You cannot do a kindness too soon, for you never know how soon it will be too late.
By Ralph Waldo Emerson
Hello World!
Vienna, 11 April 2017
Hari terakhir di Vienna, Austria dengan berbekal 10 Euro hasil uang yang ditinggalkan host baper yang pernah aku jumpain. Apartemen hostku kutinggalkan lengkap dengan kunci di dalamnya, lalu aku meninggalkan tempat menampungku sehari. Berkat jalan kaki seharian di Vienna, jadi aku lumayan hapal cara menuju ke stasiun. Padahal lokasi terminal bus Vienna menuju Vienna sebenarnya aku tidak tahu. Aku hanya tahu di Stasiun U2, Vienna.
Kemudian dari apartemen aku jalan kaki sekitar 20 menit sambil mencari lokasi U2. Sebelumnya aku membeli tiket kereta seharga 2,2 Euro dari Pilgramg menuju U2 Stadium dengan catatan di peta public transportation Vienna bernama “Karlsplatz”. Jadwal keberangkatanku ke Budapest memang jam 1 siang tapi jam 10 aku sudah beranjak ke terminal.
Lebih baik menunggu daripada telat!

Jam 11 aku sudah sampai di Stadium. Saat turun dari kereta aku sempat kebingungan. Bingung dimana letak terminal bus karena tidak ada tanda-tanda terminal bus. Sama bingungnya dengan membeli tiket kereta lokal Vienna, karena percayalah tidak ada satupun yang memeriksa karcismu. Kalau jahil bisa tidak membeli tiket sama sekali, cuma kalau apes yah bisa bayar berkali lipat. Disini aku heran kenapa bisa di Vienna maupun di Bremen tidak mengecek karcis dari penumpang.
Mungkin karena tingkat kesadarannya tinggi kali ya?
Nah saat keluar dari stasiun akupun dengan muka linglung bertanya kepada warga lokal dimana Stadium untuk terminal. Eh yang ditanya juga kebingungan sambil mencari di hpnya. Namun hasilnya dia menyerah dan meminta maaf kepadaku.
Akhirnya aku mencari tahu sendiri di tempat roti sambil belanja roti untuk menahan rasa lapar. Memang selama di Eropa, roti adalah penyelamat disaat lapar, dan belanjaan roti didekat Stasium Vienna itu seharga 4,05 Euro. Trik ini tentu berhasil karena si penjaga mengatakan kalau Terminal Bus berada di sisi luar dari sebuah yang mirip mall. Terminalnya hanya berupa luaran mall, kalau tidak bertanya siapa sangka itu adalah terminal. Hanya ada tanda kecil berupa penjualan tiket yang orangnya kadang ada kadang tidak. Untung tiket ku sudah kubeli, walau hanya mentok di Budapest, setelah itu aku belum tahu kemana tujuanku di Eropa.
Setelah mendapatkan roti, akhirnya aku jalan menuju ke terminal. Ternyata aku datang kecepatan dan udara begitu sangat dingin di Vienna meski terlihat udaranya panas. Aku sempat menunggu 1 jam duduk manis di depan terminal sampai akhirnya ada kabar bahwa bus yang kami tumpangi telat datang.
Ah rupanya bus Eropa bisa molor juga!

Mendengar kabar bis telat, akhirnya aku masuk kedalam lagi yang mirip dengan mall. Dari kaca jendela aku melihat sepatu sedang diskon. Mumpung sepatu rusak gara-gara bersepeda di London akhirnya aku cuci mata. Maka akupun menyempatkan untuk belanja. Begitulah wanita, padahal niat hati nunggu bis eh malah tergoda melihat diskon besar-besaran di mall. Tanpa pikir panjang aku akhirnya membeli sebuah sepatu seharga sepatu 15 Euro. Lumayan buat pengganti sepatu rusak 😀
Nah dalam penungguan bis ini, aku berkenalan dengan warga Vietnam bersama temannya yang juga ke Budapest. Bersama merekalah aku bergabung hingga jam 14.25 barulah bis kami datang. Padahal awalnya berangkat jam 1 siang. Untungnya Regio jet fasilitasnya nyaman dengan wifi kencang dan adanya minuman gratis sehingga termaafkan telatnya.Menariknya dari regio Jet duduknya sifatnya meilih sembarang jadi masuk ke bus kemudian duduk dimana saja.
