Hello World!
Mũi Né, 24 Maret 2018
Jam 10 malam kami sudah berada di penginapan setelah melakukan tour Củ Chi Tunnels dan makan malam di Street food. Kami dijemput di penginapan menuju ke bis, harga tiket bis dari Ho Chi Mihn ke Mũi Né seharga 300.000 Dong. Bis yang kami naikin lumayan nyaman, berupa sleeper bus. Aku dan Kak Rika berdekatan, sementara Ana harus berada di belakang bis. Untuk pertama kalinya aku menggunakana sleeper bus, berada di lantai 2. Fasilitas bis lumayan bagus, ada bantal dan selimut serta diberikan air putih dalam botol. Sayangnya tidak ada wifi didalam bis. Tujuan utama perjalanan kami ingin melihat Gurun Pasir di Mũi Né, Vietnam.

Kami tiba di Phan Thiết jam 3 pagi, berhenti di tempat bis. Di dalam pemberhentian bis itu ada pasangan dari Canada namun beretnis Vietnam, mereka telah membooking tour ke Gurun Pasir Mũi Né dari Ho Chi Mihn seharga 600.000 Dong sehingga pas tiba mereka tinggal menunggu jemputan, karena mereka ingin mengejar sunrise. Sementara aku, Ana dan Kak Rika tidak memesan apa-apa dari Ho Chin Mihn, kami mengira bakalan banyak jasa untuk trip sunrise Gurun Pasir Mũi Né. Nyatanya tidak ada apa-apa, bahkan penjaganya masih tertidur pulas. Maklum masih pagi sekalii!! Kami sempat basa basi apakah kami bisa ikut tour dengan mereka, sayang mereka menolak halus. Kemudian kami pun tidur di bangku sambil menunggu matahari terbit, impian untuk melihat sunrise di Gurun Pasir Mũi Né pun kandas, seperti kandasnya cinta bertahun-tahun (Curcol).
Setelah istirahat cukup dan matahari mulai terbit, aku, Ana dan Kak Rika mulai mencari cara bagaimana melihat sunrise di Gurun Pasir Mũi Né. Kami berjalan kaki sekitar 15 menitan dari tempat pemberhentian kami, hasilnya “nihil” tidak ada. Ana mulai panik sementara aku dan Kak Rika masih tenang.

“Kalau kita gak bisa ke Gurun Pasir Mũi Né, kita mau ngapain?”, tanya Ana “Ada rencana lain gak?”, atau paling ngak kita main pantai aja”, lanjutnya lagi
Memang di tempat pemberhentian kami ada pantai, jika kami tidak jadi ke gurun yah setidaknya jauh-jauh ke Phan Thiết, yah terpaksa main pantai. Habis sepanjang mata memandang tidak ada tanda-tanda bis menuju Gurun Pasir Mũi Né. Yang ada taxi berhenti melihat kami planga plongo seperti orang linglung. Kalau mau naik taxi ke Gurun Pasir Mũi Né bisa kena biaya 500.000 Dong untuk sekali jalan. Kan mahal! Akhirnya kami memutuskan balik ke tempat pemberhentian bis.

Dengan inisiatif aku membangunkan petugas yang tidur, Kak Rika dan Ana sempat agak merasa segan dengan tindakanku itu.
“Sir, Can you please help us to find bus to Red Sand of Mũi Né?”, tanyaku dengan memasang muka sok manis.
Si Bapak yang tertidur lelap akhirnya bangun, untung dia tidak marah. Karena kalau menunggu dia bangun bisa jam 10 kali, sementara waktu sudah menunjukkan jam 6 pagi. Kemudian dia pun menelepon temannya untuk harga tour ke Gurun Pasir Mũi Né. Di telepon kami bernegoisasi dan dapatlah harga tour kami ke Gurun Pasir Mũi Né 500.000 Dong/ 3 orang. Yang gokil saat memesan tour itu kami sebenarnya tidak ada uang sama sekali. Angan-angan kami mengambil uang di Phan Thiết, boro-boro ATM, kendaraan aja jarang yang lewat jam segitu.

Setelah deal harga, Bapak yang aku telepon pun tiba. Aku lalu menukarkan uang recehan berupa Dollar Singapura, Euro ke dalam Dong untuk membayar tour gurun kami bertiga dan Kak Rika membayar untuk bis pulang ke Mũi Né jam 2 siang. Ada gunanya juga membawa mata uang untuk jaga-jaga kalau kondisi seperti ini. Asiknya kami bertiga itu jadinya saling tolong menolong dalam keuangan. Jadi kami bertiga siapa yang lebih uangnya maka membayar dulu, nanti akan dibayar setelah menemukan ATM.
“Okay the bus will come on 7 am, and your tour will finish around 10 am”, kata si Bapak itu

Benar saja perkataan si Bapak, jam 7 lewat kami dijemput sebuah mobil jeap. Lalu kami bertiga naik jeap menuju Gurun Pasir Mũi Né. Oh ya, ada momen lucu saat menukar uang si Bapak sempat salah ngasih uang kepadaku, terus saat dia memuji “your beautiful” sambil tersenyum. Padahal yah untuk pertama kalinya aku memakai Hijab jalan-jalan ke Luar Negeri setelah memustuskan Hijrah di November 2017. Pujian si Bapak angggap lucu-lucan aja, karena si Bapak baik banget menolong kami.
Sepanjang perjalanan ke Gurun Pasir Mũi Né, pemandangannya lumayan bagus, tujuan kami menuju ke white sand atau pasir putih. Dalam tour kami ini akan mengunjungi 4 tempat wisata di Mũi Né terdiri dari white sands, lotus lake, red sands, fish market. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah white sands dan lotus lake. Untuk ke white sands, jaraknya lumayan jauh. Bahkan melewati area perkuburan, ibaratnya lokasi white sand ini berada di pelosok. Wajar kalau ke lokasi white sand harus dengan tour, atau paling ngak dengan orang yang tahu lokasinya. Kalau ke white sand ibaratnya seperti tempat jin buang anak, saking jarangnya ada rumah penduduk.

Pas sampai di white sand, dari kejauhan kami melihat gurun menggunung dengan pemandangan Danau di depannya.
“Epic!!”
Kami bertiga langsung sontak bergumam secara kompak “wow”. Aku senang sekali, apalagi Gurun Pasir Mũi Né merupakan gurun pasir ketigaku setelah Jaisalmer dan Gurun di Iran. Sebagai pecinta Gurun aku sangat bahagia apalagi pas traveling di Mũi Né bertepatan dengan Ulang Tahunku. Iya aku merayakan Ulang Tahun di Gurun Pasir Mũi Né dengan Kak Rika dan Ana. Ibaratnya kado ulang tahun untuk diri sendiri.
Happy birthday self…
Pas Bapak driver kami memarkirkan mobil, kami pun turun. Jika ingin ke atas Gurun, kami harus menyewa jeap lagi dengan harga sekitar 500.000 Dong lagi. Ogah bayar, kami bertiga memilih jalan kaki. Namun pas jalan kaki justru penuh tantangan, susah jalannya euii..
“Ternyata susah ya jalannya,” kata Ana “Iya pantas aja gak ada yang jalan kaki”, kata Kak Rika “Tapi kita kan kere kak. Bisa sampai ke puncak gak ya kita?”, kataku dengan semangat

Dengan penuh perjuangan melewati pasir putih, akhirnya kami pun sampai di tengah tapi tidak ke puncak. Sampai di tengah jalan aja sudah setengah mati apalagi ke puncak, ah good bye aja deh kalau ke puncak. Lagian cuaca amat panas, sampai di tengah aja sudah Alhamdulillah.
Terus pas di tengah gurun, aku kebelet dong. Mau balik lagi ya ampun dah keburu pipis di celana, jauh jalan kembali meski terlihat dekat. Belum kondisiku sedang berada di tengah gurun, alhasil yaudah aku pipis di gurun aja. Kak Rika dan Ana langsung heboh saat aku pipis di gurun.
“Winny gilaaaa”, kata mereka
Sungguh pipis di gurun pas Hari Ulang tahun sendiri merupakan aib terbesar serta tergokil yang pernah aku alami. Untung saat itu di gurun orang yang ada jauh di puncak sana, sehingga tidak akan melihatku. Yang paling iseng Kak Rika dong sampai di videoin, kan kampret hahahhaha…

Setelah itu akupun menjauhin tempat pipis seperti aku itu kucing lalu kami bermain gurun. Ana dan kak Rika sempat meledek, jangan-jangan di gurun ini banyak bekas kencing juga Win, kata mereka. Tapi masa bodo mah, aku main gurun sepuasnya bahkan pasir gurun sengaja aku taruh ke dalam botol untuk dibawa pulang. Memang aku pecinta Gurun Pasir, berbeda dengan Kak Rika yang pecinta Salju. Tidak hanya itu aku juga tidur, guling-guling di gurun, benar-benar puas. Sayang Gurun Pasir Mũi Né tidak ada Onta, kalau ada Onta maka bertambah mantap kekerenan Gurun Mũi Né. Ana juga begitu sampai tidur di gurun, sementara kak Rika lebih asik menikmati aksi kami berdua. Kami bahkan lupa panasnya matahari saat di gurun. Oh ya khusus Kak Rika dan Ana merupakan pengalaman pertama mereka di Gurun Pasir.
Setelah menghabiskan waktu 1 jam di Gurun Pasir kami kemudian kembali ke base camp. Jalan pulang kami sedikit memutar, kemudian kami mengajak Bapak yang menemani tour kami menuju ke lokasi setelahnya yaitu Red Sand karena Lotus Lake atau Danau Teratai itu selokasi dengan White Sand, namun pas kami datang belum mekar sehingga kami hanya melihat Danau dengan teratai yang mengempes dengan latar belakang gurun pasir.
“Kak, aku puas lah”, kata Ana…

Rincian Biaya Trip Mũi Né, Vietnam
03:00 Tiba di Phan Thiết
03:00-07:00 Istirahat di tempat pemberhentian bis di Phan Thiết, Vietnam
07:00-10:00 Mũi Né Trip sewa Jeap 500.000 Dong/3 orang. Beli tiket bis pulang ke Ho Chi Minhn 110.000 Dong/orang. Seharin keliling Mũi Né mulai dari white sands, lotus lake, red sands, fish market dan makan siang seafood 200.000 Dong/ 3 orang dank e Fairy stream
10:00-13:30 Menunggu bis ke Ho Chi Mihn
13:30-18:30 Perjalanan dari Mũi Né ke Saigon. Sempat beli es di jalan pas bis berhenti 20.000 Dong.
18:30-20:00 Berhenti di Ben Thanh Market keliling terus naik bis 6000 Dong. Makan malam di Assalamualaikum restaurant 110.000 Dong. Numpang sholat juga lalu beli kopi Vietnam di area Benh Tan 3 RM dan roti 5RM
20:00-21:00 Belanja makanan di Supermarket 54.000 Dong
21:00-22:00 Makan lagi di food stree dengan Pham Ngu Lao . Beli telur 15.000 Dong, kerang 25.000 Dong, yogurt 20.000 Dong
22:00-23:00 Ke terminal bis dan menuju ke Bandara Vietnam.
23:00-24:00 Di Bandara, siap-siap check in dan melewati Imigrasi Vietnam
*Note: Kurs Rp10.000 = 16.000 Dong (Maret, 2018)

Alamat Red Sand Dunes Mũi Né
706B, Khu phố 5,
P.Mũi Né, Phan Thiết, Bình Thuận,
Vietnam
Salam
Winny
Hahahah ngakak pas bagian pipis di gurun. Untung nggak ada yg liat ya kak hahaha
parah kan? hahah
Aku belum penah nih main ke gurun. Penasaran juga sama yang di Jaisalmer dan Mui Ne ini 😀
lol, pipisnya epic! ya tapi ketimbang ditahan kan ya.
Jadi catatan juga buatku kalau mau ke sana baiknya pesan turnya sejak awal ya.
iya ama kalau bisa pipis dulu sebelum ke gurun hahaha…
Wah asli seru banget kayaknya mainan di gurun.. Kocak ampe kencing disana, kayak kucing kencing di pasir hahaha. Tapi asik lah ya, dibilang beautiful sama om-om vietnam.. Sapa tau mau dijadiin bini kesekian. Hahaha.. Btw seru banget bacanya, kirain gurun cuma ada di timur tengah, ternyata vietnam juga ada yah.
iya kak kalau mau coba gurun ala-ala ndak perlu jauh-jauh bs ke Vietnam
Ah, isn’t Aib yang menyenangkan? bisa p*p*s di gurun di hari ulang tahun di Vietnam pulak hahaha. Selamat late birthday Winny, semoga tetap semangat merambah dunia, dan menuangkannya dalam bentuk tulisan! *ketjup jauh
Lain kali klo mau ke tempat wisata yg kemungkinan ga ada wc nya, pakai diaper aja, kan ada yg khusus utk dewasa Win 😀 . Btw selamat ultah yaa 🙂 .
Seru juga sampe pipis di gurun 🙂
itu saking kebeletnya kak
Baru tahu ada gurun pasir begitu di Vietnam. Keren.
iya kak pasir ala-ala 😀
serasa buka di vietnam ya .. kayak di Arab
hmm .. jangan2 itu “ritual” kalau ke gurun ya .. 🙂
haha ritualnya cukup sekali aja kak
Busettt! Lama ga nengok ke sini, udah sampai ke iceland aja:p