Backpacker ke Malaysia sehari


Best way to not get your heart broken, is pretend you do not have one

(Charlie Sheen)

batu caves
Kami di batu caves

Hello World!

Kualalumpur, 2 Maret 2015

Waktu menunjukkan jam 8 malam di Hatyai, waktunya aku, Ade, Ilham, Sarta, Sarah dan Reza bersiap perjalanan malam kami menuju ke Kuala lumpur. Sengaja kami memilih bus malam untuk menghemat biaya penginapan serta lama perjalanan kurang lebih 10 jam. Sebelumnya jam 7:30 menit kami sudah dijemput menuju ke kantor pusat bus berada dimana para wisatawan yang rata-rata bule berada. Mungkin hanya kami saja warga Asia yang berada di bus malam pada waktu perjalanan ini. Kami di drop di pusat bus untuk mengumpulkan penumpang dan di kantor ini bisa sholat magrib karena ada musholla. Ade dan Reza sempat sholat di kantor travel bus, sedangkan yang lainnya asyik di dunianya sendiri bermain HP memanfaatkan fasilitas wifi yang ada. Memang perjalanan selama di Hatyai kami paling banyak menggunakan wifi karena si Reza yang sok gaya mau membeli kartu perdana malah tidak jadi beli lantaran persedian Bhatnya yang terbatas. Berbeda dengan saat di Malaysia, ada Ade yang menjadi bank kami sekaligus pusat wifi kami karena dia membeli kartu dana Malaysia.

Batu Caves Kuala lumpur
Batu Caves Kuala lumpur

Setelah kami mengumpulkan pasport kami untuk pengisian nomor urut bangku di dalam bus, kamipun satu persatu memasuki bus malam menuju ke Kuala lumpur. Dalam perjalanan kami menuju Malaysia, ada satu bule yang menarik perhatian kami karena keanehannya. Kalau dari segi muka dia kelihatan seperti Justin Timberlake tapi dari segi sifat agak “aneh”, dan “nyentrik”. Kenyentrikannya ketika dia membawa kotak dari plastik diseret kemana-mana saat di imigrasi Thailand dan Malaysia. Dia sempat jadi bahan ceritaan teman-temanku, walau sepanjang perjalanan kami lebih banyak tidurnya. Bus malam kami sempat berhenti untuk makan malam, tapi kami memilih di dalam bus saja karena keajaiban perjalanan kami ketika uang Bhat kami habis total terpakai di Hatyai dan koin receh terakhirpun kami beli aqua untuk diminum bersama-sama sehingga pas makan malam kami memilih tidur cantik. Untungnya aku, Sarta, Ilham dan Reza makan nasi goreng ayam dari pasar apung sebelum berangkat sehingga perut kami agak terisi. Untuk kesan selama perjalanan malam dari Hatyai ke Kuala lumpur ketika di imigrasi. Jadi kami disuruh untuk membawa tas kami saat di imigrasi tapi ada satu cewek bule yang meninggalkan tasnya di bus, nah tiba-tiba sang kondekur bus melemparkan tas si perempuan bule saat di imigrasian. Serem kan? Syukurnya kami patuh taat akan aturan sehingga kami tidak mengalami hal tersebut.

 

KL Sentral
Sarah dan Bang Hamydy di KL Sentral

Untuk bus malam Hatyai agaknya kurang senyaman bus dari Kualalumpur ke Penang. Masih ingat ocehan Ade “Nya, gak bisa sandar kayak bus di Penang itu”. #plak hahahah 😀

