Trekking ke Taman Leuser


If you have problems with people, tell them honestly and nicely. They will surely hear and understand where they went wrong. Don’t remain silent, treat them as if they were invisible, and mean nothing to you. They are human beings who have feelings and if you don’t want to get hurt, don’t hurt people. If you want to be treated like an adult, act like one. Don’t harm people then expect them to understand why you are acting like that and they are just okay with it. That’s damn ridiculous and inhumane (Marintan)

orang utan
Orang utan di Taman Nasional Gunung Lauser

Hello World!

Taman Nasional Gunung Leuser, 11 September 2011

Gara-gara si Surya (sahabat Chiness ku yang kece) mengikuti si Frisso yang kami kenal saat di Gili Trawangan Lombok (Baca juga :Romantisme Gili Trawangan) maka aku mau tidak mau ikut juga menuju ke Bukit Lawang untuk trekking ke Gunung Lauser. Duh -_-

Dari Medan kami menaiki angkutan umum dari terminal Pinang Baris menuju ke Bukit Lawang. Ya aku ke Bukit Lawang untuk ke empat kalinya dengan cerita dan pengalaman yang berbeda disetiap perjalannya. Trekking ke Taman Leuser sebenarnya pengalaman travelling Bukit Lawang Part IV tapi celoteh yang ketiga sengaja aku skip karena secret hehhe 😀

Sesampai di Bukit Lawang sore hari maka kami telah memboking untuk trekking ke Taman Nasional Gunung Lauser. Untuk harga trekking ke Taman Lauser variatif tergantung berapa lama ingin menjelajah hutan tapi kami memilih trekking yang dua hari satu malam. Harga trekking ke Taman Nasional Lauser untuk turis mancanegara waktu itu Rp700.000 kalau tidak salah sementara kami untuk warga lokal dengan negoisasi akhirnya kami dapat Rp400.000 kalau tidak salah!

Maka pengalaman masuk hutan pertama kali pun dimulai. Aku tidak menyangka dengan mengikuti kedua lelaki aneh ini aku mendapatkan pengalaman yang tidak terlupakan. I just follow the rythme of my life 😉

Di pagi hari kami bergabung dengan turis lain yang juga ingin trekkig ke dalam hutan Taman Nasional yaitu ada Melanie dari Inggris serta Julia serta dua orang Francis yang aku lupa namanya. Dengan pemandu kami yang aku juga lupa namanya maka petualangan ke hutan kami dimulai.

Karet di Taman Nasional Gunung Lauser
Karet di Taman Nasional Gunung Lauser

Memasuki hutan, aku merasa paling lemah diantara dua wanita lain yang kuat jalan padahal jalanannya naik turun bukit bok! Bahkan menaiki tangga aku paling lemah dan tertinggal di belakang sampai aku di ledek sama guide sambil bercanda “masa orang Indonesia lemah” ahahhaha…

Temanku Surya hanya ngakak dan tertawa melihat aku ngos-ngosan saat memulai perjalanan. Di awal perjalanan Guide memulai menerangkan tentang keunikan di dalam hutan Taman Lauser salah satunya bagaimana penyadapan getah. Aku yang biasa melihat penyadapan getah malah senyum sedangkan para bule di rombongan kami sangat antusias. Maklum wong deso heheheh 😀

Mungkin perbedaaan itu yang membuat dunia menarik 🙂

Selain cerita tentang karet, guide kami juga menceritakan mengenai tumbuhan unik di Gunung Lauser serta kami sempat berhenti di pohon tua yang memiliki akar sangat gede.

Untuk jalur trekking di Gunung Lauser cukup menguras tenaga dan cukup membuat adrenalin petualangan keluar karena jalannya yang ampun dah! Ekstim yang menyenangkan! Imajinasikan saja menurun dengan jalan setapak yang curam tanpa bantuan apapun serta jalanan yang cukup licin!

Trekking ke Gunung Lauser
Trekking ke Gunung Lauser

Pengalaman yang terlupakan saat trekking di Gunung Lauser aku terkena getah pohon beracun yang gatalnya minta mapun serta pacet yang menempel di kakiku. Sampai aksen “Leeches” ala sok akses British membuat semua tim perjalanan tertawa 😀

Walau begitu anehnya aku sangat menyukai perjalanan yang penuh tantangan dengan hewa langkanya!

Di tengah perjalanan kami bertemu dengan hewan dibawah ini, coba tebak dah apa nama hewa tersebut. Yang pasti si Julia, bule asal Spanyol langsung mencuri photonya dengan mengintai. Lucu sekali 😀

Hewan Langka di gunung lauser
Hewan Langka di gunung lauser

Kami memulai trekking dari penginapan jam 8 pagi dan sampai di kemah jam 6 sore. Bayangkan betapa lama perjalanan kami naik turun antar Gunung, Bukit, menelusuri sungai sepanjang Taman Lauser! Keren sekaligus gila kan?

Meski harga trekking kami agak mahal bagiku tapi service dari guide kami menyenangkan salah satunya ketika makan siang di tengah hutan dimana kami semua diberi nasi bungkus lengkap dengan nanas. Makan siang satu rombongan itu menyengkan sekali! Kami satu rombongan berjumlah 8 termasuk dua guide.

Best experience in Lauser National Park!

Makan siang di Taman Lauser
Makan siang di Taman Lauser (Kanan ke kiri : Melanie, Aku, Surya, Friso, Juli)

Setelah selesai makan siang kami pun melanjutkan perjalanan demi melihat orang utan di habitat langsung, di hutan! Bayangkan betapa nekatnya kami! Kalau aku bayangkan sekarang jadi geleng kepala betapa jiwa mudaku begitu nekat 😛

Selain jalurnya yang ektrim, yang aku suka ketika berjalanan adalah udara segarnya yang membuatku suka. Dari semua aktivitas backpaker alias jalan-jalan baik pantai, gunung atau apalah yang paling aku suka itu ketika trekking di hutan! Udara segar euy!

Oh ya ketika di tengah perjalanan kami menemukan sumber mata air yang bersih. Air terjun mini di tengah hutan Taman Lauser menarik perhatianku mirip lukisan indah! Alangkah indahnya ciptaan Tuhan!

Mini Waterfall in Lauser National Park with clean water!

Air terjun di Taman Nasional Taman Lauser
Air terjun di Taman Nasional Taman Lauser

Taman Nasional Gunung Leuser sangat luas, mencakup hutan bakau, hutan rawa, hutan hujan dataran rendah, hutan lumut, dan sampai hutan subalpine. Dengar berbagai ekosistem, taman nasional ini sebenarnya merupakan kelompok berbagai cagar alam dan hutan, yaitu: Cagar Alam Gunung Leuser, Kappi Cagar Alam, Cagar Alam Kluet, Sikundur-Langkat Wildlife Reserve, Ketambe Research Station, Singkil Barat, dan Dolok Sembilin. (Wonderful Indonesia)

DI dalam Gunung Lauser
Di dalam Gunung Lauser

Keunikan lain selama trekking ketika temanku si Surya so iya yaitu meminta alamat facebook cewek bule yang ikut trekking yaitu Melani dan Yuli..

ahhah gayanya mirip artis 😀

Walau terpaksa akhirnya mereka kasih juga hahaha (Surya ^^v peace if you read my blog, im talking behind you)

Saat pendakian Gunung Lauser
Saat pendakian Gunung Lauser

Meski trekking kami lumayan lama tapi untungnya teman seperjalanan kami asyk sehingga aku merasa senang jalan bareng dengan orang aneh. Kami juga sempat berphoto di tengah bukit yang katanya merupakan puncak Bukit Lawang yang curam, kata guide kami di tengah hutan masih terdapat singa loh tapi jalurnya trekkingnya beda dan tidak boleh sembarangan dilewati.

Yang ingin masuk ke hutan Gunung Lauser harus ada guie ya tidak boleh sembarangan masuk serta jangan merusak tumbuhan yang ada, dan jangan buang sampah sembarangan, itulah catatan perjalanan penting sebelum trekking ke Taman Lauser. Jadi sebelum memulai masuk ke dalam Taman Nasional harus mendapatkan izin dulu 🙂

Tim Trekking Bukit Lawang
Tim Trekking Bukit Lawang

Jam 3 sore barulah kami bertemu dengan orang hutan. Ada pengalaman gila ketika kami bertemu dengan orang hutan yaitu ketika orang hutan jatuh cinta sama si Friso sehingga rombongan kami dikejar sehingga terjadilah kami satu rombongan berlari cepat secepat mungkin. Bayangkan berlari naik turun hutan sekencang-kencangnya mirip orang kesetanana hanya gara-gara si Orang Utan yang pengen dipeluk ama si Friso. Serem kan?

Pak Guide kamilah yang menyuruh kami berlari dan jangan mendekat karena memang orang utan tersebut agresive. Entah bercanda atau tidak tapi pak guide kami bilang kalau orang utannya jatuh cinta sama Friso.

Setelah aman kami semua menarik nafas lalu memulai perjalanan melihat orang utan. Ternyata di dalam hutan belantara ada juga ornag utan yang jinak yang membuat ku miris juga.

