Memenuhi Janji di Desa Terindah Dunia, Pariangan, Sumatera Barat


“Sometimes people don’t understand the promises they’re making when they make them.”
By John Green

Hello World!

Pariangan, Mei 2018

“De, tahu gak kalau salah satu Desa terindah itu ada di Sumatera Barat?”, kata Bang David kepadaku
“Aku gak tahu Bang”, jawabku kepadanya
“Kapan-kapanlah Abang ajak mengunjungi”, janjinya satu tahun lalu.

Ternyata janji itu ditepati Bang David. Malam itu entah kenapa tiba-tiba dia mengajakku untuk ke Pariangan, nama Desa terindah di Dunia versi Majalah Budget Travel. Bang David juga memberikan link tentang daftar Desa Terindah Dunia, sehingga membuatku penasaran. Maklum salah satu Desa Terindah Dunia versi Majalah itu adalah Shirakawago di Jepang namun aku belum mengunjungi versi Jepang maka mengetahui ada Desa Terindah di Sumatera Barat betapa senangnya hatiku. Karena yang orang Indonesia belum tentu mengunjungi Desa Terindah Dunia di Indonesia. Ibaratnya aji mumpung di Sumatera Barat, maka kesempatan banget ke Nagari Tuo Pariangan.

Nagari Tuo Pariangan

Aku dan Bang David janjian ketemuan jam 10 pagi di Bukittinggi meski aku telat datang jam 11 pagi. Karena sekarang aku menetap di Payakumbuh sehingga cukup mudah menuju ke Bukittinggi. Lama perjalanan Payakumbuh-Bukittinggi 1 jam dengan harga bis travel Rp15.000 saja.

Jam 11 siang itu aku bertemu dengan Bang David. Kata Bang David Negeri Terindanh Dunia itu berada di Batusangkar. Kami menuju ke Batusangkar dengan bersepeda motor. Saat kami berangkat ternyata cuaca tidak bersahabat, mendung dan hujan. Aku dan Bang David sempat berteduh ketika hujan mulai lebat. Rute yang kami tempuh untuk menuju Desa Tuo Pariangan ialah Bukittinggi-Padang Panjang-Batu Sangkar. Tentu saja Bang David hapal betul jalanan menuju ke Desa Pariangan. Untuk lama perjalanan dari Bukittinggi ke Batusangkar kurang lebih 1,5 jam dengan sepeda motor. Namun Desa Pariangan itu lebih tepatnya berada di Tanah Datar, Sumatera Barat.

Kami sampai di Nagari Tuo Pariangan sekitar jam 12.30 siang. Kebetulan kedatangan kami pas azan Zuhur. Mencapai Desa Nagari Tuo Pariangan tidaklah terlalu sulit, di depan Gang terdapat Gapura yang menunjukkan peta Nagari Tuo Pariangan serta ucapan “Selamat Datang di Nagari Tuo Pariangan, Desa terindah Dunia”. Kami sempat melihat peta lalu memutuskan masuk kedalam Nagari. Nagari dalam Bahasa Minang kalau diartikan sebagai Desa. Kalau kata Bang David Nagari itu terdiri dari beberapa Desa.

Nah pas tepat di sebuah lapangan untuk memarkir sepeda motor, kami melihat pemandangan yang keren berupa Masjid Tua yang katanya sudah ada sejak Abad ke 19 serta rumah Gadang yang unik. Desa itu tersusun seperti bertingkat menambah keindahan Nagari Tuo Pariangan.

Hal yang pertama kali kami lakukan ketika tiba di Desa Pariangan adalah menunaikan sholat, sungguh aku senang dapat melaksanakan ibadah di sebuah Masjid tertua di Sumatera Barat. Masjid Tua di Nagari Tuo Pariangan bentuknya unik, kesan modern sekaligus tradisional. Tempat Wudhu berpisah dari Masjid. Di depan Masjid terdapat sebuah kolom yang berisi ikan. Aku sempat senang melihat tingkah laku dari ikan-ikan di kolam itu. Aku sempat memperhatikan ikan-ikan di kolam.

