Hello World!
Sawah Lunto, 25 Agustus 2018
Perjalanan ke Danau biru di Sawah Lunto merupakan trip yang amat absurb. Rencana perjalanan awalnya ke Terusan Kamang pas di hari H berubah menjadi Danau Biru.
“Win, kita ke Danau Biru aja ya” “Habis bingung mau kemana”, kata Riski pas di hari kami janjian
Agak sedikit kaget dengan perubahan rencana destinasi wisata Sumatera Barat yang ingin kami kunjungi namun aku sih anaknya ayoan jadinya diajak ke Danau Biru mah “ayuk-ayuk aja”.

Aku tahu Danau Biru ini dari Indah sewaktu ngobrol di kos, kalau tidak aku mana tahu ada Danau Biru di Sawah Lunto. Dulu sewaktu trip ke Sawah Lunto dengan Kemenpar kami tidak mengunjungi Danau Biru. Kebanyakan kami kunjungin adalah Museum, siapa sangka ada Danau Biru di Sawah Lunto
“Kak pernah ke Danau Biru di Sawah Lunto?’, tanya indah “Nga, emnag ada Danau Biru di Sawah Lunto?”, tanyaku “Ada kak, kalau kesana aku ikut ya kak”, jawabnya
Sayangnya ke Sawah Lunto tidak bersama Indah, hanya aku dan Riski itupun dadakan.

Hal menarik dari perjalanan kami ketika menuju ke Sawah Lunto dari Payakumbuh. Kami sempat lewat Lintau, tempat kelahiran Riski. Saat ke Lintau, Sumatera pegunungannya apik banget. Beruntai yang membuatnya indah tak bisa dilukis dengan kata-kata.
“Ki, kurasa dulu waktu SD yang menggambar gunung itu persis di Lintau ini ya”, kataku sambil berkata
Entah mengapa aku merasa pegunungan di Sumatera Barat ini sangat cantik sekali. Beberapa tempat yang aku kunjungi memiliki untaian pegunungan menarik.

Selama mengunjungi Lintau, aku dan Riski mengunjungi Nagari yang terkenal dengan fotocopy.
"Win disini ada tugu fotocopy loh, karena kebanyakan orang Minang yang merantau ke Jakarta kerjanya tukang fotocopy atau usahanya fotocopy", kata Riski
Waktu Riski mengatakan itu aku ngak “ngeh” kalau Tugunya berupa mesin fotocopy. Aku pas lihat tugu dengan mesin fotocopy langsung senyum-senyum sendiri. Habis niat banget buat tugu dengan mesin fotocopy yang disemen dan mirip banget. Awalnya aku kira hanya tulisan “fotocopy” saja eh beneran dibuat mirip mesin fotocopy.

Selain itu kami juga mengunjungi Makam Mohammad Yamin di Talawi dalam perjalanan kami dari Batusangkar menuju Sawahlunto.
"Win, mau ke Makam Mohammad Yamin gak?", tanya Riski
Kemudian kami berhenti sebentar tapi aku tidak masuk ke dalam makam yang dipugar dengan bagus itu.
"Kenapa gak jadi masuk?, takut ya?" tanya Riski
Betul sekali aku gak berani masuk kedalam, cukup dari luar saja.

Yang lucu saat Riski salah tempat karena dia menunjukkan bekas tambang dengan warna air hijau.
"Win ini dia Danau Birunya, jangan kecewa ya", kata Riski
Terus aku menatap bekas tambang itu dengan wajah tak percaya. Inih mah mana ada biru-birunya, adanya hijau kayak empangan. Untung Riski salah itu bukan tempatnya yang dia maksud.
"Eh salah deng, masih jauh", katanya
Aku dan Riski sampai di Simpang Danau Biru sekitar jam 1 siang. Tapi sempat kelewatan sedikit.

"Ki ke Danaunya kesitu?", kataku "Kok tahu dirimu?", tanyanya "Ada petunjuknya", jawabku
Eh pas disimpang kami melihat jalannya yang amazing bebatuan sehingga mobil tidak mungkin kesana. Kemudian baru juga disimpang kami juga sudah ditagih uang seikhlasnya Rp9.000. Padahal tidak usah bayar saja karena pas di dalam bayar lagi dengan tiket resmi Rp5.000

Pas melihat jalanan yang aduhai bebatuan, aku dan Riski balik dong. Aku sempat mengatakan sewa motor kali aja abang-abang di warung depan yang minta uang seiklhasnya itu merupakan ojek. Eh ternyata tidak. Jadi sempat iklhas kalau tidak jadi ke Danau Biru.
Rupanya si Riski ini keren banget, dia mengusahakan mencari sewa motor dari temannya. Padahal kalau gak jadi aku juga gak apa. Kalau jalan kaki panas gitu malas banget. Kalau di GPS sih katanya 5 km aja. Padahal aslinya jauh amat ke dalam, lebih dari 5 km kalii.
"Win, pinjam motor temanku aja ya," kata Riski
Beruntungnya si Riski ini punya banyak teman sehingga kami mendapatkan sewa motor gratisan.

Akhirnya kami balik lagi dengan motor ke Danau Biru. Ternyata oh ternyata jalan menuju ke Danau biru itu menantang. Kalau bisa sih jika ke Danau Biru naik motor khusus ke area bebatuan aja, jangan matic karena jalannya mendaki serta tidak bagus, maklum area tambang.
Sesampai di area tambang, kami membayar tiket Rp5.000/ orang. Awalnya aku mengira hanya kami saja yang niat betul ke Danau Biru, tapi aku salah karena pas di tempat wisata banyak kok pengunjung lainnya.
Sesampai di Danau Biru aku begitu terpukau dengan warna biru dari Danau padahal bekas tambang loh. Kok bisa warna lautnya segitu biru! Terus pas mengunjungi Danau Biru mengingatkanku akan Belitong cuma bedanya di Belitong itu bekas Kaolin. Kalau Danau Biru, Sawah Lunto ini merupakan bekas tambang batubara.
Mantap kan?
Akhirnya dengan usaha Riski yang luar biasa kami bisa mengunjungi Danau Biru dengan pesonanya yang luar biasa.

Rincian Pengeluaran ke Danau Biru, Sawah Lunto
Tiket masuk seikhlasnya Rp9000
Tiket masuk didalam Danau Rp5.000/orang + Rp5.000 parkir = Rp15.000
Total pengeluaran Rp24.000/2 orang
Lokasi Danau Biru
Sawah Lunto, Sumatera Barat
Salam
Winny
Ohh ada danaunyaaa.. Padahal nginep semalam di sawah lunto waktu itu, kok ga tau2an ada danau biru ini ya.. Cantik bgt ya warnanya Win..
sama kak kau juga baru tahu dari orang sini
Cakep juga ya. Bekas galian jadi tempat penampungan air, perubahan fungsi yang bagus juga.
Win, itu danau ada ikannya gak.
Para perantau dari kampung yang ada tugu fotocopy itu memang dominan usahanya fotocopy, dulu… Sekarang usaha fotocopy melemah sejak ada teknologi internet makin murah.
nah itu dia gk tahua da ikannya atau gk kak cuma gka da yang mancing.
Dilihat dari atas aja udah indah banget danaunya. Masih jernih dan bersih dari sampah
iya karena bekas tambang
Bagus ih, airnya biruuu.
iya banget padahal bekas tambang
Cakep bangeti sih wiiin.
Btw itu bisa berenang disitu engga? XD
Masuknya pun masih murmer yah
iya kak