pulau Lombok ada 7 hal yang bisa kami lakukan.
1. Mengunjungi Desa Adat Sasak di Desa Ende dan Desa Sade

Setidaknya ada dua Desa Adat atau Sasak Village yang kami kunjungi. Pertama mengunjungi Desa Sade bersama Maulina, kedua Desa Ende bersama Maulina, Yudi dan Ayu. Kalau Desa Sasak terlalu komersial, berbeda dengan Desa Ende masih ASRI. Lokasi Desa Ende pun sebelum Desa Sasak. Sewaktu menuju Desa Ende kami sudah ditunggu warga local untuk menjadi guide kami. Kami berempat melihat pertunjukan tari khas Sasak, dua bocah kecil yang menari sambal main pedang-pedangan kemudian disusul oleh dua orang Dewasa, disekitarnya penonton berupa pengunjung. Kami juga dibawa keliling Desa oleh guide kami, meski kami itu mengejar waktu. Menurutku Desa Ende lebih alami, masih perkampungan sekali. Ada lumbung padi, bisa melihat sapi bahkan kami dipersilahkan masuk kedalam rumah asli Suku Sasak. Pintu masuk rumah Sasak lebih rendah daripada atapnya sebagai bentuk penghormatan kepada sang tuan rumah. Kemudian kata guide kami wanita belum bisa menikah kalau tidak bisa menenun, Terus langsung aku berkata,”pantas saja aku tidak nikah-nikah ya Pak” 😀
Di Desa Ende jugalah Maulina dan Ayu disambut oleh anak-anak sambal berkata “Selamat datang, semoga bahagia”. Penduduk Desa sangat ramah sampai Maulina dan Ayu senyum-senyum pas anak-anak kompak mengucapkan salam kepada mereka. Oh ya di Desa Ende juga aku sempat mencari tas ngehits ala Lombok gegara Raisa yang dititip Ana. Karena harganya mahal sehingga tidak jadi beli. Meski mengunjungi Desa Ende singkat tapi aku cukup mendapatkan gambaran tentang Desa Adat Ende serta bertemu dengan Ibu-ibu yang sedang mengayam. Bagi yang ingin mengunjungi Lombok maka letak dari Desa Ende ini lebih dekat dengan Bandara Lombok. Untuk tiket masuk ke dalam Desa Ende itu seikhlasnya dan pembayaran tourguidenya juga seiklasnya.
2. Mencoba kuliner Lombok

Ayu mengajak kami ke Pantai Senggigi untuk mencoba pizza sambal menikmati Sunset. Aku, Maulina, dan Ayu makan pizza persis didepan Pantai dengan harga Rp210.000/3 sudah termasuk minum dan pasta. Rasanya begitu nikmat mencoba kuliner walau Pizza bukan asli kuliner Mataram. Aku juga sempat diajak makanan khas Lombok berupa Ayam Taliwang yang rasanya makjos serta nasi Balap Puyung dengan sambal yang pedas mantap. Tidak hanya itu, Ayu juga mengajak kami makan seafood di depan Pantai Nipah. Sebuah warung dengan seafood sebagai andalannya. Kami berempat menghabiskan Rp240.000 untuk makan siang di depan Pantai Nipah setelah pulang dari Pulau Gili Air. Kalau ke Mataram wajib mencoba kuliner seafoodnya. Selain itu ada juga sate Bulayak yang menjadi makanan khas Lombok.
3. Mengunjungi Pura Meru

Pura Meru merupakan Pura tertua di Mataram, Lombok NTB. Pertama kali aku mengunjungi Pura Meru sendirian terus bertemu dengan Pak Roland dari Ambon. Waktu itu aku menunggu Maulina dan Ayu agar masuk ke dalam bersama eh ternyata Ayu menganggap Pura Meruye sama dengan Pura Meru. Menunggu mereka tak kunjung tiba, akhirnya aku sendirian masuk ke dalam Pura Meru karena kalau tidak masuk akan sorean. Untung ada Pak Roland yang kebetulan minta diphotokan sehingga aku masuk kedalam Pura Meru. Harga tiket masuk kedalam Pura Meru Rp20.000, cukup mahal menurutku namun karena Pura tertua di Mataram akhirnya aku masuk saja. Di dalam Pura Meru sore hari lumayan bagus meski agak spooky karena sepi. Nah pas balik dari Pura Meru baru ketemu Maulina dan Ayu karena aku dan Pak Roland jalan menuju Pura Meruye. Ayu dan Maulina sampai merasa amazed karena aku tiba-tiba berkenalan dengan Pak Roland.
4. Pantai Senggigi
Aku sangat suka dengan Pantai Senggigi meskipun hanya bisa dilihat saja. Selain Pantai Senggigi, pemandangan Puncak Malaka juga sangat memakau. Banyak penjual jagung bakar disekitarnya sehingga kalau sore-sore makan jagung sambal menikmati sunset dipastikan benar-benar liburan.
5. Berlibur di Pulau Gili