Nagari Tuo Pariangan

Setelah selesai sholat, kami lalu melanjutkan untuk menjelajah Nagari Tuo Pariangan. Hal unik dari Nagari Tuo Pariangan itu yang membuatku terheran-heran adalah air di Desa Pariangan itu panas. Aku tahunya gak sengaja karena ada Ibu warga lokal yang mencuci piring kemudian airnya kelihatan panas. Eh ternyata benar airnya panas. Bang David sempat minta izin kepada si ibu agar aku bisa memegang air panas itu. Si Ibu bilang bahwa air panas di Nagari Tuo Pariangan merupakan hal yang biasa. Tak heran sih mengapa Desa itu masuk kedalam Desa Terindah Dunia.

Di Desa Terindah juga terdapat Taman Bacaan, serta bentuk rumahnya dengan bentuk yang mini. Di Nagari Tuo Pariangan juga terdapat Prasasti. Kemudian kami juga menaiki tangga untuk melihat dari atas Desa Pariangan. Pas diatas, pemandangan rumah Gadang indah sekali.

Nagari Tuo Pariangan
“Gimana De?, Kecewa gak kesini?”, kata Bang David
“Lumayan Bang”, kataku kepada Bang David.

Pas kami mentok naik sepda motor akhirnya kami tahu kami salah masuk karena kami sempat heran bagaimana orang masuk kedalam Desa Pariangan sementara kami ketika masuk ke Desa harus menuruni anak tangga. Ternyata ada cara lain ke Nagari Tuo Pariangan. Setelah tahu kami jalan kami lalu memutuskan mencari apa lagi yang bisa kami lihat dari Nagari Tuo Pariangan.

Nagari Tuo Pariangan

Nagari Tuo Pariangan ternyata tak hanya Rumah Gadang tua, juga terdapat Makam Tua yang sangat Panjang. Lapangan Raja zaman itu, walau hanya berupa tanah kosong dengan rumput hijau hingga tempat persidangan semacam Balai dan masih banyak lagi.

Kami makin terus mengelilingi Nagari Tuo Pariangan, maka kami semakin tahu bahwa Nagari Tuo Pariangan menyejukkan mata. Bahkan yang lucu saking jauhnya kami sampai ke persawahan yang menakjubkan. Bahkan menurutku Persawahan di Pariangan yang membuat Desa itu masuk dalam kategori Desa Terindah Dunia. Walaupun aku anak kampung yang terbiasa melihat persawahan, pas melihat persawahannya langsung terheran-heran. Baru pertama kali aku melihat persawahan indah seperti di Nagari Tuo Pariangan.

Pengen lama-lama di persawahan itu!

Kami terus bersepeda motor hingga mentok di perbukitan lalu memutuskan untuk kembali. Aku senang dengan pemandangan di Nagari Tuo Pariangan. Asiknya di Desa Pariangan, terdapat tempat penginapan. Sayangnya kami tidak menginap padahal pengen lama-lama tinggal di Desa Pariangan.

Oh ya Desa Pariangan disebut Desa Tua karena beberapa bangunan nya kebanyakan tua bahkan ada yang umurnya ratusan tahun.

Menakjubkan kan?

Nagari Tuo Pariangan

Lokasi Nagari Tuo Pariangan

Pariangan, Tanah Datar

Sumatera Barat

Nagari Tuo Pariangan
Alhamdulillah aku sudah ke Desa Teridnah Dunia, Pariangan!
Bang David menepati janjinya 🙂

Salam

Winny

Published by Winny Marlina

Indonesian, Travel Blogger and Engineer

31 thoughts on “Memenuhi Janji di Desa Terindah Dunia, Pariangan, Sumatera Barat

  1. Langsung ngeliat rumah khas minangkabau bertanduk gitu kayak yang ada di buku pelajaran. cakep!

  2. lagi nyoba2 ingat nama nagari yang pernah kk datangi, letaknya sebelum sampai ke Istana Baso Pagaruyung..
    di nagari itu juga banyak rumah2 gadang tua yang masih cantik

    kalau nagari Pariangan ini dekatkah Win dari Pagaruyung?
    penasaran lah
    btw sekarang tinggal di Payakumbuh Win?

  3. Wahh aku sukak ni destinasi yang punya sejarah kayak gini.. makasih infonya mbak.. okesipp pariangan masuk travel list.. hhehe

  4. Dulu waktu masih kecil pernah diajak kakek ke permandian air panas di Pariangan. Kalau sekarang katanya airnya sudah kecil.
    Kata teman yang orang sana, di perbukitan atas nagari tuo juga ada air terjun, tapi aksesnya jalan kaki.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.