Rivers know this: there is no hurry. We shall get there some day.”
By A.A. Milne
Hello World!
Budapest, April 2017
Ketika aku melakukan trip ke Budapest, Ibukota Negara Hongaria atau Hungary, jujur aku tidak ada ide apa yang akan aku lihat di Budapest. Apa yang akan kau cari di Budapest? Aku hanya tahu satu tempat wisata yang ada di poster kamar, itupun landmark Budapest yaitu Gedung Parliament. Untungnya aku sudah lama tahu tentang Negara Hongaria karena aku dulu pernah memiliki teman teman Facebook dari Hungaria. Alasan lain mengunjungi Budapest karena jika ingin ke Kosovo maka jalur yang paling dekat adalah melalui Budapest, Hungaria. Selain itu, kebetulan aku memiliki teman yang sedang kuliah di Budapest berasal dari Indonesia bernama Fia sehingga aku sempat mengatakan kepadanya ‘tunggu aku di Kotamu”.
Sayangnya pas kedatanganku ke Budapest, Fia sedang ujian jadi baru bisa ketemu di hari berikutnya. Alhasil hari kedua di Budapest aku jalan sendiri dan benar-benar pake jalan kaki.
Dan benar saja hal yang paling aku suka dari Budapest adalah menikmati senja di Gedung Parliament Budapest. Karena pas saat itu momennya keren sekali apalagi melihat Sungai Danube (atau Duna dalam bahasa Hungaria) yang memisahkan Buda dan Pest. Nama Kota Budapest memang terdiri dari dua Kota “Buda” (sisi Barat dari Kata Obuda) dan “Pest” (sisi Timu) yang penghubungkan keduanya dengan Chain Bridge. Buda itu tofografinya berbentuk bukit dan daratan tinggi sementara Pest, Kota yang lebih daratan rendan dan lebih modern. Menariknya lagi Kota Budapest merupakan warisan dunia dilindungi oleh UNESCO sejak tahun 1987. Tak hanya itu, kebanyakan bangunan di Budapest saat ini berasal dari tahun 1700-an dan 1800-an. Bahkan Kota Buda dan Pest bergabung membentuk satu Kota tahun 1873.

Untuk Gedung Parliament Budapest (Bahasa Hongaria :Országház) merupakan salah satu gedung legislatif tertua di Eropa persis berdiri megah di pinggir Sungai Danube (Donau). Areanya luas, serta gedungnya dari segi manupun dipandang cakep. Tak sia-sia aku jalan kaki sekitar 1 jam dari Heroes Square Budapest demi Gedung Parliament Budapest. Padahal sebenarnya bisa naik trem, namun karena aku lihat di peta jalan kaki hanya lurus-lurus saja, akhirnya yah jalan kaki. Sekalian penghematan hehhe 😀
Padahal kalau dipikir-pikir, Hungaria termasuk negara yang biayanya lebih murah loh dibandingkan dengan Eropa Barat. Hungaria sendiri memiliki mata uang sendiri, jadi tidak memakai Euro. Mata Uang Hungaria bernama Forint dan bisa ditukar saat di Eropa atau gesek via ATM asalkan kartunya memiliki logo Visa/Mastercard.
Pas sampai di depan Gedung Parliament Budapest, pengunjung sepi. Maklum datangnya sore menjelang magrib, akhirnya yang aku lakukan memandang Kota Buda dari Kota Pest. Aku jalan kesamping Gedung Parliament Budapest, melewati beberapa patung yang agak serem lalu naik di sebuah tempat yang bukan tempat duduk tapi bisa duduk. Terus mengambil posisi seenaknya, mengambil posisi enak katanya. Kemudian yang aku lakukan adalah memandangi senja dari Sungai Danube serta melihat orang dan kendaraan lalu lalang dari atas seorang diri.
Kurang kerjaan banget kan kerjaanku?
Udahlah cewek, seorang diri terus kerjanya mengamati orang yang lalu lalang. Anehnya aku menikmati kesendirian itu, entah kenapa melihat pemandangan Kota meski tua tapi apik. Serasa beban hidup ilang 😀

