Pengalaman Ngetrip ke Kolam Abadi dengan Adikku di Binjai-Langkat


Love is always bestowed as a gift – freely, willingly and without expectation. We don’t love to be loved; we love to love

By Leo Buscaglia

 Aku di Kolam Abadi Sei Bingai
Aku di Kolam Abadi Sei Bingai

Hello World

Sei Bingai, 1 November 2015

Setidaknya ada 4 tempat wisata yang tak jauh dari Medan ngehits dikalangan warga Medan yaitu Kolam Abadi, Air terjun Tongkat, air terjun teroh-teroh dan air terjun lau Berte. Yang paling sering aku lihat di istagram ketika anak Medan sedang liburan ketika mengunjungi  Air Terjun Tongkat dan Kolam Abadi. Keempat objek wisata berdekatan, kalau kolam abadi lebih duluan dari hulu kemudian dibawahnya air terjun teroh-teroh kemudian dialiran hilirnya air terjun tongkat lalu air terjun Lau Berte.

Awalnya aku mengajak adikku Riski untuk menenamaniku ngetrip ke air terjun Binjai kataku karena namanya aku tidak tahu. Karena nama air terjunnya tidak familiar bagiku. Ternyata adikku mengatakan kalau kolam abadi itu berada di Binjai tapi ada juga yang mengatakan di Langkat. Nah keduanya sebenarnya benar karena Binjai itu dilalui kemudian ke Langkat tepatnya di Sei Bingai, kira-kira perjalanan dari Medan 1-2 jam.

Aku dan adikku ke Kolam Abadi dengan menggunakan google maps “Sei Bingai” berangkat dari jam 9.30 pagi dan sampai disana jam 11 pagi. Melewati Kota Binjai dengan jalanan yang mulus tapi kadang kala ada juga jalanan yang jelek melewati perkampungan hingga kehilangan GPS. Aku dan adikku sempat belanja makanan untuk disana yang ternyata ada penjual makanan walau mahal. Nah ditengah jalan adalah seorang pemandu local yang menawarkan jasa sebagai ranger ke Kolam Abadi beserta 3 rombongan kereta. Aku dan adikku mengikuti karena aku penasaran berapa harga yang ditawarkan guide local tersebut.

Kolam Abadi
Kolam Abadi

Sesampai dilokasi tepatnya di PJ sang guide mengatkan harga pertempat itu Rp25.000 perorang. Misalnya kalau aku hendak ke kolam abadi Rp25,000 jadi kalau hendak ke Kolam Abadi, Air terjun teroh-teroh, air terjun tongkat dan Lau Barte jadinya Rp100.000. Karena aku berdua dengan adikku makanya aku tawar Rp90.000 untuk dua lokasi yaitu kolam abadi dan air terjun tongkat. Setelah tawar menawar akhirnya aku dan adikku mengikuti ranger beserta tim lain melewati jalanan yang berliku tapi jaraknya hanya 15 menit saja dengan jalan kaki. Menurutku untuk uang Rp40.000 berdua tidak masuk akal walaupun harga untuk orang lain Rp40.000 apalagi diberikan pelampung. Aku yang tidak mau mandi dan adikku memakai pelampung hanya untuk gaya-gayan jadinya harga tersebut tidak masuk akal menurutku. Bukan mematikan pendapatan warga local hanya saja kolam Abadi itu sebenarnya punya alam jadi harga yang dibuat berdasarkan kesepakatan warga sekitar. Kalau untukku walau itu ngehits dan banyak wisawatan mandi kesana, untukku tidak “worth it”. Padahal kolam abadi terkenal dengan dasar kolam yang airnya berwarna biru jernih tapi karena aku datang pas musim hujan jadi airnya kelihatan biasa saja. Lebih tepatnya “sungai” biasa untukku karena jika ke Tangkahan atau Bukit Lawang, sungainya persis seperti yang ada di Kolam Abadi. Adikku lebih parah sambil bergumam “di Sidimpuan banyak sungai kayak begini”.

Kalau dipikir iya pula tapi yah namanya juga ngehitz!

Kolam Abadi dan Air Terjun Tongkat
Kolam Abadi dan Air Terjun Tongkat

Akhirnya aku dan adikku menikmati wisatawan yang mandi sambil berenang ke hilir ke Sungai Teroh-teroh dan dalam ingatanku ‘gila mirip Green Canyon Tasik ini” tapi versi mininya. Karena hujan dan sudah kecewa duluan akhirnya aku dan adikku membatalakan ke Air terjun Tongkat yang jauh dari guide yang kami dapat dari jalan. Alasan guidenya yang bernama Maradona jalanan lagi longsor jadi tidak mungkin kesana apalagi dia kelihatan enggan membawa aku dan adikku hanya karena kami dua orang saja. Kami sih bersyukur tidak jadi kesana karena sudah malas, dan ternyata wisata terlalu mainstream itu diluar ekpektasi.

Tapi senangnya aku bisa travelling bersama adikku sampai ke Sei Bingai, tempat yang sedang ngehitz di Medan yang tidak ngehitz untukku.

Catatan Perjalanan ke Kolam Abadi

  1. Lokasinya tidak terlalu jauh dan sebenarnya tidak perlu ranger jika ingin ke kolam abadi karena dari jalan raya hanya berkisar 15 menit dengan jalanan yang curam seperti hendak ke hutan dan disarankan memakai sepatu
  2. Sebaiknya pergi beramai-ramai dan harga Rp25000/perorang pertempat itu sebenarnya tidak worth it kecuali jika ingin berenang dan memakai pelampung
  3. Sabtu minggu banyak sekali wisatawan berkunjung ke Kolam Abadi sehingga kurang kondusif jika ingin berwisata
  4. Sebaiknya jangan datang ke Kolam Abadi pas musim hujan
  5. Ada penjual mie di Kolam renang Abadi dengan harga pop mie Rp10.000 dan aqua sedang Rp5000.
  6. Kendaraan ke Kolam Abadi bisa dengan mobil atau motor
  7. Kalau hendak trekking sebaiknya ke Air terjun Tongkat

Salam

Winny

Advertisement

Published by Winny Marlina

Indonesian, Travel Blogger and Engineer

27 thoughts on “Pengalaman Ngetrip ke Kolam Abadi dengan Adikku di Binjai-Langkat

  1. Memang agak keruh sih… duh kalau ini jernih dan dikelola dengan benar sebetulnya bakal jadi sumber air yang bersih banget, mungkin bisa diminum kali ya kalau jernih. Sayang, sungguh sayang, masih ada pikiran sekadar eksploitasi tanpa memerhatikan keberlangsungan.

  2. namanya baru buka jalan(pengalaman pertama-belum kenal medan), harus byk berkorban(byr mahal) ya Win?kayak kmrn aku naik ojek dr parkiran ke area lokasi goa Gong, kenapa juga, pdhl deket banget. But it’s oke, nice trip.
    Btw Kpn nich ke Jogja lagee?

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: