Mount Papandayan is a popular destination for novice climbers. Location of Papandayan in Garut, west Java Indonesia. Popular sight in Papandayan is a bubbling yellow crater. Aside that, interesting things can be seen in Papandayan mountain are edelweiss flower and death forest
edelweis papandayan
Hello World!
Papandayan, 15-17 Agustus 2014
Untuk pertama kalinya aku menjadi anak Gunung dengan mendaki Gunung yang sebenarnya its not me, tapi karena aku suka mencoba semua hal yang berhubungan dengan travelling di Indonesia serta mencoba sensasi semua objek wisata Indonesia jadinya ajakan dari EO si Bolang alias Hery aku iyakan. Awalnya mereka hendak naik Gunung ke Gunung Salak di Bogor maklum saja Hery dkk emang hobbi naik gunung tapi karena aku ogah kesana karena ada kejadian pesawat Sukhoi apalagi aku masih newbie naik gunung. Beruntungnya Hery mengubah rencana menjadi pendakian ke Gunung Papandayan dengan judul Agung Adventure.
Saking semangatnya ikut aku malah menebar virus jalan-jalan ke Melisa teman kuliahku waktu di Teknik industri USU angkatan 2007 serta Sarta dan Desty yang notabenenya sama sepertiku, pemula naik Gunung. Syukur Gunung yang didaki ialah Gunung Papandayan Garut, tempat yang cocok untuk pemula pendaki Gunung seperti kami.
Saking semangatnya aku sampai bela-belain beli tas baru, sleeping bag ama tenda demi mendaki ke Gunung Papandayan. Sampai si Hery berceloteh “orang kaya baru sekali naik gunung langsung beli tenda”, kuplak! padahal emang aku sudah lama pengen punya tenda 😀
Awalnya Desti membatalkan ikut naik Gunung karena mamanya tidak mengizinkan rupanya di hari H malah dibolehkan jadinya Sarta yang batal tapi malah jadi ikut. Benar-benar lucu pendakian pertama ini!
Pas di hari H pendakian ternyata yang mau bergabung untuk mendaki Gunung Papandayan berjumlah 20 orang dengan 6 cewek dan 14 cowok. Peserta naik Gunung Papandayan yaitu Aku, Desty, Sarta, Melisa, Fariza, Tio, Arzan, Andi, Aji, Agung, Ade, Hery, Irwan, Irman, Nirwan, Meri, Kholdun, Richard, Reza, Noval.
Pendaki pemula wanita Gunung Papandayan (Desty, Melisa, Aku, Sarta, Iza dan Tio)
Jakarta, 15 Agustus 2014
Jumat malam merupakan malam nya anak pecinta jalan-jalan baik si bolang, si backpacker maupun si Indonesian holic buat menyusun perjalanan lari dari rutinitas. Nah karena kami beda-beda tempat seperti ada dari Bayah, Ciwandan serta peserta di luar Anak Ex MT sehingga perjalanan kita dimulai ke Terminal Primajasa di Cililitan BKN, Jakarta.
Perjalanan dibagi atas 3 group yaitu rombongan dari Setia Budi Jakarta, rombongan Thamrin dan rombongan Kampung Rambutan (untuk Melisa yang kerja di Tangerang serta rombongan Ciwandan).
Aku yang rombongan dari Jl M Thamrin bersama Desty dan Nirwan serta Irwan dan Reza menuju ke Cililitan BKN dengan busway dari Tosari. Eeh aku dan Desty malah keduluan naik busway dan sempat bingung mau turun dimana ternyata terminal busway untuk pol bus Primajasa ada di Terminal Busway Cililitan BKN karena ada beberapa Cililitan seperti Cililitan Ciliwung, Cililitan UKI dll.
Kami berangkat dari jam 8 dan sampai di Cilitan para peserta lain telah berkumpul. Ternyata banyak sekali para penjelajah di Pol Primajasa bahkan kami sampai antri untuk menuju ke Garut di Jawa Barat. Keberangkatan dari Jakarta jam 10 dengan ongkos Jakarta-Garut Rp45000.
Berphoto sebelum pendakian Papandayan!
Papandayan
Garut, 16 Agustus 2014
Sesampai di stasiun Guntur Garut jam 3 pagi, kami harus naik angkot dengan biaya angkot ke Desa Cicurupan seharga Rp20.000/orang. Sesampai di Desa Cicurupan kami melakukan persiapan untuk pendakian dimulai dari sarapan, sholat bagi umat Islam serta kalau mau ke Toilet. Hingga jam 6 pagi barulah kami menuju ke kaki Gunung Papandayan dengan mobil pick up berisi tas kami yang gede. Disinilah letak keseruan pendakian kami karena jalanan yang terjal sehingga membuat kami berterika ketika mobil bergoyang dengan hebat. 😀
Jalanan mendaki di Gunung Papandayan
Pendakian Pemula
Sesampai di kaki Gunung Papandayan kami registrasi di pintu penjaga dengan memberikan potocopy KTP serta membayar harga karcis masuk Taman Wisata Kawah Papandayan buat wisatan lokal di hari biasa Rp5000 sedangkan hari libur Rp7500. Sebelum memulai pendakian kami memulai berdoa serta senam untuk pemanasan. Selesai senam barulah kami memulai pendakian bersama para cowok tangguh yang bisa diandalkan!
