Menelusuri Jejak Islam di Phristina, Kosovo


“The purpose of life is to live it, to taste experience to the utmost, to reach out eagerly and without fear for newer and richer experience.”
― Eleanor Roosevelt

Hello World!

Phristina, 14 April 2017

Perjalanan darat Budapest-Phristina membuatku serasa Deja Vu karena perjalanannya mirip-mirip  perjalanan darat  pas pulang kampong dari Medan-Padangsidimpuan, hanya saja bedanya aku 3x di Imigrasi  “Budapest terus Serbia lalu Kosovo”. Yah lumayan nambah-nambah 3 cap Imigrasi di passport. Menariknya meski sendirian di mobil yang mirip mini bus itu, aku santai saja. Dan sungguh aku tak menyangka aku sampai di Phristina, Kosovo. Karena Negara ini aku tahu dari zaman kuliah, waktu itu masih ababil dan berkenalan orang sana. Bahkan aku sempat cubit pipi sendiri saat tiba Kosovo, meyakinkan diri bahwa aku menginjakkan kaki di KOSOVO bukan mimpi. Demi Kosovo aku ikhlas merelakan perjalanan ke Irlandia dan Marocco, karena sudah penasaran dari lama.

Yang lucu saat melihat reaksi orang Eropa ketika mengetahui niatku ke Kosovo, “are you sure?”, is not a conflict area?, Mereka tak percaya gitu seorang cewek sendirian dari INDONESIA ke KOSOVO. Jangankan mereka, aku aja sampai sekarang tidak percaya bisa telah sampai ke Kosovo.

Aku sampai jam 8 pagi di Kosovo, hostku bernama Shend dengan baju tidurnya dalam keadaan “setengah sadar”, menjemput di terminal. Seorang penumpang yang sebis denganku kelihatan kecewa mengetahui aku sudah dijemput, karena dia berharap aku ikut ke rumahnya, katanya mau dijadikan istri. Padahal dia tidak bisa berbahasa Inggris begitu juga Bahasa Inggrisku yang pas-pasan. Tapi aku menganggap itu “hiburan perjalanan belaka”, toh disitulah seni dari perjalanan. Kapan lagi bertemu dengan orang-orang baru dengan pemikiran unik di perjalanan dan anggap saja lucu-lucuan.

Aku kemudian pamit kepada penumpang lainnya, kemudian mengikuti hostku. Untungnya rumahnya tidak terlalu jauh dari terminal.

Kosovo

Kemudian tahu tidak apa kesan pertamaku tentang Kosovo?

“Oh ternyata Kosovo itu banyak pegunungan, serasa tidak berada di Eropa”.

Maklum setelah 3 minggu keliling Eropa, agak membosankan melihat bangunan tua. Namun saat berada di Kosovo pemandangannya sedikit berbeda, aku bisa melihat pegunungan dan entah kenapa aku merasa Phristina ibukota Negara Kosovo mirip seperti di Indonesia. Mengunjungi Kosovo ibarat cuci mata setelah keliling Eropa.

Jarak tempat tinggal hostku dari terminal hanya 10 menit jalan kaki. Di penginapan hostku dia memiliki tamu dari Inggris, kemudian aku tidur di ruang tamunya. Karena hostku harus bekerja, maka dia tidak bisa menemaniku keliling Kota Phristina. Untungnya aku punya host bernama Visari yang tidak bisa memberi tumpangan namun bisa mengajak keliling Kota, nah si Visari inilah yang berjanji mentraktir makan ikan jika aku ke Kosovo.

Host Shend ke kantor, aku pun dijemput Visari. Benar saja dia kemudian mengajak ngopi cantik di Phristina. Pas sampai di café, semua mata tertuju padaku. Mungkin karena wajahku yang berbeda dari mereka, bisa juga karena jarang turis datang ke Kosovo. Menikmati kopi dengan roti di pagi hari bersama teman baru di Negara yang aku tidak perlu khawatir untuk makan sungguh membuat rasa lega. Seperti aku memiliki pagi yang menentramkan dan sedikit “fancy”, apalagi gretongan makan happy deh 😀

Ngopi Cantik di Kosovo

Berbicara tentang Visari, dia adalah teman yang baik hati. Dia banyak membantuku selama di Kosovo. Yang lucu saat sarapan pagi dia nunjukin peta dunia dan berkata “Crazy Winny, I can not believe you come here, from Indonesia to KOSOVO”. Why do u come to Kosovo, Winny? Indonesia is paradise”, katanya dengan bersemangat. Memang si Visari memiliki banyak teman dari Indonesia meski belum pernah berjumpa. Dia juga tahu banyak dengan Indonesia. Mimpinya suatu saat bisa ke Indonesia.

Aku pun penasaran “paradise” yang mana di Indonesia yang dia lihat. Kemudian dia menunjukakn Video “Raja Ampat”. Terus aku seolah menelan ludah serasa “gejblek”, ini mah paradise benaran, aku aja kayak sanggup ke Raja Ampat. Disitu aku merasa sedih, sanggup ke Kosovo gak sanggup ke Raja Ampat!

Visari juga menceritakan tentang kehidupan di Kosovo. Kosovo yang menyatakan kemerdekaan dari Serbia secara sepihak tahun 17 Februari 2008, mayoritas penduduknya adalah Muslim dan sebagian kecil Kristen Ortodok Serbia. Menariknya Negara ini pernah diduduki oleh Kerajaan Ottoman di tahun 1389 dan merupakan masa keemasan Islam di Kosovo. Tak heran jika mayoritas penduduk Kosovo yang berasal dari etnis Albania, Serbia, dan Turki mayoritas Muslim karena Islam telah hadir di Kosovo sejak tahun keempat kalender Hijriah.