Dalam perjalanan darat dengan bis dari Vienna ke Budapest setidaknya kami 2x transit bus. Yang pertama kami berhenti di Bratislava. Saat di Bratislava, bis kami berhenti 30 menit. Lumayan bisa menginjakkan kaki di Slovakia walau cuma numpang transit doang. Menariknya bis juga melewati Kota Tua Bratislava, Slovakia. Disinilah aku menikmati perjalanan via darat karena aku bisa melihat beberapa tempat sekaligus. Kota Bratislava, ibukota Slovakia cukup menarik dilihat dari dalam bis. Walau sekali lagi hanya “numpang lewat” namun cukup tahu 😀
Akhirnya barulah jam 6 setelah dari Prague kami sampai di Budapest. Di Budapest aku mencari tempat penukaran uang dan cara membeli tiket bis dalam Kota menuju ke tempat hostku di Budapest. Disinilah aku berpisah dengan rombongan Vietnam.
Di dalam terminal Budapest aku mencoba mencari mesin ATM dan akupun mengambil uang pecahan “5000f” di ATM. Padahal jujur aku juga tidak tahu berapa uang yang aku ambil karena yang aku butuhkan adalah uang unutk tiket kereta Budapest 350 ft menuju ke rumah hostku. Dan dengan menggunakan wifi gratisan dari bis aku mangabarkan hostku bahwa aku telat dan dimana kami harus bertemu.
Bayangkan betapa hebatnya perjuangan perjalanan di Eropa dengan jalan sendiri, tanpa guide dengan bermodakan kenekatan. Padahal baru juga pindah negara dan baru sampai di Budapest eh seolah-olah udah tahu jalan, padahal tidak tahu sama sekali. Kemudian dengan menggendong tas 15 kg merahku aku naik kereta menuju tempat hostku menunggu di terminal Budapest dekat patung kuda!
Biaya Rincian Perjalanan Vienna-Budapest
10:00-11:00 ke stasiun U2 dengan kereta 2,2 Euro
11:00-12:00 belanja roti 4,05 Euro
12:00-13:25 Menunggu bus ke Budapest, beli sepatu 15 Euro, tiket kereta Budapest 350 ft, mengambil uang di ATM 5000ft
14:25-18:00 Perjalanan Vienna-Budapest dengan Regio Jet dua kali transfer, Vienna-Bratislava, Prague-Budapest
21:00-22:00 diajak host Budapest ke Underground Club
22:00-23:00 pulang sendiri dengan peta buta pas tengah malam
Tempat wisata yang didatangi pada hari-19 di Eropa
Terminal bus Vienna, Stadion Center, Undeground club Budapest
Total biaya yang dikeluarkan pada hari-19 di Eropa
= 2,2 Euro + 4,05 Euro + 15 Euro = 21,25 Euro
Salam
Winny
Luntang lantung di jalanan yurop.. asik!
Memang paling mudah nanya di warung atau kedai. Cukup beli 1 barang, biasanya mereka langsung membantu.
Nice journey, kak!
iya kak kalau tidak bisa nyasar
Aku baca-baca di banyak artikel dan lihat beberapa film, Budapest menjadi tempat yang wajib didatangi para pejalan. Indah, dan ramah-ramah penduduknya.
Kota tua banget nasirullah
waktu kamu bilang tiba di budapest naik kereta, kupikir kereta kuda kak.. hihihii
pengennya kak hehhe
Setuju, mendingan menunggu Win daripada telat, hehe 🙂
daripada ketinggalan ya 😀
Eh iya bisa telat juga ya ternyata di Eropa.
Kalo tanpa tiket di Indonesia diterapkan gimana ya?
mungkin bias kacau ya
kalau bus regio jet 2nd fastest itu maksudnya gimana ya krn ongkos lbh murah. apakah nyaman juga
nyaman banget