Untuk menuju Kawah Papandayan dari kaki Gunung Papandayan kami membutuhkan lama perjalan selama 1 jam setengah karena kami banyak istirahat serta mengabadikan photo.
Hal unik dari kawah Papandayan dari warna sulfurnya yang kuning serta mengeluarkan asap. Tak jauh dari kawah terdapat sebuah warung untuk membeli makanan.
Satu lagi yang membuat aku kaget dengan Gunung Papandayan yaitu saat motor bisa naik ke Pos pertama melewati jalanan yang sangat terjal, luar biasa!
Kawah Papandayan yang indah!
Kawah Papandayan
Untuk pendakian Papandayan meski katanya cocok untuk pemula ternyata lumayan bikin Gempor alias jalanannya yang berliku dan menantang. Desty sampai jatuh, Sarta KO, Tio pucat serta aku yang kelelahan, hanya Iza dan Melisa yang super wanita Gunung :D, daughter of mount! hehehhe
Sampai-sampai aku teringat lagu Ninja Hatori “Mendaki Gunung lewati lembah, sungai mengalir indah bersama teman bertualang” 🙂 cocok banget ya 🙂
Untuk mendaki Papandayan dibutuhkan lama perjalanan kurang lebih 3-5 jam
Mendaki gunung papandayan
Dari pos pertama ke pos kedua ternyata jalanannya masih panjang dengan jalanan yang memutar. Saat hendak menuju ke Pos II lah Desty terpeleset serta Sarta langsung KO sehingga kami berhenti sejenak di POS II.
Misi Suci Pendakian Gunung Papandayan kami ialah pengibaran sang merah putih
Pendakian ke Papandayan
Ternyata dari POS II ke Pondok Salada masih jauh sedangkan tempat untuk berkemah di Gunung Papandayan berada di Pondok Salada. Hingga akrhinya kami sampai di Pondok Salada penuh dengan seribu cerita perjalanan jam 1 siang. Para cowok-cowok sudah siap-siap mendirikan tenda serta mencari tempat yang tepat 🙂
Kami di Pondok Salada Gunung Papandayan!
Papandayan, Garut
Catatan Perjalanan Gunung Papandayan
1. Lama perjalanan dari Stasiun Bus Guntur Garut ke Desa Cisurupan sekitar 1 jam dengan ongkos Rp20.000/orang
2. Lama perjalanan dari Desa Cisurupan ke Kaki Gunung Papandayan sekitar 1 jam dengan ongkos Rp20.000/orang
3. Harga tiket masuk ke Gunung Papandayan untuk wisatawan lokal Rp7500 di hari libur
4. Sebaiknya pergi dengan teman yang sudah sering naik Gunung dan baiknya dengan rombongan
5. Peralatan gunung yang wajib dibawa ialah syal, jaket, tenda, sleeping bag, matras, obat-obatan, makanan, kompor untuk masak dll.
6. Di Gunung Papandayan terdapat sebuah toilet
7. Objek wisata menarik di Gunung Papandayan ialah Kawah Papandayan, Tegal alun untuk melihat padang Edelweiss, dan hutan mati.
8. Untuk lama perjalanan sampai ke Pondok Salada dibutuhkan paling cepat 3 jam perjalanan kalau tanpa berhenti.
9. Terdapat pos selama pendakian yaitu pos 1 dekat dengan kawah, Pos II serta Pondok Salada.
10. Rute perjalanan selama di Gunung Papandayan saat pendakian ke Padang Edelweis : Kaki Gunung Papandayan-Kawah Papandayan-Pos I-Pos II-Pondok Salada-Hutan Mati-Tegal alun
Hebat sekali!! Top banget..aku gak sanggup jalan mendaki seperti ini…bagaimana rasanya menginap di alam terbuka dengan tenda baru? Ditunggu cerita berikutnya 😉
paling enak emang kalo hiking, banyak cowonya.. berasa jadi tuan puteri..hahaha..
aku dulu kalo hiking, para cowo2 itu yg bawa peralatan komplit. yg cewe2 bawa peralatan pribadi aja..:D
ada yg tahu musim berbunga pohon edelwis di gunung papandayan ini?
sya pngen k sana untuk mlihat bunga edeiwis. tkutnya udah jauh2 ksana ehh ternyata lgi tidak berbunga.
yg tahu ksih infonya ya.
mksih
wjwj bener banget ka, keliatan banget kalo baru sekali naik, aku sama temen-temenku beli barang” mulu sebelum naik.