Ada 3 Pulau yang bisa dikunjungi di Lombok yaitu Pulau Gili Air, Pulau Gili Meno dan Gili Trawangan. Transportasinya cukup mudah baik menyewa kapal atau dengan ramean berbaur denganw arga local dalam satu kapal. Dari 3 Gili, aku masih mengunjungi Gili Trawangan yang rame dengan turis serta Gili Air yang ternyata seru juga. Yang aku suka dari Lombok adalah airnya yang jernih dan bersih. Kalau kata orang butuh Vitamin Sea, maka cocok ke Lombok, NTB. Yang lucu sekarang Gili sudah memiliki ayunan dengan nama Pulau yang membuatnya semakin iconic. Cuma kalau mau ke Pulau sebaiknya menginap, bisa pulang hari tapi tidak akan puas.Untuk harga tiket sekali penyebarnagan ke Pulau Gili berskiar Rp15.000-Rp30.000. Semakin jauh semakin mahal, dan lama perjalanan 20-30 menit saja.
6. Belanja Cindramata Khas Lombok

Kalau ke Mataram tidak sah jika tidak berburu oleh-oleh khas Lombok. Yang aku suka dari oleh-oleh Lombok itu berupa Mutiara baik itu Mutiara Laut maupun Tawar. Mutiara bahkan banyak dijajakan di pinggir jalan, aku sempat membeli cincin Mutiara pas aku dan Maulina makan durian di Kota dengan harga Rp150.000 saja. Bentuk mutiranya juga unik-unik mulai dari cincin, gelang, anting-anting sampai bross. Bikin khilap kalau lihat Mutiaranya. Bahkan aku, Maulina dan Ayu menyempatkan hunting Mutiara di Toko Emas. Selain Mutiara, kami juga hunting oleh-oleh di supermarket oleh-oleh Sasaku di area Senggigi. Di Sasaku bisa membeli banyak hal mulai dari kain tenun, dompet, tas dan masih banyak lagi.
7. Wisata Religi di Islamic Center Mataram

Kalau di Pulau Bali mayoritas penduduknya adalah Hindu maka di Pulau Lombok mayoritas penduduknya beragama Islam. Salah satu tempat menarik untuk dikunjungi di Mataram yaitu Islamic Centernya dengan Masjid yang cantik. Kami sempat melewati depan Islamic Center Mataram. Dari luar aku sangat kagum dengan bangunan dan design dari Masjid.
8. Menikmati sunset di Pantai-Pantai Lombok

Sunset di Pantai-pantai Senggigi memang cantik nan rupawan. Warnanya orange dengan deburan ombak yang memikat. Aku sangat suka menikmati sunset di Lombok, salah satunya saat kami makan di sebuah Restauran Italia, area Pantai Senggigi. Saat melihat matahari tenggelam, perasaan terasa damai, seolah beban hidup tenggelam bersama dengan tenggelamnya matahari.
Selain dari 7 hal yang kami lakukan selama 2 hari di Lombok, masih banyak yang bisa dilakukan. Kalau kata Ayu tidak bisa ke Lombok hanya sekali dua kali, harus berkali-kali karena begitu banyak tempat wisata Lombok, tentu saja aku mengiyakan pendapat Ayu. Meski aku anti mengunjungi tempat dua kali, tapi kalau ada kesempatan mengunjungi Lombok sekali lagi, tentu aku sangat mau sekali.
Salam
Winny
Aku pengen ke Rinjani hahahaha~
masih masuk daftar nih jalan3 ke Lombok..
lumayan sih tiketnya untuk berempat he.. he…, panduan dari Winny mau kk ingat2
Belum pernah lihat langsung Islamic Center di malam hari. Oya, ada batasnya gak kalau malam?
Mbak belikan mutiara mbaak
Baru pertama kali aku ke lombok mbak, dan seperti masih banyak yang perlu di eskplore deh, mungkin Tahun depan kemari lagi….
Pesona dan daya tarik Lombok mempunyai keistimewaannya sendiri ya Win.
betul banget kak
(((pantas saja aku tidak nikah-nikah ya Pak))) Bahahaha, terus akhirnya belajar nenun biar “boleh” nikah? :))
Seruju, Desa Sade itu terlalu komersil menurut saya. Bagus sih untuk wisata, kalau mau cari atraksi, cendera mata, atau hunting foto bagus. Tapi kalau mau liat desa yang lebih autentik, saya lebih suka Desa Ende.
Cobain ke Rinjani ga minat, Win. Bagusnya keterlaluan :))
Aku gak kuat mendaki Gunung Yos
desa sasak ende baru tau aku… Dulu yang kukunjungi cuma desa sasak sade itu..
Ende sebelum Sade Bara
Main ke Lombok tengah dan timur juga asik, cuma kadang masalah keamanan masih jadi pertimbangan. tapi, menurut info yang saya dengar, masyarakat di sana sudah sadar pariwisata, jadi audah lebih aman lah untuk wisata dan menginap di dua daerah itu.
kalau ada kesempatan pasti ke Lombok Timur dan Tengah
Wow great experience ^^
terimakasih