Hello World!
Lima Puluh Kota, Oktober 2018

Salah satu tri dharma perguruan tinggi ialah pengabdian, dan hal ini yang dilakukan oleh Campus 2 Manajemen UNAND Payakumbuh bekerjasama dengan Sumatra Volunteer. Sumatra Volunteer merupakan yayasan yang didirikan oleh Husen, putra daerah Sumatera Barat sebagai bentuk kepedulian terhadap Sumatera Barat khususnya anak-anak lokal misalnya anak-anak yang tidak sekolah. Selain peduli dengan anak-anak, Sumatra Volunteer memiliki cabang organisasi berupa Sumatra Recycling untuk mengolah sampah. Pengabdian ini berupa workshop pengelolaan sampah di Desa Kamuyang, Lima Puluh Kota.
Aku sendiri sangat beruntung karena menjadi salah satu panitia pelaksanaan workshop pengelolaan sampah di Desa Kamuyang. Peserta workshop ini terdiri dari ibu-ibu PKK yang berada di sekitar Desa Kamuyang, Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Workshop dilakukan selama 2 hari dengan pengenalan sampah serta pengelolaannya.
Workshop sendiri kegiatannya terdiri dari 3 yaitu:
1. Pengelolaan botol kaca bekas menjadi gelas
2. Pengelolaan botol plastik 600 ml bekas menjadi tempat pensil
3. Pengelolaan botol plastik 1 liter bekas menjadi sapu
4. Pengelolaan kaleng susu bekas menjadi storage kitchen
Dalam workshop aku mengajak Eka, salah satu teman Blogger dari Padang. Yang lucu aku ama Eka waktu di Jakarta gak pernah jumpa eh malahan ketemuannya saat di Sumatera Barat padahal dulu sering Blog Walking. Rezekinya bersua dengan Eka di Sumatera Barat π
"Eka, mau ikut pengelollan sampah gak?", tanyaku "Mau Win", kata Eka
Dan benar saja Eka rela datang jauh-jauh dari Padang ke Payakumbuh demi ikut workshop. Woskhop ini sempat ditunda karena kesibukan Narasumber, untung Eka tetap bisa bergabung.
Dalam wokshop pengelolaan sampah, dua mahasiswa dari Belanda ikut serta yaitu Lisa dan Ruben. Yang lucu karena melihat bule, ibu-ibu malahan heboh untuk berphoto dengan mereka. Asli mereka jadi artis dadakan dalam dua hari. Saat melihat antusias Ibu-ibu berphoto dengan hasil sampah yang dikelola serta dengan Lisa membuatku senyum-senyum loh. Tapi yang paling laris diminta photo ialah Lisa karena matanya yang biru, sementara Ruben mungkin karena laki-laki, ibu-ibu enggan meminta photo dengannya.
Lisa dan Ruben dari Sumatra Volunteer bersama Al, Husen, Erix dan Rozi. Untuk perlengkapan pengelolaan sampah yang mempersiapkan dari Sumatra Volunteer. Persiapan terdiri dari botol plastik bekas, botol kaca bekas dan kaleng susu bekas. Untuk Dosen UNAND Jurusan Manajemen Campus 2 Payakumbuh yang hadir terdiri dari Bu Susi, Bu Ranny, Pak Agest, Pak Faisal dan Pak Erizal.
Hari pertama saat workshop pengelolaan sampah ibu-ibu Desa Kamuyang antusias. Padahal awalnya mengira kalau pengelolaan botol kaca bakalan berat ternyata tidak. Berat karena bahannya dari kaca, takut gak safety. Eh ternyata aman kok kalau caranya benar.
Botol kaca diolah menjadi gelas cantik. Caranya dengan memotong botol kaca secara melingkar lalu dipanaskan kemudian di kasih es lalu di gerinda. Kesulitan dalam pemotongan botol kaca itu kalau tidak presisi saat kena es hasilnya gak mulus. Setelah dipotong baru dihaluskan dengan gerinda. Untuk mengerinda dibantu oleh Rozi sementara pas memotong dan memanaskan botol kaca oleh Ruben dan Al. Ibu-ibu diberikan satu buah botol kaca yang langsung bisa dipraktekkan.
Khusus mahasiswa yang ikut dalam workshop terdiri dari Hesti, Dian dan Inong. Saat mencoba memotong botol kaca, Ibu-ibu nya semangat sekali loh. Botol yang digunakan bisa bekas dari botol sirup, botol minuman atau botol lain yang terbuat dari kaca. Hasilnya gelas cantik bisa dibawa pulang oleh peserta workshop pengelolaan sampah.