Tapi walau tidak nyaman akhirnya selama perjalanan kami malah tertidur hanya bangun ketika bus berhenti di tempat makan, imigrasi Thiland lalu imigrasi Malaysia. Terakhir berhenti kami sudah sampai di Pudu Sentral jam 4 pagi. Agak kasar membangunkan penumpang apalagi wajah-wajah bangun tidur kami yang menyedihkan ditambah harus mencari penginapan. Lengkaplah luntang-lantung kami di negeri orang, terus si Reza dan Sarta dengan idenya untuk nongki cantik di Seven Eleven Malaysia eeh ternyata tidak ada tempat duduk. Sarah langsung berkata “lue kate Jakarta yang punya tempat duduk”. Alhasil kami berjalanan mencari penginapan disekitar Pudu walau dalam listku tempat yang kami tuju agak jauh jalan kaki. Untungnya Ade dan Reza menemukan uncle yang baik hati yang membolehkan kami check in jam 5 pagi tapi bayarnya sehari saja. Mungkin dia sedih melihat kegembelan kami. Untuk penginapan kami berjumlah 1 saja untuk 5 orang saudara-saudara karena Sarah akan pulang hari ini juga sementara kami baru pulang keesokan harinya. Untuk biaya penginapan kami yang check in jam 5 pagi check out jam 12 siang keesoakna harinya seharga 120 RM/5 orang. Not too bad lah ya! apalagi penginapannya ada AC dan TV, terdiri dari dua kasur, aku dan Sarta sekasur sementara Ade, Ilham dan Reza sekasur. Untuk syarat penginapan kami tidak boleh berisik tapi untuk gaya teman-temanku tidak meyakinkan. Oh ya aku dan Sarta malah dianggap kebo karena kami tidak menyahut ketika kami dibicarakaan, maklum kami kecapean sekali.

Batu caves KL Malaysia
Ade di Batu caves KL Malaysia

Jam 9 akhirnya kami bersiap pergi untuk sarapan karena Sarah harus ke Bandara jam 2 siang. Kami munuju ke KL sentral dari Pudu dengan MRT seharga 1,3 RM untuk sekali perjalanan. Kl Sentral terhubung dengan Mall, tempat kami untuk sarapan pagi merangkap siang. Di tempat ini pulalah kami menunggu Bang Hamydy sebelum akak Sarah pulang ke tanah air. Untuk tempat yang kami pilih adalah food station untuk makan dan mie nya sangat sedap, kami sempat bercanda sampai akhirnya Banga Hamydy muncul lalu bersama-sama mengantarkan Sarah dengan kereta cepat ke KLCC. Well, satu anggota jalan-jalan kami pulang ke tanah air dan kami mengajak Bang Hamydy untuk nongki di Bukit bintang nanti malam yang segera bang hamydy iyakan.

Untuk mengisi kekosongan hari, akhirnya aku mengajak teman-temanku ke batu Caves walau aku pernah ke Batu Caves Malaysia waktu Thaipusam tapi pasti temanku belum pernah kesana kecuali Ade. Paling tidak, pasti akna menarik membawa mereka ke dua tempat iconic dan wisata gratis Malaysia dalam sehari. Kalau diingat ocehan Reza yang paling lucu “Pahala Winny paling banyak ya bawa kita jalan-jalan hemat”, lalu Ade menimpali “Lu ada maunya yah Za muji Winny” ahhaha 😀

Kocak dan mereka!

batu caves
Batu caves

Untuk menuju ke Batu Caves dari KL Sentral kami memilih naik commuter line Malaysia seharga 2 RM. Cukup mudah menuju ke Batu Caves karena petunjuk jalan jelas sehingga kami tidak perlu khawatir untuk nyasar saat. Sementara pemberhentian batu caves memang paling akhir sehingga saat turun dari kereta cukup berjalan sedikit sampailah kami. Di stasiun Batu caves terdapat keran air yang bisa diminum langsung dan sebelum menjelajah kami sempat sholat Zuhur di stasiun Batu Caves.

Berjalan menuju ke patung emas, kami mengamati keadaan sekitar karena aku penasaran dengan Patung Hanoman yang ada di tempat ini, karena waktu Thaipusam dulu aku tidak melihat Hanoman yang ternyata dekat dengan arah ke stasiun Gombak. Di sekitar area itu ada patung Dewa-dewa Hindu tapi karena harus bayar lagi terus malas bayar sehingga kami tidak jadi masuk malah berjalan menuju ke patung utama. Terdapat merpati disepanjang jalan yang membuat kebinalan Ade untuk berphoto semakin menjadi-jadi!

Reza di batu caves
Reza di batu caves

Tepat di patung maka teman-temanku memutuskan naik tangga menuju ke Puncak masuk ke dalam Gua. Aku tidak ikut naik tangga karena malas sehingga aku memilih untuk menunggu mereka dibawah saja hingga akhirnya aku memutuskan untuk minum buah kelapa segar seharga 4RM. Kira-kira 30 menit aku menunggu mereka untuk bergabung denganku minum saat panas matahari itu sesuatu!