Lelah karena jalan kaki terbayar, untungnya lagi tidak perlu membawa tas backpack dengan berat 15 kg sehingga jalan kaki terasa ringan meski suhu udara di Budapest waktu itu cukup dingin karena musim semi. Kemudian setelah puas melihat sisi samping Gedung Parliament Budapest ke arah Sungai Danube, maka aku pindah ke sisi depan Gedung Parliament Budapest karena hari sudah gelap juga. Maklum walau aku pemberani tapi gak berani-berani amat, jadi aku masih memikirkan keselamatan diri. Jadi aku mencari tempat yang ada orangnya.
Saat di depan sisi Gedung Parliament Budapest, pengunjung hanya ada satu dua orang saja. Di sisi depan tak kalah menariknya karena saat di kolam depan Gedung Parliament Budapest terlihat pantulan dari Gedung Parliament Budapest. Memang di malam hari, pencahayaan Gedung Parliament Budapest cukup terang sehingga Gedung sungguh indah. Anehnya aku tidak merasa “spooky” di depan Gedung Parliament Budapest padahal jelas-jelas gedungnya tua dan orang juga sedikit yang berkunjung.
Terus keanehan lain pada diriku adalah aku tidak berniat sok friendly atau mencari teman seperti biasanya selama di Budapest, aku lebih menikmati kesendirian dengan pemandangan di depanku. Gedung Parliament seolah mencrui perhatianku. Disinilah aku banyak merenungkan banyak hal, tentang kehidupan dan makna hidup (berat ya)!
Ternyata menjadi pejalan sendiri ada asiknya dan ada sisi tidak asiknya. Aku menyadari satu hal aku bukanlah tipe yang bisa kerjanya hanya jalan-jalan tok walau aku sungguh menyukai jalan-jalan. Baru 3 minggu saja aku jalan-jalan tapi aku sudah bosan dengan Eropa, bagaimana jika 3 bulan ya?

Untuk wisata Kota BUDAPEST di hari kedua, seharian aku hanya bisa melihat aksi demo di Heroes Square serta bangunan yang mirip Istana dan yang terakhir adalah menikmati senja yang menakjubkan di depan Gedung Parliament Budapest, Hungary. Tidak terlalu muluk-muluk lihat ini itu, karena percayalah saat nyasar-nyasar sendiri di Kota Pest dengan jalan kaki, maka sebenarnya aku sudah banyak melihat Kota Pest walau hanya sekitaan Kota saja. Sayangnya aku tidak ke pemandian air panas Budapest yang terkenal, karena salahs satu alasan turis mengunjungi Budapest karena wisata air panasnya, lebih dari 100 sumber air panas alam ditemukan di Budapest. Maklum, pejalan kere dengan budget hanya 600 Euro selama 1 bulan di Eropa, itupun impian negara yang dikunjungi 15 namun sesampai di Eropa sadar dan tidak muluk-muluk, 12 negara saja sudah cukup dan Hungaria adalah Negara ke 9 yang aku kunjungi di Eropa, dan negara yang berada di bagian Eropa Tengah.
Setelah 2 jam menikmati kemewahan dan keindahan Gedung Parliament Budapest, akhirnya aku kembali ke tempat hostku.
Lagi-lagi dengan jalan kaki!
Berita baiknya adalah temanku Fia bisa aku ajak bertemu setelah jam 12 siang, selesai dia ujian keesokan harinya.
Salam
Winny
Eh baru tau kalo ternyata Budapest itu dua kota yang dijadiin satu.
Eh, aku juga suka kok datang ke keramaian, bukan untuk ikut ramai-ramai, tapi cuma ngeliatin orang lewat, ekspresi dan tingkah laku orang. Wwkkwkw
sama kita. tapi yang seru itu lihat keramain di Indonesia apalagi pas acara-acara
Hehe kalau solo traveling enaknya bisa bebas atur jadwal cuma nggak enaknya kalau udah makin sore, berasa sepi…
Jadi ingat jaman pernah solo traveling disana. Di setiap kotaselalu kantongin kontak kenalan yang bisa diajak ketemuan. 🙂
setuju kak. tapi anehnya aku rindu jalan lama tp sendiri lg.
Melihat gedung Parliament Budapest, jadi teringat gedung hotel di film The Grand Budapest Hotel. 😀
iya betul tua tapi cakep ya
warbyasa tofotonya
terimakasih kak
Owhh.. Budapest itu 2 kotaa? Pengetahuan baru.. Thanks Win.. Dan itu senjanya bagusss banget ya, kayaknya emang sejenak bikin lupa beban idup ya XD
iya mba namanya berasal dari 2 kota
mba, met kenalan.
saya gunawan. solo traveller
15 mei 2019 berkunjung ke budapest.
mohon asupan ilmu dan arahannya.
email saya
gundiuwgm@gmail.com
terima kasih
apa itu?