Hari kedua kegiatan workshop pengelolaan sampah terdiri dari pengelolaan botol plastik minuman menjadi sapu dan tempat pensil. Ibu-ibu PKK yang ikut workshop pengelolaan sampah berjumlah 30 orang dan dibuat dalam 3 kelompok. Kelompok 1 mengerjakan kicthen storage, kelompok 2 mengerjakan kotak pensil dan kelompok 3 mengerjakan sapu. Semuanya dari sampah, keren kan?
Cara membuat kitchen storage dari kaleng susu bekas dengan membor kaleng susu pada sebuah papan lalu dirakit. Asli aku melihat ibu-ibu ngebor bukan ngebor seperti Dangdutan tapi memakai alat bor untuk menempalkan kaleng bekasnya. Mereka berani mencoba memakain alat bor untuk menempelkan kaleng kepada papan kayu yang berbentuk segi empat. Pembuatan kitchen storage memang agak ribet tapi sepertinya paling disukai ibu-ibu. Sementara pembuatan sapu dari botol plastik dibutuhkan kesabaran dan ketelitian. Kalau aku perhatikan saat pembuatan sapu, ibu-ibu rajin sekali. Aku ikut dalam grup pembuatan kotak pensil dari botol plastik. Caranya dengan memotong botol plastik baru disambung dengan restleting.
Benar-benar unik ya?
Ibu-ibu PKK Desa Kamuyang, Lima Puluh Kota sangat bahagia pas hasil karyanya selesai. Bahkan dibawa kemana-mana. Hasil karya pengelolaan sampah ini pun dibawa pulang oleh Ibu PKK Desa Kamuyang. Acara terakhir dibawakan oleh Lisa mengenai marketing artinya hasil dari karya sampah itu bisa dijual loh. Kata Lisa Kicthen storage di Belanda itu bisa dijual 40 Euro loh. Mendengar itu ibu-ibunya langsung tertarik. Kan lumayan ya nambah uang dari pengelolaan sampah π
Dalam acara workshop, ibu-ibu juga memberikan kesan mengenai acara. Mereka sempat menertawakan aku yang bicara Bahasa Minang tapi salah-salah sehingga yang awalnya gak semangat malah bahagia. Tapi aku gak apa yang penting mereka bahagia hahah π
Ada kebanggaan bagiku bisa melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat. Sesutu yang tidak aku dapatkan, mungkin aku sudah masuk kedalam tahap aktualisasi drii kali ya? π
Tahu tidak gara-gara aku ikut workshop pengelolaan sampah aku jadinya mendownload video tentang pengelolaan sampah dan aku sampai terkaget-kaget saking banyaknya ide yang menarik. Sampah-sampah yang kita buang ternyata bisa diolah menjadi barang yang berguna. Misalnya saja seperti botol plastik 1 liter bisa dibuat jadi meja, bangku sampai gelas unyu. Saat aku menayangkan video pengelolaan sampah, ibu-ibu senyum dengan ide-ide tersebut. Saking semangatnya ibu-ibu itu minta hasil download pengelolaan sampah.
Dua hari mengikuti workshop pengelolaan sampah di Desa Kamuyang, Lima Puluh Kota membuatku semakin sadar bahwa harus menjaga lingkungan karena kalau bukan kita siapa lagi?
Dan yang terpenting kalau sampah-sampah itu bisa menghasilkan uang π
Salam
Winny
Kereen Win, meningkatkan kesadaran dan ketrampilan yaak. Salam
Makasih banyak kak
Aaahh seneng ikut acara acara kampus gini. Serunya dapet, pengetahuan juga dapet π
serasa bermanfaat ya
Bagus banget ya kegiatannya Win. Sampahnya sebagian dikelola lagi untuk didaur ulang!
salah satu bentuk keperdulian Zilko tapi masih belajar
banyak yang antusias rupanya tentang pengelolaan sampah π dibutuhkan komitmen dan belajar agar kita semua mau mengelola sampah. Artikelnya bagus banget mba
Makasih kak
Such a fun activity! Kangen banget ikut workshop kayak gini π Anyway, salam kenal ya!
Makasih kak, salam kenal kembali dan terimakasih sudah mampir ke Blogku