Nah saat di tempat minum ada anak bule cakep banget sehingga kami meminta photo dengannya. Untung ibunya baik hati sehingga kami boleh berphoto dengan anak bule itu.

Srta dengan anak bule di Batu caves kl
Sarta dengan anak bule di Batu caves kl

Puas berada di batu caves akhirnya kami balik ke Pudu Sentral karena kami ingin ke Petronas soalnya aku penasaran melihatnya di sore hari. Maklum dulu kesana waktu malam hari itupun KLCC nya sudah tutup. Dari Batu caves kami ke KL Sentral lalu langsung ke Pudu. Dari Pudu lah kami jalan kaki menuju ke menara kembar Petronas mengikuti petunjuk jalan. Walau sore tapi jalan dari Pudu ke Twins Tower Petronas cukup menguras tenaga juga. Alhasil kami masuk ke dalam mall KLCC yang lucunya ocehanya si Reza “gila ya mall nya biasa saja malahan bagusan GI/PI katanya” hahaha yup dipastikan mall nya biasa saja bahkan rata-rata yang dijual merek terkenal banyak ditemukan di Indonesia juga. Keluar dari mall KLCC maka kamipun menuju ke Menara Kembar petronas yang juga biasa saja! Disinilah kami menghabiskan sore hari serta hari-hari terakhir kebersamaan dalam menggembel ria di negeri orang!

Beranjak dari Menara Petronas akhirnya kami mencari makan malam karena lapar sangat. Pilihan kami ialah resturan atau bisa dikatakan warung FS Nasi Kandar Corner yang tak jauh dari KLCC yang salah satu karyawannya ternyata orang Aceh yang awalnya kami kira orang Malaysia. Kami makan nasi biryani lagi disini dengan teh tarik serta makan martabak satu untuk semua. Dari segi rasa lumayan enak dan yang paling membuat kami kaget ialah harganya yang cukup murah yaitu sekitar 31,5 RM untuk kami berlima sudah termasuk minum berbeda dengan sarapan pagi kami tadi pagi yang di Mall yang rata-rata perorang paling murah 10 RM/orang. Pokoknya makan disini menyenangkan sekali rasanya serta pas dikantong! Satu hal mengenai perjalanan kami yang kebangetan ketiak soal makan sok susah sehingga makan pagi dirangkap makan siang lalu makan siang dirangkap makan malam. Itupun kami bisa survive, hebat kan?

Petronas Towers
Ilham di Petronas Towers

Kenyang dan bego lalu kami berjalan menuju ke penginapan. Itupun jalan kaki saudara-saudara untuk mandi lalu istirahat sejenak karena kami hendak ke Petailing street, China Town nya Malaysia untuk mencari oleh-oleh murah khas Malaysia. Dari tempat kami menginap Petailing street cukup dekat sehingga bisa berjalan kaki. Untuk oleh-oleh di Petailing street cukup banyak variasinya mulai dari gantungan kunci hingga ke kaos. Lucunya persediaan Ringgit kami banyak sekali bila dibandingkan dengan Bhat yang miris sekali. Sehingga untuk membeli oleh-oleh masih bisa walaupun ujung-ujungnya minjam Ringgit nya Ade untuk membeli miniatur menara petronas. Untuk di petailing street ini teman-temanku bahagia, simple sekali membuat mereka bahagia yaitu belanja.

Untuk oleh-oleh, maka makanan menjadi pilihan utama kami seperti roti, teh tarik. Untuk kemasan teh tarik Malaysia itu enak sekali. Yang paling enak itu namanay teh tarik chek Hup malaysian 3 in 2 teh tarik seharga 14,9 RM sebungkus besar jauh lebih enak dari teh tarik Thailandnya Reza karena dia tetes darah penghabisan untuk mencari teh tarik Thailandnya saat di Hatyai, itupun dapatnya di Robinson. Tapi jangan sampai si Reza tahu kalau teh tarik Malaysia jauh lebih enak daripada nestle teh tarik Hatyainya, bisa-bisa di menjerit marah ahhaha 😀

Cukup lama kami berada di Petailing street lau jam 11 malam Bang Hamydy datang untuk nongkrong bareng dengan kami. Kami diajak ke Bukit bintang, dan disana makanannya enak dan murah sekali. Sayangnya aku tidak makan karena masih kenyang saat di Restauran nasi Kandar dekat KLCC. Lama juga kami nongkrong di Bukit Bintang sampai jam 2 pagi. Gila kan?

menara petronas
Kami di menara petronas

Untuk tempat makan murah meriah dan enak memng Bukit bintang tempatnya! Karena mata sudah 5 Watt akhirnya kami pulang untuk persiapan besok menuju ke tanah air. Besoknya kami tidak kemana-mana hanya sekitar petailing street saja yang buka jam pagi atau sekedar membeli jajajan makanan karena itulah oleh-oleh paling murah yang cukup untuk semua umat. Perjalanan backpacker Malaysia kami tuntas dan menyenangkan bareng geng kamseupay!

Rincian biaya pengeluaran di Kuala lumpur

1. Harga penginapan 120 RM/5 orang

2. Makan siang mie kuah 10,4 RM/1 orang

3. Harga MRT dari Pudu ke KL Sentral pp seharga 2,6 RM

4. Harga kereta dari KL Sentral ke Batu caves pp seharga 4RM

5. Makan kelapa di batu caves 4 RM

6. Makan malam nasi kandar 31,5 RM

Catatan ngengembel ke dua negara Thailand-Malaysia selesai 😀

Salam

Weeny Traveller

Published by Winny Marlina

Indonesian, Travel Blogger and Engineer

50 thoughts on “Backpacker ke Malaysia sehari

      1. Hehehe..😄 aku juga kadang ngerasa gitu, Win.. Apalagi kalo dari satu perjalanan ke perjalanan berikutnya berdekatan.. Atau kalo gaya ngebolang-nya gitu-gitu aja.. Biasanya aku dan M suka padu padan antara gaya koper dan ransel dalam sekali jalan.. Biar ada dinamikanya gitu…

  1. Selamat..
    Duh seru loe aku iri dengan kalian ngegembel tapi kaya akan pengalaman.
    btw 1 ringit berapa Rp.
    Trus boleh ya 1 kamar buat ber 5 and ade tajir abisya jadi bank terus.

  2. Hello, salam kenal 🙂

    Seru juga nih petualangannya, heh itu anak bule orang lho abis photo bareng jangan lupa kasih permen hehehehe

    By the way, Petaling street itu semacam kayak Pecinan gitu yah ?
    Ngomongin masalah oleh-oleh teh tarik yang paling enak itu memang betul yang merek yang disebutkan diatas, cirinya adalah kemasannya ada tulisan merek huruf Cina’nya. Kalau tidak salah untuk ukuran satu kemasannya terdiri dari 50 sachet. Rasanya enak paduan teh bubuk dan krimernya 🙂 . Tapi awas jangan kebanyakan, soalnya untuk beberapa orang kadang bikin mules.

    Kalau yang di Thailand, banyak juga yang jualan kaos bergambar gajah,
    Di Thailand sana juga kalau tidak salah ada kain khas yang mirip dengan kain songket Batak

    Happy plesir ya 😀

    Cheers, Terima kasih

  3. saya pertama kali ke batu caves juga waktu thaipusam. KL-batu caves pp berdiri terus, persis kayak naik KRL pas jam pulang kantor

  4. Assalaamu’alaikum wr.wb, mbak Winny…

    Wah hebat ya kerana berjalan kaki ke Menara Petronas. Pasti penat ya, mbak. Itu memang aktiviti menarik. Tetapi lebih menariknya kalau mbak naik LRT menggunakan jalan bawah tanah untuk ke sana dari KL Central.

    Senang membaca travelog mbak di Malaysia.
    Salam manis dari Sarikei, Sarawak. 🙂

      1. Iya, negeri Sarawak juga amat menarik jika Winny sampai ke sana. Banyak budaya hampir sama bagi penduduk yang tinggal di Kepulauan Borneo. Welcome to Sarawak ya. 🙂

  5. Mbak winny kok bolehh sihh sekamar ber 5 😂😂😂 aku gak dibolehin tuhh bertiga,, disuruh extra bed.. Ampun gak jdi berhemat jadinya 😯

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.