Mencari Buku Terbesar Dunia di Kuthodaw Pagoda, Myanmar


Everything you want is on the other side of fear

-Anonymous-

Hello World!

Mandalay, Februari 2017

Setelah melihat sunrise di Mandalay Hill, aku dan Ade mencari Kuthodaw Pagoda (biggest book in the world). Awalnya kami penasaran seperti apa kiranya buku terbesar di dunia. Tentu sangat keren bisa melihat buku terbesar di dunia karena keinginan untuk melihat Alquran besar di Palembang belum kesampaian. Menurut tempat peminjaman motor kami, salah satu tempat yang wajib kami kunjungi di Mandalay adalah Kuthodaw Pagoda. Lokasinya pun dekat dengan Mandalay Hill.

Yang lucu adalah cara mencari Kuthodaw Pagoda dengan navigasi sekedarnya. Kami sempat tidak yakin bahwa tempat yang sudah kami kunjungi adalah Kuthodaw Pagoda. Sederhananya bangunannya dari luar dipagari tembok putih dan banyak turis yang berdatangan. Untuk masuknya pun agak ribet karena kami hanya melihat dari sisi luar hingga dengan usaha ekstra kami dapat menemukan pintu masuk Kuthodaw Pagoda.

Kuthodaw Pagoda, Myanmar

Masuk ke dalam Kuthodaw Pagoda tidak perlu biaya administrasi, karena memang tempat ini juga menjadi tempat ibadah bagi warga lokal Myanmar. Dari luar pintu depannya mirip Pagoda dengan kiri kanannya berwarna putih. Untuk masuk harus membuka sandal/sepatu dan kaos kaki karena memang wajib hukumnya jika memasuki Pagoda/Candi di Myanmar. Udara waktu itu cukup panas, sehingga kami harus menahan rasa panas di lantai Kuthodaw Pagoda. Namun cukup seru masuk kedalam apalagi melihat keramaian pengunjung Kuthodaw Pagoda.

"Nya, mana sih buku besarnya", celoteh Ade kepadaku

Sedikit heran juga menjawab pertanyaan Ade karena sepanjang kami menelusuri ke dalam tidak ada tanda-tanda buku besar. Hingga kami semakin masuk kedalam Kuthodaw Pagoda tetap tidak menemukan buku besar. Akhirnya kami mulai curiga kalau buku besar yang dimaksud berada di dalam Pagoda putih yang berjajar. Karena memang Pagoda putih seolah melindungi sesuatu. Selebihnya di dalam Kuthodaw Pagoda ada Pagoda dengan warna keemasan yang ditutup bungkus karena sedang direnovasi.

Aku bahkan sempat tertidur sejenek pas kami duduk di dalam Kuthodaw Pagoda, menyerah mencari buku terbesar. Padahal cuaca panas, mungkin ini efek dari kecapean setelah perjalanan dari Bagan ke Mandalay.

Kuthodaw Pagoda, Myanmar
"Nya, jangan-jangan ya bukunya di dalam Pagoda putih itu", kata Ade

Lalu kami berdua pun mendekat ke dalam Pagoda putih yang berjajar menghias Kuthodaw Pagoda. Dugaan Ade benar adanya ternyata buku besar itu berada di dalam Pagoda dan berisi seperti buku dari semen dengan tulisan yang kami tidak tahu, dengan aksara Myanmar.

Ini mah gak cocok buku besar, cocoknya buku luas, 
kata Ade dengan sedikit merasa "zonk"

Wwkwkwk, betul anggukku

Memang ekpektasi tidak selalu sama dengan kenyataan. Karena kami menganggap buku gede yang bisa dibaca ternyata hanyalah semen bertulis di dalam Pagoda. Namun tak apa, cukup menjawab rasa penasaran kami. Dan kapan lagi dikerjain oleh suatu bayangan? πŸ™‚

Ade di Kuthodaw Pagoda

Akhirnya karena merasa zonk dengan buku yang tidak kami bisa baca, si Ade malah mengajak untuk berphoto disamping Kuthodaw Pagoda (biggest book in the world). Meski sedikit kecewa karena tidak bisa membaca namun justru disitu letak keseruaan perjalanan Mandalay kami. Kapan lagi menghayal duduk manis dalam Pagoda sambil baca buku gede namun pada kenyataannya buku tersebut berada di dalam Pagoda tersusun sehingga alhasil bukan membaca malah menjadi berphoto.

Kan seru?

"Nya ambil photoku diantara Pagoda itu ya terus aku pura-pura jalan", kata Ade

Pendapatnya lagi-lagi benar karena bagus Pagoda putih itu. Apalagi dtambah dengan sentuhan pepohonan.

Kuthodaw Pagoda, Myanmar

Puas dengan Kuthodaw Pagoda meski gagal membaca buku besar, aku dan Ade pun keluar dari Pagoda. Kami mencari makan diluar pagoda yang ujung-ujungnya kami duduk santai di depan Pagoda sambil menikmati minuman. Minuman yang kami pesan adalah lemon tea sambil melihat Kuthodaw Pagoda dari luar, merasa kami dikerjain oleh Pagoda.

Mandalay ternyata memiliki cara tersendiri untuk menyambut turis seperti kami. Dalam pikiranku teringat Melisa bahwa pilihannya untuk memilih Inle daripada Mandalay selama di Myanmar adalah benar adanya, tentu saja dari pendapatku. Toh setiap orang beda minat dan kesukaannya.

Salam

Winny

Published by Winny Marlina

Indonesian, Travel Blogger and Engineer

15 thoughts on “Mencari Buku Terbesar Dunia di Kuthodaw Pagoda, Myanmar

  1. Meskipun dapat ‘zonk’ kayanya gak rugi juga deh kalau ke sini Win. Pasti banyak sisi-sisinya yang instagramable. Eh iya, dirimu ada instagram gak sih? Kok kayanya aku belum pernah tau πŸ˜€

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: