Travelling ke Candi Muara Takus, Riau


Muara Takus temple was constructed by the maritime-based Sriwijaya Empire in the eleventh century. The site was abandoned for many centuries before it was re-discovered by Cornet De Groot in 1860. The site was explored and surveyed by W.P Groenveld in 1880 and excavations have been conducted periodically since. 

Hello World!

Riau, 18 Agustus 2018

"Win, ke Muara Takus yuk?", ajak Riski kepadaku

"Hah, itu kan jauh ki", jawabku

"Ngak kok cuma 110km dari Payakumbuh, masih jauhan Solok", katanya

Kalau bukan Riski yang kasih tahu, aku tidak akan pernah kebayang kalau dari Payakumbuh ke Candi Muara Takus, Riau itu hanya 3 jam saja, cukup dekat. Padahal salah satu impian tempat wisata yang ingin aku kunjungi Sumatera itu adalah Muara Takus. Dan Alhamdulillah, Allah mewujudkan impian itu melalui Riski. Dulu pernah waktu di Pekanbaru pengen ke Candi Muara Takus tapi karena jauh dari Pekanbaru tidak jadi. Waktu itu juga di Pekanbaru nya cuma 1 hari aja, tidak cukup waktu.

Baca juga 1 hari keliling Pekanbaru

Candi Mahligai Stupa

Riski juga awalnya hendak mengajak Ferri dan Anhar tapi mereka sibuk. Lalu aku mengajak Icha, teman kosan untuk ikut trip ke Candi Muara Takus, Riau.

"Cha, kemana libur ini?" tanyaku

"Ke rumah nenek kak?", jawabnya

"Ke Candi Muara Takus aja yuk", jawabku

"Gila, itu kan jauh kak", kata Icha
"Sama siapa kak?", tanyanya

"Ama Riski", jawabku

"Ngak ah ntar jadi nyamuk", jawabnya

Candi Muara Takus

Aku dan Riski janjian jumpa jam 10 pagi karena aku masih ada kegiatan di kampus. Nah pas ngobrol ama Riski aku langsung dong menelpon Icha untuk ikut. Akhirnya Icha berubah pikiran, yang awalnya Icha menolak ikut, tapi pas hari H mau tak mau, suka tak suka akhirnya dia ikut juga. Icha juga mengajak Mela, temannya ikut dengan kami.

"Kak, balik hari kan?", tanyanya

"Iya Cha, dekat kok 3 jam aja", jawabku

Ternyata pemikiran Icha dan aku sama, sama-sama menganggap kalau Muara Takus itu jauh dari Payakumbuh. Lalu pemikiran kami itu sekejab berubah drastis setelah ke Muara Takus. Kami berempatpun menuju Muara Takus dari Payakumbuh. Perjalanannya lumayan bagus, jalanan yang baik serta cuaca yang mendukung. Hari kami melakuan trip ke Candi Muara Takus cerah. Kami mengetahui cara ke Candi Muara Takus pun bantuan Om Google, dan tentu saja berkat Riski.

Kami sampai di Candi Mauara Takus, Riau sekitar jam 12 siang, pas matahari terik-teriknya. Untuk tiket masuk ke Candi Mauara Takus Rp10.000/orang dan parkir mobil Rp5.000. Area Candi Muara Takus, Riau tidak terlalu luas sehingga bisa dilakukan 1 jam saja di Candi nya.

Pas sebelum ke Candi Muara Takus, aku sempat sotoy alias sok tahu kalau Candi Muara Takus itu luas. Hal ini karena malam sebelum ke Candi Muara Takus aku ngobrol dan Mba Ninik yang pernah ke Candi Muara juga tapi yang di Jambi.

"Mba Ni, aku mau ke Candi Mauara Takus di Riau", kataku

"Areanya luas itu bisa naik sepeda", katanya

"Tapi itu di Jambi, bukan di Riau", katanya

Terus ternyata hal yang kami bicarakan itu adalah hal berbeda. Aku maksudnya Muara Takus di Riau eh Mab Ninik bicara Candi Muara Takus di Jambi. Padahal dalam obrolan bersama Mela, Icha dan Riski saat di mobil rencananya ingin menyewa sepeda keliling komplek Candi Mauara Takus. Eh sampai di komplek Candi Muara Takus tidak perlu menyewa sepeda karena sekali jalan aja langsung khatam. Jalan kaki aja sekelek, selesai 😀

Candi Muara Takus

Sesampai di Candi Muara Takus, kami langsung masuk ke dalam area Candi ketika tiket masuk Candi Muara Takus sudah di tangan padahal matahari lagi panas banget. Seolah kami lupa kalau hari itu panas. Yang lucu tingkah Icha dan Mela yang bahagia gak ketolongan pas masuk ke dalam Candi. Mereka berdua seperti bocah yang bahagia banget.

"Kak, makasih ya udah dibawa kesini", kata mereka kompak
Candi Muara Takus

Padahal di awal-awal mereka setengah hati ke Candi Muara Takus. Kalau aku jangan ditanya, dipastikan amat sangat senang karena aku kan penyuka Candi. 🙂

Candi Muara Takus, Riau lumayan terawat, dipagari. Lokasi Candi Muara Takus berada Desa Muara Takus, Kabupaten Kampar, Kota Riau. Petunjuk ke Candi Muara Takus juga jelas, ada gerbang Candi ketika masuk kedalam, melewati kebun-kebun.

"Kurasa jarang orang yang ke Muara Takus ya, kataku

"Lihat aja jalannya sepi gini, kita aja yang semangat ya", lanjutku

Saking sepinya jalan ke Candi Muara Takus aku kira tidak ada pengunjungnya. Ternyata aku salah, pas di Candi Muara Takus lumayan banyak pengunjung yang datang. Apalagi pas kedatangan kami itu hari libur.

Candi Muara Takus dari sejarahnya merupakan Candi untuk umat Buddha. Komplek Candi terdiri dari Candi Tua, Candi Bungsu dan Mahligai Stupa, serta Palangka.Candi Muara Takus dianggap sudah ada sejak Kerajaan Sriwijaya sekitar abad ke 4 -11.

Candi Muara Takus jenis bangunannya adalah Masif, yaitu tidak mempunyai ruangan pemujaan. Sedangkan fungsi bangunan adalah untuk tempat prosesi ritual pemujaan. Oh ya untuk Candi yang bentuknya melengkung bernama Candi Mahligai dengan tinggi stupa 14 meter. Bentuk dari Candi Mahliga merupakan stupa berbentuk menara.

Khusus Candi Bungsu merupakan Candi yang memiliki konfigurasi yang mirip dengan Candi Asoka di India. Candi Bungsu memiliki tinggi bangunan 6,20 meter.

Candi Muara Takus merupakan salah satu situs UNESCO. Hal menarik dari Candi Muara Takus terletak pada penyusunnya dari batu bata tanpa semen. Aku tak bisa bayangkan bagaimana orang dulu membuat Candi Muara Takus tanpa semen tapi Candinya masih bertahan hingga sekarang.

Candi Muara Takus

Saat kami berada di Candi Muara Takus, tiba-tiba kami melihat rombongan yang sedang beribadah. Rombongan itu mengikuti Biksu sambil berkeliling Candi Muara Takus. Kami berempat sempat berhenti dan membiarkan rombongan itu beribadah. Tentu aku merasa beruntung karena pas sampai di Candi Muara Takus, eh melihat ritual ibadah lengkap dengan Biksu. Serasa berada di Myanmar gitu!

Tidak hanya melihat orang yang beribadah, kami juga melihat photo prewedding di Candi Muara Takus.

"Kak itu yang memimpin namanya apa?", tanya Mela

"Itu namanya Biksu, kalau cewek namanya Biksuni", jawabku

"Artinya Candi Muara Takus ini merupakan Candi Buddha", jawabku lagi
Candi Muara Takus

Rincian Biaya ke Candi Muara Takus

10:30-12:00 Perjalanan dari Payakumbuh ke Candi Muara Takus

12:00-13:00 Makan siang Rp81.000/4 orang lalu sholat zuhur

13:00-15:00 Keliling Muara Takus, biaya masuk Rp45.000/4 orang

Lokasi Candi Muara Takus

Begitulah travelling kami ke Candi Muara Takus, begitu dadakan tapi tentu saja berkesan 🙂

Salam

Winny

Published by Winny Marlina

Indonesian, Travel Blogger and Engineer

10 thoughts on “Travelling ke Candi Muara Takus, Riau

  1. Tak banyak peninggalan Kerajaan Sriwijaya di luar daerah Sumsel. Candi yang besar hanya Candi Muara Takus ini. Apakah Candi Muara takus ada dua lokasi, Jambi dan Kampar?

    Winny ngajar di Payakumbuh?

  2. Seharusnya di Sumatra ada banyak candi, mengingat Sriwijaya dan Majapahit mencakup Sumatra. Tapi sepertinya yang aku tahu cuma Candi Muara Takus. Itu juga baru tahu kalau ada yang di Riau. Haha.
    Mungkin yang di Jambi lah yang lebih ramai, Kak Win 😀

  3. Waaa…
    Aku belum pernah kesituu pdahal udah lama di Pekanbaru…
    Hahaha…
    Selalu cuma lewat aja, blm pernah ada kesempatan mampir.
    Bersiih rupanya yaaa..
    Kata kawan-kawan yg pernah kesana beberapa tahun lalu gak terurus, dan penuh semak.
    Tapi dari foto-fotomu bersih dan lumayan terawat tempatnya ya Win..

  4. what a nice place to visit , it is my first time to hear about it, surely i will visit it before leaving to my country

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.