Hello World!
Berastagi, Juli 2019
Setelah menikah, Mertua mengajakku dan Suami untuk liburan bersama terutama keliling objek wisata di Sumatera Utara diantaranya Danau Toba, Berastagi dan Bukit Lawang selama 2 minggu. Setelah menginap 3 hari di Danau Toba, Mertua telah menyewa mobil seharga Rp600.000/4 orang untuk membawa kami ke Berastagi, Sumatera Utara. Lama perjalanan Danau Toba-Berastagi selama 4 jam. Mertua sudah mempersiapkan dari jauh hari kemana saja yang ingin dikunjunginya di Berastagi. Kalau aku terakhir ke Berastagi zaman kuliah Teknik di USU dan paling tempat wisata di Berastagi yang aku kunjungi dulu itu mulai dari penatapan sampai ke Mickey Holiday. Tapi belum pernah ke Gunung berapi meski di Berastagi ada dua buah Gunung yang berapa yang aktif.
Kami menginap di Berastagi selama 3 hari dan selama di Berastagi, Mertua ingin mengunjungi objek wisata menarik yang ada di Berastagi mulai dari Kmapung Tua Karo di Dokan hingga treking ke Gunung berapi.
Nah selama 3 hari di Berastagi, kami mengunjungi 13 objek wisata menarik di Berastagi
1. Air Terjun Sipiso-piso

Aku sudah lupa kapan terakhir kali mengunjungi Air Terjun Sipiso-Piso. Yang pasti zaman kuliah diantara tahun 2007-2011 namun yang aku ingat betul betapa turun ke dasar Air Terjun Sipiso-piso membutuhkan tenaga ektra sekitra 30-45 menit menurun kebawah dengan jalanan yang kecil dengan batas hanya satu dua orang saja yang cukup. Tapi pemandangan Danau Toba dari Air Terjun Sipiso-piso sangat apik. Setelah sekian tahun tidak mengunjungi Air Terjun Sipiso-piso ternyata banyak yang berubah. Mertua dan suami mengajak trekking melihat dasar air terjun, sebenarnya malas karena mengingat betapa jauhnya namun karena suami tidak mau turun kalau aku tidak ikut, terpaksa ikut juga. Banyak yang berubah dari Air Terjun Sipiso-piso terutama spot kekininian untuk berphoto bagi yang suka narsis. Jalanan setapak di Air Terjun Sipiso-piso semakin jelek sehingga tidak terlalu aman untuk treking.
2.Bukit Gundaling

Untuk melihat Kota Berastagi dari ketinggian maka Gundaling adalah tempat yang tepat. Gundaling merupakan tempat favorite untuk melakukan olah raga atau tempat untuk memandang Kota Berastagi. Zaman kuliah kami sering ke Gundaling hanya sekedar lihat Berastagi dari atas. Di Gundaling juga terdapat kuda untuk naik ke Bukit Gundaling. Kami ke Gundaling juga hanya sekedar saja, tidak berhenti untuk bersantai. Tapi melihat warga lokal yang banyak olah raga di Gundaling, ingin rasanya ikut juga cuma yah menurutku Kota Berastagi lumayan dingin. Bahkan Berastagi sudah sangat berbeda dari terakhir yang aku kunjungin terutama di jumlah turis yang semakin meningkat. Dulu jarang lihat Bule berjalan di Kota namun sekarang sudah banyak bahkan penginapan di Berastagi sudah banyak.
3. Taman Alam Lumbini

Taman Alam Lumbini ini aku kunjungi sewaktu zaman kuliah dulu. Katanya mirip dengan temple yang ada di Myanmar. Saat kuliah belum pernah ke Luar Negeri sama sekali sehingga tidak bisa membandingkan. Namun setelah bersama Mertua dan Suami aku bisa bandingkan dan memang mirip dengan temple di Thailand dan Myanmar. Jadi jika ingin mengunjungi temple seperti di Thailand atau Myanmar bisa ke Berastagi. Sekarang kalau masuk ke dalam Taman Lumbini ada donasi atau pemberian sumbangan seikhlasnya. Saat kami kunjungin, wisatawan sangat ramai di Taman Alam Lumbini.
4. Gunung Sinabung

Meski kuliah di Medan, namun mengunjungi Gunung Sinabung aku tidak pernah sama sekali. Baru pertama kali sama Mertua dan suami itupun tidak boleh di masukin karena Gunung berapinya aktif. Ke Gunung Sinabung itu masuk kearea “Red” atau dilarang sehingga diingatkan bagi pengunjung harus waspada jika mengunjunginya karena bisa sewaktu-waktu meletus. Mertua dan suami paling semangat melihat Gunung Sibanung karena berapi dan dinegaranya jarang. Sejak kejadian meletus Gunug Sinabung maka jarang warga lokal yang tinggal sekitar Gunung Sinabung. Namun tanahnya sangat subur.
5. Gunung Sibayak

