You can blast my other passions, but revenge remains—revenge, henceforth dearer than light of food! I may die, but first you, my tyrant and tormentor, shall curse the sun that gazes on your misery
By Victor Frankenstein

Hello World
Tana Toraja, 26 Desember 2015
Sepulang dari objek wisata Toraja Desa Adat Ke’te Kesu untuk melihat tongkonan dan makam maka kami melanjutkan perjalanan ke objek wisata Lemo, yaitu wisata kuburan ala Toraja yang merupakan makam para bangsawan yang diletakkan di dinding bukit berjajar rapi lengkap dengan deretan Tau-Tau. Tau-tau berupa manifestasi orang yang ada di kuburan yang telah meninggal. Pokoknya kalau lihat brosur wisata Toraja salah satu yang iconic itu merupakan Lemo, makam bangsawan Toraja.
Kami keluar dari Kete Kesu sudah agak sore sekitar jam 3 sore dan kami menunggu angkutan umum untuk sampai ke simpang jalan dengan ongkos angkot Rp10,000/3 orang lalu melanjutkan angkutan dengan mobil Pribadi yang rupanya angkutan umum di Toraja ke arah Makale. Sebelumnya kami sempat membeli minuman di Afamidi dekat simpang jalan ke Kete Kesu. Lucunya kak Indri sempat berceloteh “jauh-jauh ke Toraja akhirnya ke Alfmidi juga”, hahahha 😀
Melanjutkan perjalanan dengan angkot kami sudah mengatakan kepada pak supir untuk menurunkan kami di Lemo, wisata Toraja. Nah pas sampai di Gang Lemo ternyata jalanan sedang diperbaiki sehingga kami pun melewati rumah orang yang sedang diperbaiki karena kebaikan si Bapak yang membantu kami.
Dari simpang Lemo, kami lagi-lagi berjalan kaki yang lumayan mendaki. Nah pas jalan rupanya kami menemukan Tongkonan tua dan unik. Kalau menurutku jauh lebih eksotik daripada di Ke’te Kesu terus gratis pula. Pokoknya kenyang lihat Tongkonanlah di Toraja. Puas lihat tongkonan!

Di Tongkonan ini kami agak lama sampai akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke Lemo pas hujan. Kalau bukan hujan kami mungkin masih lama di Tongkonan Lemo. Padahal jam menunjukkan sudah jam 5 sore saat kami masuk ke dalam Lemo, yang akibatnya agak “Spooky”. Padahal kalau dibandingkan Londa yang penuh dengan erong (peti mati) dan tengkorak serta tulang atau makam Kete Kesu yang tulang dan tengkorak berserakan di jalan, maka di Lemo sebenarnya agak mendingan, hanya saja karena jam 5 sore berhujan pula maka serius “horror”. Horor buatku ya!

Sayagnya kami tidak terlalu lama disini karena hujan sehingga kami berteduh di rumah bapak berjualan souvenir khas Toraja yang aku membeli postcard seharga Rp5000. Oh ya untuk tiket masuk ke Toraja seharga Rp20.000/ 3 orang, diskon untuk 1 orang.