Karena kebetulan kedatanganku ke Kosovo pas hari Jumat, maka Visari pergi ke Masjid untuk sholat Jumat. Sementara aku menunggu di sekitar Kosovo Square. Asli pas jalan sendirian terus melihat Masjid yang mirip Masjid-masjid di Turkey membuatku senang. Belum lagi mendengar azan, “Masyaallah” aku sungguh rindu. Langsung rasanya jiwa ini mendapatkan makanan, jiwa ini lapar ternyata. Maklum selama di Eropa Barat dan Timur serta Inggris aku tidak mendengarkan azan namun tetap ada beberapa Masjid yang aku kunjungi seperti di Perancis, Inggris, Belgia dan Edinburgh. Namun di Phristan Kosovo aku mendengar azan dan melihat orang sholat Jumat rasanya itu terharu. Sederhana sekali senangnya kan?

Hanya satu yang aku tidak tahan di Kosovo, antusias orang saat melihat diriku. Pas jalan semua orang mengamati dengan penuh heran, aku tiba-tiba serasa artis. Belum orang Kosovo suka menyapa “Hi Mister”, kepadaku. Sumpah mendengar “Hi Mister” itu rasanya mau tertawa, tapi kalau tertawa sendiri dikira gila.

Di Kosovo, aku menelusuri jejak Islam dari Kerajaan Ottoman, setidaknya hubungan antara Negara Kosovo dan Turkey itu sangat baik, buktinya untuk mengurus VISA KOSOVO itu bisa di Istanbul Turkey, dan orang Kosovo bebas visa masuk ke Turkey bergitu pula orang Turkey bebas visa ke Kosovo.

Senangnya di Kosovo “aku bisa bebas makan enak di KOSOVO”, halal dan murah. Udah segitu aja aku sudah bersyukur, dan tidak sia-sia ke Kosovo.

Phristina, Kosovo

Rincian Pengeluaran Biaya Trip Phristina, Kosovo

08:00-09:00 dijemput host bernama Shend di terminal Kosovo.

09:00-10:00 istirahat

10:00-12:00 Jalan dengan teman bernama Visari.

12:00-14:00 Jalan ke Masjid. Beli tiket bus ke Italy 50 Euro

14:00-15:00 Ditraktir makan di restaurant California oleh Visari

15:00-18:00 Ke Batllava Lake dan diajak minum teh bersama Visari

19:00-20:00 Menunggu host pulang kerja, kemudian keliling Square Kosovo terus ke toilet 0,2 Euro

20:00-21:00 Bertemu Shend di depan Bioskop Pristina kemudian minum teh dengan host 2 Euro

21:00-23:00 ditraktir minum jus di Club Jazz oleh Shend

Tempat wisata yang didatangi pada hari-22 di Eropa:

Batllava Lake, Kosovo Square, Bank of Kosovo, Keliling Phristina

Salam

Winny

Published by Winny Marlina

Indonesian, Travel Blogger and Engineer

23 thoughts on “Menelusuri Jejak Islam di Phristina, Kosovo

  1. Mbak Winny jauh banget mainnyaaaa. Aku kaya bakal cubit2 pipi juga kalau bisa sampai Kosovo, sendirian pula. Secara nama negaranya aja masih asing. Bener2 menginspirasi. Semoga aku bisa jalan2 sejauh mbak Winny 🙂

  2. Bener, Kak. Aku pernah baca soal Yugoslavia yang akhirnya kepecah jadi Serbia, Montenegro, dan Kosovo. Landasan adanya negara Kosovo ini soalnya Islam kurang disetujui di sana. Duh, rasanya seneng banget lama nggak denger azan terus tau tau denger azan dan ngeliat orang salat. :”

    Mimpiku salah satunya ya ngunjungi negara-negara Balkan. Eropa Timur, pecahan uni sovyet dan semenanjung Balkan. 😀

  3. Kerinduan yang kamu jelaskan dalam tulisan ini bisa saya rasakan, Mbak. Pastilah sangat terharu rasanya. Saya suka membaca bagian ini karena sangat menonjolkan sisi religius dan sejarah perjuangannya, juga orang-orangnya yang sungguh baik. Jadi belajar juga, perjalanan jauh akan selalu membawa cerita, dan semua cerita dari semua tempat pasti punya hikmah yang bisa diambil apabila kita memandang dan menyikapinya secara positif. Cerita ini menyenangkan, dan terima kasih sekali telah berbagi.

  4. karena ke raja ampat lebih mahal ongkosnya dari kesana ya? hehehe saya baru tau negara namanya kosovo ya ampun, dan baru tau penduduknya mayoritas muslim.
    Nice share lohh kak

  5. Keinginan bertualang mengunjungi negeri-negeri bekas Kekhalifahan Turki Usmani kerap menggema dalam ingatan. Kosovo, Chechya, dan negara-negara berkahiran stan.

    btw ada salah penulisan tuh Win di paragraf kedua terakhir, “…dan orang Kosovo bebas visa masuk ke KOSOVO bergitu pula orang Turkey bebas visa ke Kosovo.”

  6. Oii Winny….
    Jauh kali main mu… Udah sampe KOSOVO aja bah… terakhir aku dengar Berita KOSOVO pas Pak Harto kesana…. hahaha

  7. Assalamualaikum mba winny.

    boleh tanya berapa yah total biaya yang saya butuhkan untuk mengunjungi kosovo?
    atau kah lebih baik menggunakan jasa travel agent?

    waalaikum salam
    Dara, dari medan

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.