Meski Gunung berapi, Gunung Sibayak bisa di kunjungin oleh turis dan trekkingnya cukup mudah. Aku juga baru pertama kali ke Gunung Sibayak dan lumayan asik untuk treking. Namun jika treking ke Gunung Sibayak, sebaiknya bawa masker dan minuman secukupnya.
6. Museum Karo Lingga Berastagi

Di area Gunung Sinabung terdapat sebuah museum Karo bernama Museum Karo Lingga Berastagi. Sayangnya pas kami mengunjungi Museum Karo Lingga di Berastagi, museumnya tutup. Padahal ingin melihat koleksi Museum Karo Lingga Berastagi.
7. Pemandian Air Panas

Berastagi juga terdapat banyak pemandian air panas. Air panas berupa Sulfur dalam bentuk kolam. Banyak warga yang membuat usaha pemandian air panas dan banyak pengunjung yang datang juga. Kalau dulu aku tahunya pemandian air panas Sidebu-debu, padahal banyak selain area ini. Untuk lokasi pemandian air panas yang kami kunjungi langsung dengan pemandangan Gunung Sibayak. Lumayan asik bersantai di pemandian air panas di Berastagi. Untuk mengunjungi pemandian air panas biaya masuk Rp15.000 dan mandi sepuasnya.
8. Pasar Buah Berastagi

Pasar Buah Berastagi sangat asik untuk dikunjungi dan berburu buah tapi harus pandai menawar. Buahnya bervariasi dan ada buah yang hanya tumbuh di Berastagi. Saat mengunjungi Pasar Buah Berastagi banyak turis dan mertua juga senang apalagi melihat buah khas Indonesia seperti salak dan sebagainya.
9. Air Terjun Sikulikap

Air Terjun Sikulikap sangat menarik untuk dikunjungin karena alamnya bagus. Trekkingnya juga gampang dan lokasinya berada di bawah Penatapan. Masuk ke dalam Air Terjun Sikulikap gratis hanya membayar biaya masuk saja. Sayangnya air terjun Sikulikap tidak jernih namun debitnya deras. Menariknya air terjunny dari tebing dengan daunan hijau dan pepohonan. Saat mengunjungi Air Terjun Sikulikap banyak wisatawan. Udaranya segar dan asik untuk treking.
10. Gereja Inkultrutatif Karo Santo Fransiskus Asisi

Gereja Inkultrutatif Karo Santo Fransiskus Asisi merupakan Gereja dengan rumah adat Karo. Aku baru tahu ada Gereja unik di Berastagi karena dibawa tourguide kami keliling Berastagi. Di samping Gereja Inkultrutatif Karo Santo Fransiskus Asisi terdapat rumah adat Karo dan aku baru tahu bahwa rumah adat Karo bisa ditampung lebih dari 3 keluarga.
11. Desa Dokan, Kampung Tradisional Karo

Desa Dokan, Kampung Tradisional Karo merupakan Desa adat yang masih memiliki rumah Karo dari zaman dulu. Rumahnya sangat sederhana denga atap ijuk. Mertua yang sangat tahu mengenai Desa Adat dan sarannyalah kami bisa mengunjungi Desa Adat ini. Desa Adat Dokan menjadi cagar budaya dan menarik belajar tentang Karo.
12. Desa Mati di Gunung Sinabung

Desa Mati di Gunung Sinabung merupakan bekas Desa yang ditinggalin penduduk korban Gunung Sinabung yang meletus. Desa mati ini hanya berisi rumah yang ditinggalin dan menjadi tempat wisata baru dikunjungin namun harus ada izin serta harus ada tourguide yang menemanin.
13. Madu Efi

Madu Efi merupakan wisata baru untuk melihat cara mengembangbiakkan lebah. Ide mengunjungi madu Efi dari adikku eh ternyata tempat wisatanya ramai dikunjungin. Untuk masuk ke Madu Efi itu biayanya Rp10.000 termasuk minuman. Sayangnya lokasinya panas, dan terlalu kekinian sehingga kami tidak terlalu suka. Namun lumayan untuk melihat cara membuat Madu.
Itulah 13 tempat wisata yang kami kunjungin selama 3 hari, ketiga harinya kami menyewa mobil degan sewa Rp500.000-Rp600.000 per hari.
Best Regard
Winny
Aku suka desain arsitektur gerejanya, etnik tapi megah gitu kak. Mandi air panas di tengah hawa dingin Berastagi pasti nikmat ya, aku denger ada pemandian yang harus telanjang tapi lupa di mana.
Oalah jadi dari situ nama Gundaling berasal, di dekat kampusku (UNPAD Bandung) ada lapo namanya Gundaling, biasa jadi tempat makan mahasiswa batak atau PMK.
iya aku baru tahu ada nama lapo Gundaling di Bandung
Air Terjun Sipiso-piso ajib pisan. Kepengen rasanya kesana.
Jadi pengen kesana lagi , apalagi di desa mati. Auranya agak serem
Yang Desa mati agak spooky sih