Serunya jalan-jalan di objek wisata Solo


A simple act if caring creates an endless ripple (Susanto)

keraton Surakarta
Keraton Surakarta

Hello World!

Solo, 12 Oktober 2014

Hari kedua plesiran di Solo serta hari terakhir kami melakukan penjelajahan objek wisata Solo. Aku, Gladies, Sarta, Desti, Cecil dan Reza beres-beres serta packing karena kami harus check out dari penginapan murah Solo, Cakra homestay. Waktu telah menunjunkkan jam 10 pagi dan sebenarnya waktu yang lama untuk memulai perjalanan karena kami masih memiliki sejumlah tempat wisata Solo yang ingin kami kunjungi. Untungnya tempat kami menginap dekat ke beberapa objek wisata Solo sehingga kami pun berjalan kaki ke Karaton Surakarta.

pasar klewer solo
Pasar Klewer Solo

Sebelum ke Keraton Surakarta kami pun melewati pasar Klewer, pusat batik murah di Solo. Di sekitar jalanan menuju Klewer terdapat butik batik sehingga kami pun cuci mata di took tersebut hingga pada akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke Keraton Surakarta.

Nah saat di Keraton Surakarta aku bertemu dengan Kak Yusmei, salah satu blogger keren dari Solo yang juga suka jalan-jalan. Kami janjian bertemu di Keraton Surakarta padahal kak Yusmei harus kerja jam 2 loh tapi dia menyempatkan diri bertemu kami di Keraton Surakarta.

Tiket museum keraton surakarta
Tiket masuk Museum Keraton Surakarta

Melewati alun-alun Utara Karaton Surakarta kami menuju ke Kantor museum dan pariwisata Karaton Surakarta Hadiningrat untuk membeli tiket masuk. Harga tiket masuk museum Karaton Surakarta untuk wisawatawan mancangera Rp15000, Harga tiket masuk museum Karaton Surakarta untuk wisawatan local Rp10000 dan Harga tiket masuk museum Karaton Surakarta untuk penderita cacat Rp5000.

keraton surakarta
Cecil dan Gladies di Keraton Surakarta

Memasuki pintu utama ternyata kesan pertama kami biasa saja hanya ada aula besar beserta meriam disampingnya. Kami sempat berphoto di aula tersebut. Di aula inilah kami melihat rute kunjungan wisatawan di Keraton Surakarta Hadiningrat di papan informasi yang ternyata luas sekali. Bagi pengunjung Keraton Surakarta memiliki pintu masuk khusus. Keluar dari aula kami terkesan dengan Keraton Surakarta walau kelihatan sederhana tapi kesan Keraton nya kental sekali. Bahkan Desti dan Reza berphoto dengan dua pengawal Keraton yang memakai pakaian ala pengawal Kerajaan lengkap dengan pisau serta sepatu tentara. Desti dan Reza pun memberikan uang seiklasnya kerena telah bersedia berphoto dengan mereka karena gaya mereka di photo bak raja/ratu dari masa silam ahhaha ;).

keraton surakarta
Reza di Keraton Surakarta

Dari gerbang utama Keraton Surakarta kami berbelok kearah kiri menuju ke Museum Keraton Surakarta. Disepanjang jalan terdapat para pedagang yang menjual oleh-oleh Solo dari berbagai jenis souvenir seperti replika hewan dari kayu. Desti sempat membeli beberapa oleh-oleh dari pedagang yang berada di sekitar Keraton Surakarta. Mereka berdagang cukup rapi walau pada saat itu matahari panas sekali. Kami menuju ke Museum Keraton Surakarta berjalan kaki di terik matahari.

Sesampai di depan Museum Keraton Surakarta kami melihat patung dengan tulisan PB X 1841-1911 yang artinya Pakubuwono X. Aku sangat terkesan dengan patung tersebut. Nah tak jauh dari patung ternyata Gladies telah melambaikan tangan kearahku yang pada saat itu aku dan Sarta sedang sibuk bernarsis ria dengan patung Pakubowo. Melihat lambaian tangan Gladies kami pun menyusul ke tempat Gladies, Cecil, Desti dan Reza berada. Ternyata mereka minum jamu dari ibu penjual jamu di sekitar Musuem Keraton Surakarta. Gladies perhatian banget ya samaku sampe ingat akan jamu karena pada saat berada di Solo memang kondisi tubugnya sedang tidak fit alias flu sehingga suaraku agak hilang. Harga jamu yang kami minum saat itu Rp2500/gelas. Rasanya nikmat sekali saat minum jamu ketika siang hari. Sambil minum jamu, Cecil malah memphoto ibu yang membuat jamu, mungkin di Swiss tidak ada penjual jamu kali ya?

Museum Keraton Surakarta
Reza, Sarta dan aku di Museum Keraton Surakarta

Selesai minum jamu kamipun memulai mengitari Museum Keraton Surakarta. Terdapat dua toilet gent and ladies yang menyambut kami. Bahasa di toilet yang menggunakan bahasa Inggris membuatku sedikit berkerut karena kalau yang tahu sejarah pasti tahu kenapa pada masa Pakubuwono kental sekali dengan budaya Barat. Untuk museum Keraton Surakarta luas dengan isianya dari peninggalan zaman dahulu. Bahkan terdapat satu tandu yang berasal dari tahun 1770 yang membuatku terkesan. Sayangnya museum Keraton Surakarta terasa kurang bersih dan tidak terlalu menarik padahal isinya lumayan keren sampai  terdapat relief ganesha, ada peninggalan Kyai Rojo Molo, Alquran dengan terjemahan bahasa dan huruf jawa, topeng jawa, ukiran di dinding tentang gamelan lengkap bersama swaraswati saat mengiringi pementasan jawa, relief dewi tara, patung mini kelompok dewa civaistis, hingga gambar raja-raja Surkarta serta silsilah Dinasti Mataram.

keraton surakarta
Museum Keraton Surakarta

Di tengah museum terdapat mata air yang beberapa pengunjung mengambil air lalu memberikan sejumlah uang. Kalau menurutku Pribadi tidak begitu bijak untuk mempercayai air dari zaman dulu untuk sesuatu kecuali percaya kepada Tuhan tapi mungkin tergantung ke Pribadi masing-masing.

Kesanku tentang Keraton Surakarta ialah kental sekali dengan budaya asing hal ini telihat dari gaya patung yang kental dengan ukiran dari Eropa. If you know what I mean?

Memasuki tempat utama dari Keraton Surakarta kami disuruh membuka sandal bagi yang memakai sandal sedangkan yang memakai sepatu tidak lepas sepatu. Karena hanya aku saja yang memakai sandal dalam rombongan kami sehingga aku satu-satunya yang menyeker alias jalan kaki padahal waktu itu panas sekali.

 keraton surakarta
Keraton Surakarta

Kami pun melihat disekitar Keraton Surakarta dan betapa kagetnya aku karena terdapat kemenyan di tengah Keraton. Satu hal yang membuatku penasaran untuk apa kemenyan ditengah bangunan Keraton Surakarta tersebut.

Waktu telah menujukkan jam 1 dan jadwal pulang kami dari Jakarta jam 5 sore sehingga kami pun tidak terlalu lama di Keraton Surakarta walau banyak pepohonan karena teman-temanku ingin berbelanja batik di pasar klewer. Setelah keluar dari Keraton Surakarta dan bertemu kak Yusmei sebagai tourguide kami saat di Solo dengan baiknya menemani kami untuk berbelanja batik Solo. Tukang belanja Batik Solo di pasar klewer ialah Aku, Desti, Cecil dan Reza sementara Sarta dan Gladies telah pergi untuk makan siang.

Cecil, Yusmei dan aku di pasar klewer
Cecil, Yusmei dan aku di Pasar Klewer

Kalau menurutku sendiri pasar klewer tak ubahnya seperti pasar baru Padangsidempuan, hanya saja di Pasar Klewer khusus menjual batik. Ciri khas pasar klewer itu ya Batik Solo dengan harga sesuai dengan kemampuan menawar hehehe.

Selesai belanja kami pun makan siang di dekat pasar Klewer bersama kak Yusmei sebagai pemandu wisata kami hehehheh.. Beruntungnya bisa berjumpa dengan kak Yusmei! Selesai makan lalu kami ke House of Danar Hadi dengan taxi gede yang memuat kami berenam karena kami ingin melihat proses pembuatan batik di House of Danar Hadi. Selain itu di House of Danar Hadi terdapat museum yang harga tiket masuk ke dalam museum House of Danar Hadi sebesar Rp25000. Kami menunggu kurang lebih 30 menit hingga akhirnya kami memutuskan untuk membatalkan menonton koleksi dan cara pembuatan batik di House of Danar Hadi. Padahal kak Yusmei hampir telat ke kantor gara-gara menemani kami malah kalap belanja haha.. Beginilah kalau membawa tim yang doyan shopping sehingga perjalanan murah kami mahalan di belanja hahaha.

nasi liwet
Makanan khas Solo, Nasi Liwet

Tidak jadi mengitari museum batik House of Danar Hadi kamipun naik taxi lagi dengan harga Rp20.000/taxi yang muat kami berenam yang ternyata dekat dengan Kampung wisata baik kauman Surakarta. Ada sedikit penyesalan bagi kami menaiki taxi karena jaraknya yang dekat karena pada dasarnya jalanannya hanya memutar saja.

Dari House of Danar Hadi kami berhenti di Batik Gunawan Setiawan Seni Batik Tulis Tradisional yang beralamat di Jl. Veteran 339 Solo yang katanya sama bagus dengan batik Danar Hadi. Gara-gara melihat batik Gunawan Setiawan ada rasa penyesalan membeli batik di pasar klewer, memang harga tidak pernah bohong! Menurut pengalaman hidupku prize is equal with quality, is not it?

Inti perjalanan di hari kedua kami ialah belanja alias berburu batik. Dari Batik Gunawan Setiawan, Sarta dan Reza juga sempat berbelanja ke Batik Kaoman sementara aku, Gladies dan Cecil yang telah lelah malah berphoto cantik sambil menunggu mereka belanja padahal jam telah menunjukkan jam 4 sore. Kalap belanja kan ya? Hahah..

Kami di kampung batik
Cecil, Gladies dan aku di Kampung Batik Kauman

Puas belanja batik kamipun menuju ke penginapan untuk mengambil tas yang kami titipkan lalu kamipun buru-buru pulang dan berpisah dengan Cecil karena dia akan kembali ke Yogyakarta.

Fakta unik tentang Solo

  1. Ada rel kereta api di dalam Kota yang tidak dipakai lagi
  2. Salah satu makanan khas Solo ialah nasi liwet dengan harga Rp5000-Rp7000 terdiri dari nasi, irisan ayam, telur dan sayur.
  3. Kebanyakan rumah di Solo ialah rumah tua yang berasal dari masa kolonial Belanda
  4. Solo sangat teduh karena banyak pepohonan di sekitarnya
  5. Jalur lalu lintas di Solo kebanyakan ialah satu arah serta jalanannya lumayan bersih
  6. Terdapat tulisan daerah di setiap nama daerah di Solo yang mirip Yogyakarta.
  7. Pusat oleh-oleh di Solo yang terkenal ialah Roti Orion yang beralamat di Jl. Urip Sumoharjo No.80 Solo.
keraton surakarta hadiningrat
Kami di keraton surakarta hadiningrat

Ringkasan perjalanan 2 hari 1 malam di Solo

  1. Tempat wisata Solo dan sekitarnya yang biasa kami kunjungi selama 2 hari tepatnya di weekend ialah Museum Sangiran, Air terjun Jumog, Candi Sukuh, Candi Cetho, Keraton Surakarta, Pasar Klewer, house of Danar Hadi dan Kampung wisata baik kauman Surakarta.
  2. Biaya perjalanan Solo termasuk penginapan, transportasi Jakarta-Solo diluar oleh-oleh kurang lebih Rp500,000. Biaya tiket kereta ekonomi Jakarta-Solo Rp125.000. Hari pertama Rp300.000 dan hari kedua 70.000.

Jalan-jalan ke Solo berakhir di stasiun kereta api Solo Jebres, saatnya balik ke Jakarta.

Sampai jumpa di edisi perjalanan beriktunya 😉

-End-

 

Salam

 

Weeny Traveller

 

Published by Winny Marlina

Indonesian, Travel Blogger and Engineer

50 thoughts on “Serunya jalan-jalan di objek wisata Solo

  1. dulu pas kesini dikasih tau kalo patung-patungnya hadiah dari luar negeri, kalo nggak salah sih belanda 😀 pengen ke solo lagi jadinya, udah 2 kali ke solo tapi selalu cuma beberapa jam. haha

  2. lah dolan solo kok ra ngomong-ngomong tho mbak? kabar kabar lain kali ya kak bro, coba visit soloinfoID.com banyak referensi #kotaSolo 🙂

  3. Assalaamu’alaikum wr.wb, Winny…

    Nasi Liwet itu kelihatan enak ya, campuran apa di dalamnya. Jadi lapar melihat warna Nasi Liwet. Keraton itu juga hebat dan menarik untuk dilwati.

    Salam manis dari Sarikei, Sarawak. 🙂

  4. Mau tanya, waktu ke solo turun di st.jebres dr st.senen ya? penginapan dmn? kalau ke tmpt2 wisatanya jauh tidak? alat transportasinya lebih disarankan naik taksi / becak? thx, untuk infonya.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.