Hello World!
Eropa, 2017
Walau kesan pertamaku saat jalan-jalan ke Eropa itu tak jauh-jauh dari bangunan tua dan gereja, namun Eropa ternyata banyak juga loh tempat wisata antimainstream yang menarik yang dikunjungi. Tempat antimainstream yang aku kunjungin pun tak sengaja, ada karena diajak oleh warga lokal, ada juga yang aku kunjungi tempatnya karena nyasar. Satu hal yang kau pelajari ketika perjalanan 1 bulan yaitu aku bisa leluasa pindah dari satu tempat ke tempat lain sesuka hatiku tanpa ada beban karena memang saat aku sebulan backpackeran di Eropa itu tidak ada yang aku kejar. Aku lebih menikmati perjalananku sendiri. Selama di Eropa pula aku banyak sekali bertemu oleh orang-orang baik sehingga tak heran kalau aku bisa bertahan di Eropa dengan biaya 10 juta selama 1 bulan.
Selama 1 bulan di Eropa dengan 12 Negara mulai dari Eropa Barat, ke Inggris lalu ke Eropa Timur dan Area Balkan ada 8 tempat antimainstream yang aku kunjungi yaitu
1. Danau dekat Lelylaan

Yang aku suka dengan jalan-jalan sendiri aku bisa bertemu dan berkenalan dengan warga lokal. Saat aku di Amsterdam aku dibawa salah satu teman yang aku kenal dari Couchsrufing dan membawaku ke Danau antimainstream ke Park de Oeverlanden, Amsterdam. Kalau bukan dengannya kemungkinan aku tidak akan tahu tempat ini, kebetulan aku menginap di daerah Lelylaan sehingga aku dibawa ke Danau yang dekat tempatku. Rasanya pas dibawa ke Danau serasa orang lokal. Bahkan turis asing mungkin jarang kali ya main ke Danau beginian padahal tempatnya luas, sering dibuat warga lokal jadi tempat jogging atau sekedar refreshing. Aku paling suka saat lihat bebek berenang di Danau serta nuansanya itu aduh serasa aku benar-benar tinggal lama di Amsterdam, Belanda. Bahkan aku dan teman itu piknik di dekat Danau dengan makan roti. Kalau orang lain melihatku mungkin aku dikira warga lokal kali ya saking berbaurnya. Tapi itulah yang aku suka dari perjalanan itu, berteman dengan warga lokal dan merasa seperti warga lokal.
2. Fortification de Rocroi

Aku tahu Fortification de Rocroi dari Thimo saat aku main ke rumahnya di Revin. Padahal Fortification de Rocroi itu bentuknya unik loh serta merupakan benteng pada masanya. Kota di derah Fortification de Rocroi itu tua serta saat mengunjungi tidak ada turis, asli hanya kami berdua yang ada. Aku yakin betul kalau turis dari Indonesia atau turis lain belum tentu tahu tempat ini karena memang tidak mainstream tapi cukup keren untuk dikunjungi di Eropa.
3.Scottish National Gallery di Edinburgh

Edinburgh merupakan salah satu Kota yang wajib dikunjungi di Inggris karena alamnya begitu indah. Kalau yang fans berat Harry Potter maka percayalah mengunjungi Kota Tua Edinburgh seperti dalam cerita Harry Potter, penuh dengan kastil. Tapi tentu saja ada satu tempat wisata antimainstream berupa Scottish National Gallery, karena siapa juga bakalan ke Edinburgh hanya demi Scottish National Gallery.
Aku mengunjungi Scottish National Gallery karena nyasar kemudian masuknya gratis. Di dalm aku begitu kaget dengan hasil karya lukisan dari zaman bahelak alias jaman dahulu tapi begitu artistik. Tidak begitu banyak yang mengunjungi Galleri ini padahal mirip dengan seperti yang ada di Museum Louvre, Paris. Meski sendirian aku sennag karena dari luar bangunannya cakep di dalam juga nyaman. Terus aku bahagia karena masuk kedalamnya gratis kan aku wanita gratisan 🙂
4. Lenon Wall di Praha

Lenon Wall di Praha ini bisa mainstream bisa juga antimainstream karena begitu banyak yang mengunjunginya saat aku berada di Praha. Aku tahu tempat ini dari hostku Jacub, yang aku kenal dari Couchsurfing. Kalau bukan karena dia mungkin aku tidak tahu ada dinding khusus Lenon untuk dicoret-coret. Sampai aku berpikir ada gak ya orang yang niat banget ke Praha hanya demi Lenon Wall ini? Tapi sumpah dindingnya penuh dengan tulisan dan menariknya “wall for free”.
5. Melihat demo di Millennium Heroes