Nah pas berteduh di toko souvenir cukup lama padahal kata pak souvenir Lemo itu masih ada dibelakang Tebing, tapi dengan waktu dan cuaca akhirnya kami lebih memilih melihat dari depan saja. Karena waktu sudah hampir jam setengah enam akhirnya kami pulang dengan kondisi hujan. Pas hujan ada bapak yang kasihan denganku, Kak Indri dan Lukman sehingga kami diberi tumpangan ke gang karena si Bapak hendak ke Makale. Rezeki anak soleh, pas hujan eh dapat tumpangan gratis. Hingga pas di gang besar untuk kearah Rantepao rupanya bapak penjual souvenir mengizinkan kami ikut dengan mobilnya hingga mengantarkan kami ke rumah Kak Olive padahal kami hendak bayar eh si bapak tidak mau, Jadi double rezekinya ya?
Begitulah perjalanan itu selalu memiliki cerita tersendiri.
Salam
Winny
Whoaaaa aku pengen banget ke sini 🙂
kakak suka kebudayaan juga kan ya kak
Suka bingiiiiit 🙂
toss sama kak
huaaa, ini juga nggak ada fotoku.. *narsis tingkat akut*
biarlah perjalanan budaya, petualang tetap cari ase di alfamidi. ahahahaaaa..
photo kakak yang keren di ramang-ramang kak 😀 ntar pas di ramang-ramang
seru jadi rindu kakak lagi
Sirik pokoknya aku ndak diajaaak 😥
ayo kakak Rinta kita jalan lagi
Kagum sama kuburan tua di bukit batu itu.
sama kak salut gimana buatnya
Foto makamnya ada yg lebih zoom in gak? Ane penasaran nih, hehe..
yusuf makamnya yah tebing itu loh
Mau melihat zoom in mayatnya..
kalau d lemo susah dapatnya yang banyak di londa https://winnymarlina.com/2016/01/04/trip-ke-londa-kuburan-dalam-goa-tana-toraja/
Oke, melaju ke sana..
itu gunung atau bukitnya dipahat atau gimana ya, mbak?
dipahat mas dengan manual lalu dimasukkan mayatnya
Woh…. Brp lama itu butuh waktunya?
bisa 3 bulan sampai 6 bulan
Duhh rada spooky2 gimana gitu ya tempatnya
karena sore kali ya kak
Salam kenal di blog saya blog gado gado😁😁😁😁😁
salam kenal imvalta, terimakasih telah berkunjung
follow back…
Ongkos angkotnya lucu, tapi tempatnya keren-keren. 😀
murah ya?
lucu aja, 10ribu buat bertiga. hehehe. 😀
Iyah, rumah tongkonannya berasa klasik banget, memang ditumbuhi tanaman menjadikannya seolah tidak terurus tapi memang kelihatannya lebih otentik dan lebih berwibawa. Dan saya baru lihat bagaimana tau-tau dan kompleks kamar-kamar gua di tebing itu dari jauh–ternyata memang mereka sudah berdiri sebagai penyambut (dan sekaligus pelindung) juga penjaga dari kompleks pemakaman itu, ya. Unik… saya yakin kebiasaan ini sudah berlangsung dari lama, lama banget, bahkan sebelum tahun menemukan angkanya… :hehe.
Gara kayaknya wajib kesana deh secara u suka sejarah dan budaya kan
Mudah-mudahan ada kesempatan kan :amin.
Serasa ikut Winny jalan-jalan. Kebaikan dijumpai di mana-mana ya, pertolongan di saat yg tepat. Siap perjalanan berikutnya….
iya kak rynari, kadang Tuhan memudahkan jalan eaa hahah
Mau dong kapan2 diajak jalan2… nih makam aku tahu sejak jaman SD dulu, dibuku sejarah yang lepek itu ada fotonya… tapi sayang, aku belum pernah menginjakkan kaki di tanah sulawesi 😦
foto lemo kak di buku sejarah?
Duhh. Pengen bngt ke torajaaaa 😘😍
sayang dirimu udah keburu pindah ya jen
Foto tengkorak dan goa2nya nga ada yach win. Kalau dengar cerita tmn2 sich pada spooky gitu yach hiksss seram.
kalau di lemo gk ada adel tapi yang di londa banyak https://winnymarlina.com/2016/01/04/trip-ke-londa-kuburan-dalam-goa-tana-toraja/
Belum baca yg ini. Okeee terima kasih linknya
sip kalau itu full tengkorak
Woooaahhhh! Aku pengen banget kesini. Serem tapi penasaran. Mungkin lebih baik kalo datengnya pagi2 dan sore udah pulang kali yah. :i
bisa kok kak ngak pake nginap di toraja
Wisata yang menarik tapi agak horor ya win 🙂
gk sehoror itu sebenarnya Nina
asyiknya jalan2 sudah sampai kesini …
jadi mupeng …. salah satu tujuan wisata impianku nih ….
pasti nanti bisa kesana lg mas