Guide menyarankan jangan memberikan makanan kepada Orang utan karena bisa membuatnya manja dan jika tidak ada makanana biasa bahaya padahal alam sudah memberikan makanan sehingga kita jangan merusak habitat orang utan. Kasihan euy orang utan dah hampir punah karena keserakahan manusia!

tracking di Bukit Lawang
Trekking di Bukit Lawang

Melanie sempat prihatin ketika milihat kelakuan bule lain yang memegang orang utan karena tidak boleh bisa membuat orang utan sakit. ” I feel bad when that girl touch orang utan becuase she could bring disease to orang utang”, begitu katanya. Lalu aku mengangguk mengiyakan perkatannya karena benar juga sih!

Kami sekelompok hanya melihat dari kejauhan dan kami tidak menyentuh! Melihatnya saja sudah cukup menyenangkan kok!

Orang utan in Lauser National Park!

orang utan di bukit lawang
Orang utan di Bukit Lawang

Di Taman Lauser ada juga loh bayi orang utan yang lucu yang ngikut ibunya! Ketika aku tanya guide kenapa boleh wisatawan masuk ke dalam hutan melihat orang utan yang mungkin membahayakan jiwa orang utan maka guide menjawab kalau di Taman Lauser merupakan tempat pelestarian orang utan sehingga boleh saja melihat karena orang utan yang ada di hutan sebenarnya juga dijaga.

Setelah puas melihat orang utan di habitat aslinya kamipun melanjutkan perjalanan ke tempat kemah kami yang lokasinya masih sekitar 3 jam perjalanan.

Save the jungle to save the orang utan’s life!

Aku di depan orang utan
Aku di depan orang utan

Sesampai di perkemahan kami menginap di dekat sungai. Tidur di kemahpun sekedarnya bukan tenda keren seperti yang punya anak Gunung ya tapi hanya terpal seadanya. Bayangin dah betapa indahnya pengalamanan trekking pertama 😀

Aku tidur disamping Melanie dan Yuli dengan udara yang super dingin.

Pada malam harinya ada guide dari rombongan lain yang menakutiku lagi dengan gayanya yang sok mau memelet aku. Tambah di Surya yang ketawa, aku tahu becanda tapi tetap takut kan ya! Apalagi pada saat api unggun aku tidak suka ketika salah satu rombongan yang mengisap mar***ana yang membuatku gimana gitu ditambah si Friso yang minum serta guide juga minum.

Fix aku merasa makhluk asing diantara orang asing! Untungnya Melanie baik hati tidur duluan sehingga aku mengikuti nya tidur, paling tidak parno ku ilang. Berani dan nekat begini aku juga mikir kali, entahlah tapi tiba-tiba sifat anak mamiku ilang.

Overall selain malam dengan kesan yang unpleasant semua menyenangkan! Aku maklum aja, maklum beda budaya coy!

Istirahat di sungai bahorok
Istirahat di Sungai Bahorok

Pagi harinya kami mendapatkan sarapan roti yang telah dibuatkan oleh guide kami serta kopi dan teh hangat sambil memandangi sungai Bahorok yang airnya bersih. Tak jauh dari tenda kami juga terdapat air manjur yang bersih sehingga kami sempat mandi disana. Tidak heran Taman Nasional Lauser masuk dalam kategori destination must visit di Sumatera Utara, salah satu objek wisata andalan Sumetara Utara karena memang keren abis!

Pulangnya juga seru yaitu dengan melaukan tubing melewati arus Sungai Bahorok yang deras! Pengalaman tubing pertama yang aku langsung membuatku jatuh cinta! Tubing dari tempat kemah kami ke jembatan yang ada di bukit Lawang berkisar 30 menit.

Tubing yang kami lakukan dengan ban bekas diikat yang masing ban berisi dua orang. Guide kami di depan dan dibelakang yang menjaga keamanan kami sehingga kami memandangi sekitar Bukit Lawang dari Sungai Baharok. Pengalaman terkeren dalam hidupku dah!

tubing di sungai bahorok
Tubing di Sungai Bahorok

Pengalamana jalan-jalan ke Bukit Lawang pun komplit sudah mulai dari hanya sekedar melihat, sekedar naik ke pemberian orang utan hingga masuk kedalam hutan.

And the journey in Bukit Lawang Lauser National Park End-

Salam

 

Weeny Traveller

Published by Winny Marlina

Indonesian, Travel Blogger and Engineer

27 thoughts on “Trekking ke Taman Leuser

  1. Menurut Kang Maman yang sudah pernah ke sini, katanya jika ingin mendaki puncak Leuseur membutuhkan kurang lebih 10 hari pulang pergi. Gak kebayang serunya seperti apa 10 hari didalam hutan 🙂

  2. Haiii Winny… wahh post km jalann” smuaaa… asikk yah!! Seru juga yah, km jd punya temen dr negara sebrang gt… di tunggu yang eropa!! Hihihi 😀

Leave a reply to teguh kluet Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.