pas mau naik tuh apaansih napain ikut, tapi pas udah diatas tuuh, waaaah ga nyesel, aaah pengen lagi
apalagi aku kan takut ketinggian jadi pas turun dari tegal aalur kan sampingnya langsung jurang tuh kak, langsung dituntun sama kakak kelas. lumayan lah rejeki wkwk
Selamat Win akhirnya berhasil mengibarkan merah putih di gunung Papandayan 🙂 . Aku sih ga sangguplah mendaki sampai 5 jam bisa habis nafas hehe 😀 .
iya kak jauh bgt jalannya
Hebat sekali!! Top banget..aku gak sanggup jalan mendaki seperti ini…bagaimana rasanya menginap di alam terbuka dengan tenda baru? Ditunggu cerita berikutnya 😉
aku sebenarnya gk sanggup juga loh indah tp maksain aja hehehhe
paling enak emang kalo hiking, banyak cowonya.. berasa jadi tuan puteri..hahaha..
aku dulu kalo hiking, para cowo2 itu yg bawa peralatan komplit. yg cewe2 bawa peralatan pribadi aja..:D
Benar sekali Eda kita dimasakin
Cieee selamat ya buat pendakian pertamanya. Dijamin nagih deh hahaha.
Terimakasih Matius heehehe tp udah kapok loh
Loh kok kapok?
soalnya capekkk hehehhee
kereen Winny!
iya Rinta minggu kita jalan yaa
Seru juga tuh perjalanannya… Kerenn, lanjutkan win 🙂
Terimakasih Yasir
Sama-sama winny 🙂
Aku belum pernah mendaki gunung, sanggup nggak yah???
bisa kok kak cuma capeekkk bgt
Wah selamat ya….Kereennnn dah
terimakash Imanuel
So sweet deh mb winny misinya u/ mngibarkan merah putih. Eniwee itu motor yg kuat nanjak, motor bebek mb? 😮 waaa jagooo amat.
motor gede mbak Bhella 🙂 kita agustusan dsana kak hehehe
aku ke Papandayan, belum sempet naik sudah kecelakaan duluan 😥
kecelakaan kenapa?
kecelakaan motor kak. begini ceritanya –> http://defilailafazr.wordpress.com/2013/01/03/kecelakaan-di-papandayan/
ke tkp ya
Yang tak terbiasa mendaki apa lagi ada umur, 3-5 jam mendaki Papandayan ini bisa tewas ya Mbak? Hehehe..
kurang cocok bagi yang tidak biasa
wah makin mantap nih sampe mendaki gunung 🙂
iya Zul mencoab hal baru ehhehehe
Jadi inget pas kemarin gagal ga bisa Agustusan di “gunungnya pendaki pemula” ini.
semoga bisa nanti ya Arip
nice starter ito, good luck buat the next climbing project…..
tHAnks Dedy 🙂
isss namaku gak ter-list ;(. hehehe.
maaf mel aku edit yaa
hehehehe. asiiikkk
demi lu Mel hahahha 😀
duh baca papandayan lagiiii.
hiks kapan ya aku bisa muncak. dari dulu treking treking doank
semoga cepat ya Aqied tp capek oi
*bagiin koyo
sudah gk mempan ahha
total” berapa hari sobat ?
kira2 all in 400an
tulisannya menarik banget. aku rencana mau ke sana juga, cuma takut malah jadi yang paling nyusahin nih haha
cobalah tak apa yang penting ada yang mengerti akan jalan
kereeeeeeen !
makasih
waah keren nih, pengen ke sini 😀
silahkan
great story..
semangat !! ditunggu cerita berkutnya..
terimakasih ahmad 🙂
ada yg tahu musim berbunga pohon edelwis di gunung papandayan ini?
sya pngen k sana untuk mlihat bunga edeiwis. tkutnya udah jauh2 ksana ehh ternyata lgi tidak berbunga.
yg tahu ksih infonya ya.
mksih
wjwj bener banget ka, keliatan banget kalo baru sekali naik, aku sama temen-temenku beli barang” mulu sebelum naik.
pas mau naik tuh apaansih napain ikut, tapi pas udah diatas tuuh, waaaah ga nyesel, aaah pengen lagi
apalagi aku kan takut ketinggian jadi pas turun dari tegal aalur kan sampingnya langsung jurang tuh kak, langsung dituntun sama kakak kelas. lumayan lah rejeki wkwk
wah kita sama ya sama-sama takut ketinggian
udah pernah coba jalur jayagiri tembus tangkuban perahu? itu juga trek buat pemula
itu jalur yang mana ya
izin share kak. Lengkap sekali ada rincian perjalanan. Saya rencana mendaki Gunung Papandayan bulan Agustus nanti.
Salken 😀
monggo
Papandayan ini termasuk gunung yang tidak tinggi, tapi dingin, pemandangan, dan medannya bernilai tinggi….
apalagi ada pondok salada, tegal alun, telaga warna, hutan mati
betul
gunung papandayan di 2018 sekarang lebih indah lagi loh mba
Iyakah?