Millenium Heroes di Budapest mungkin tempat mainstream tapi ketika ada demo menjadi antimainstream. Pas aku mengunjungi Budapest terjadi demo, menariknya demo disana itu ya aman dan tentram. Yang lucu aku ikut dong bersama mereka seolah aku adalah warga lokal padahal jalan sendirian loh. Aku melihat mereka dan mendengarkan apa yang mereka bilang walau aku ngak ngerti sama sekali. Aku merasa melihat demo saat sedang piknik itu agak antimainstream. Bayangkan jauh-jauh jalan ke Eropa demi melihat Demo 🙂
6. Kota Tua Bremen

Ini perasaanku atau tidak tapi aku merasa kalau Kota Tua Bremen termasuk wisata antimainstream di Eropa. Karena kebanyakan wisatawan akan mengunjungi misalnya Berlin. Ini malah aku mainnya ke Bremen loh. Saat di Bandara pas di Imigrasi, petugasnya sampe terheran-heran melihat passport hijauku. Ini apakah jarang Indonesia yang traveling ke Bremen atau memang karena aku sendirian dan wanita pula.
Tapi yang pasti aku keliling Kota Tua Bremen pas malam hari bersama warga lokal dan aku merasa jadi warga lokal juga. Aku dibawa keliling ke tempat kalau aku sendirian mungkin tidak tahu tempat itu. Walau saat itu udara sangat dingin, tapi seru sekali keliling Kota Tua Bremen.
7. Batllava Lake, Kosovo

Entah berapa pertanyaan yang menanyakan “what are you doing in Kosovo?”. Tapi ternyata Kosovo memiliki tempat wisata antimainstream berupa Danau yang cakep. Aku tahu tempat ini dari Visari, teman lokal asli Kosovo yang aku kenal dari Couchsurfing. Dia membawaku ke tempat yang kalau bukan dia aku tidak tahu kalau ada tempat menarik di Kosovo. Padahal pas ke Kosovo aku gak ekpektasi tinggi hanya penasaran dengan negara ini sejak zaman kuliah terus aku google tempat wisata Pristina, Kosovo tak begitu ada hanya ada bangunan eh siapa sangka ada Danau menarik. Aku ke Danau Batllava, Kosovo sambil nongkrong dengan warga lokal. Yang kami lakukan adalah ngopi cantik dan rata-rata pengunjung ke Danau Batllava itu yang datang ialah warga lokal. Lokasinya memang agak jauh dari Kota Pristina tapi menyenaangkan mengunjuginya sambil bersantai.
What a life!
8. Pantheon di Roma, Italia

Aku tidak begitu yakin kalau Patheon in masuk ke dalam wisata antimainstream atau mainstream di Eropa. Tapi bagiku Patheon ini adalah wisata antimainstream karena kalau mengunjungi ke Roma, Italia yang pertama kali di benak orang pasti Colossium atau Trevi. Padahal Pantheon ini bekas kuil Romawi dan dibangun zaman Kerajaaan Hadrian. Bentuknya memang kuil, waktu kesana sih sebanrnya gak tahu juga aku dibawa kesana. Aku sangat suka dengan bentuk kuil yang unik dan pas mausk ke dalam eh ternyata beberapa orang beribadah dan ada juga makam didalamnya.
Itulah 8 tempat wisata antimainstream versiku yang aku kunjungi selama di Eropa. Masih banyak lagi tempat wisata antimainstream di Eropa yang bisa dikunjungi. Rata-rata aku mengunjugi wisata antimainstream Eropa bersama warga lokal.
Ada yang sudah pernah kesalah satu wisata antimainstream di Eropa?
Salam
Winny
Yang paling nggak mainstream sih yg demo itu hahaha.
Kapan lagi coba jalan-jalan malah ikutan demo.
iya itu langkah banget ya
Kak Winny lebih suka destinasi di Indonesia atau di luar?
Kalau masih ada di Indonesia aku suka yang di Indonesia
Yang unik dari Pantheon adalah kubahnya yang “bolong” Win 😀 .
Anyway, melihat demo itu memang “sesuatu” banget ya. Dulu pas ke Warsawa juga kebetulan di sana lagi ada demo. Tapi demonya teratur banget, hehehe 😀 .
Aku lihat tapi aku ngak nyadar kalau Patheon itu kebuka. Eh kalau lihat demo itu sesuatu ya
Wisata anti mainstream yg pernah aku kunjungi salah satunya padang rumput dan peternakan sapi di belakang asramaku dulu di Groningen. :p Sepedaan aja ke sana buat refreshing.
Wah keren kali itu kak jadi pengen ke Groningen
Keinget Lelylaan itu pas ganti metro dan stop di stasiunnya haha. Sayang gak sempat ke danaunya.
Seru kan Om di Lelylaan