Singgah Sebentar di Hamburg, Jerman


Once you love something, you can never stop loving it

By G David

Hello World

Germany, April 2017

Hari ke-14 di Eropa, aku berada di Bremen, German. Perjalanan di German termasuk singkat padahal aku sangat suka dengan keramah tamaan orang German. Terlebih ketika aku sendirian di Bandara Internasional, Bremen dari Edinburgh, Scotlandia. Petugas Bandara dengan seyum kepadaku serta dari mimik wajahnya terlihat jelas keingintahuannya mengenai diriku kenapa bisa seorang diri berada di Eropa. Dia sempat menanyakan apa yang membuatku nyasar di Bremen, wanita sendirian.

Memang agak jarang ada turis asal Indonesia yang datang ke Bremen. Biasanya turis akan datang ke Berlin, Hamburg atau Kota besar lainnya di German. Pemilihan ke Bremen pun karena tiket yang paling murah dari Edinburg itu adalah Bremen. Alasan lain adalah karena aku menganggap antimainstream perjalanan ke Bremen. Secara kalau ditanya, “kamu ke mana di German?”, terus aku jawab “Bremen”, kan anti mainstream πŸ˜€

Di Bremen, German akuΒ  sudah mendapatkan host Bremen bernama Daniel.Β  Si Daniel bahkan dengan baiknya menjemput di Bandara, karena aku tidak tahu jalan. Terus di apartemen Daniel ternyata aku memiliki kenalana, yaitu cewek asal Polandia bernama Victoria, yang juga sedang di host oleh Dadiel.

Karena Daniel harus bekerja maka yang menemaniku adalah Victoria. Nah selain Daniel aku juga memiliki host lain bernama Frank.Β  Frank inilah yang paling baik hati membantuku mengantar ke terminal bus Bremen, German menuju perjalananku berikutnya yaitu ke Praha.

"Pick up service coming", begitu kata Frank ketika datang menjemputku dan Victoria

Barangku sudah aku kemas secara cepat, serta sarapan bersama Victoria sambil cerita-cerita. Victoria yang bosan di apartemen Daniel ikut serta mengantarku ke Terminal. Memang aku beruntung karena aku tidak mengenal siapapun di Bremen, German namun dengan cepat berkenalan dan cepat akrab dengan kedua orang ini.

Jujur, sedikit menyesal bagiku meninggalkan German dengan cepatnya karena ternyata di German seru apalagi aku baru mendapatkan teman baru. Bahkan menurut Daniel kalau Victoria sedikit aneh eh malan asik aja diajak ngerumpi, sampai kami gosipin host kami sendiri. Habisnya hostnya menyuruh kami memakai mesin cucinya yang semua tombolnya pakai Bahasa German, alhasil kami berdua berbingung berdua.

Kan kurang asem!

Setelah Frank datang, aku dan Victoria sudah siap sedia menuju terminal Bus Bremen. Aparteman Daniel kami kunci lalu kami menuju mobil Frank. Victoria duduk di bangku depan,Β  sedangkan aku duduk santai di belakang bersama tas dengan beban 15kg.

Dalam perjalanan aku mengamati Kota Bremen, antik serta ada sedikit rasa puas dapat mengunjungi Kota yang pernah menjadi pasar tembakau dunia. Bangunannya tertata rapi serta jalanannya juga mulus. Jarak menuju ke terminal tidaklah jauh, hanya berselang 20 menit saja. Baru juga bersantai eh tahu tahu sudah sampai di terminal.

Hal yang aku suka dari German adalah teknologinya canggih. Canggihnya ada hiasan Kota bisa bergerak secara otomatis. Padahal kesannya Kota “tua” tapi “canggih”.

Sesampai di terminal Bremen, Frank memarkirkan mobilnya lalu kami bertiga berjalan kaki dari tempat parkir. Untuk terminal Bremen lumayan indah dan ramai. Di terminallah kami makan pagi, dan pilihan kami adalah Kebab Turkey, hasil pilihanku karena itulah yang ada tulisan “Halal”. Bertiga kami memesan Kebab sambil makan di terminal. Namun tempat terminal busku bukan di tempat kami makan siang, berbeda tempat. Awalnya aku mengira terminal itu adalah tempat bus berada, ternyata bukan. Yasudah akhirnya menikmati makan siang bersama Frank dan Victoria.

Lagian jadwalku menuju ke Praha dari Bremen jam 1 siang, artinya aku, Frank dan Victoria masih ada waku untuk jalan-jalan sekitar Bremen.

Tidak hanya itu, aku sudah memiliki tiket bus dari Bremen ke Hamburg dengan menggunakan Flix bus, hasil pinjaman CC temanku si “Ade” di Indonesia karena aku tidak bisa membeli tiket Flixbus secara online karena tidak punya kartu kredit.

“We should eat girls”, begitu kata Frank kepada kami.

Tentu saja kami mengiyakan karena kami juga lapar terus dapat traktiran pula sama Frank, kan namanya beruntung πŸ˜€

Nah saat memilih makanan, penjaganya tahu senyum-senyum melihatku memesan makanan serta sok-sok an mengucapkan terimakasih dalam bahasa German yang aksennya aksen Batak banget.

“Danke”

Setelah kenyang, kami pun meninggalkan Terminal. Kalau aku tidak jadi ke Praha, Frank dan Victoria ingin mengajakku menonton film German di Bioskop Bremen. Sempat membuatku merasa iri setengah hati karena tidak bisa menonton film German di Negara Germana di Bioskop German (sedikit lebay).

Sorry Winny, you do not have time for cinema, kata Frank

Ah mungkin lain kali bisa nonton di German πŸ™‚

Victoria dan Frank lalu mengatarkanku ke Terminal Bus, tak jauh dari tempat kami makan siang. Entah kenapa sedikit rasa sentimen ketika berpisah dengan dua orang yang baru aku kenal. Tapi perjalanan backpacker Eropa seorang diri harus berlanjut. Maka babak sendirian menunggu bus di terminal di Kota Bremen pun terjadi.

Jadwal keberangkatan busku terlambat. Untuk mengurangi rasa bosan akhirnya aku menuju ke dalam tempat pembelian tiket bus dari Praha ke Vienna karena aku harus membeli tiket menuju negara di Eropa lainnya yang hendak aku kunjungi. Memang untuk memesan tiket bus secara langsung di kounter di Eropa bisa dilakukan apalagi dalam kasus tidak memiliki kartu kredit. Aku lega bisa mendapatkan tiket ke tempat tujuanku berikutnya. Llau aku keluar dari tempat pembelian tiket dan menunggu bus di luar.

Cukup lama aku menunggu kedatangan bis, ditambah udara German yang dingin meski kelihatan terang benderang. Satu persatu orang berdatangan dan pergi. Aku yang sendirian menunggu bus hanya bisa menikmati pemandangan sekitar, kadang berdiri dan kadang duduk selonjoran di lantai.Β  Penungguannya tidak seperti terminal bus, hanya ada tanda kecil kalau itu tempat menunggu bus.

Akhirnya cukup lama menunggu, bus datang lalu satu persatu dari penumpang di panggil untuk masuk ke dalam bus. Ini pertama kalinya aku menggunakan bus selama di Eropa, dan itu sendirian. Hal yang diperhatikan adalah nama bus, jadwal dan nomor bis jangan sampai salah apalagi salah jadwal πŸ˜€

Dari hasil google banyak yang menyarankan untuk menggunakan Flixbus namun ternyata pas di Eropanya banyak juga loh bus yang nyaman dan harganya Ok. Kalau flixbus enak pas beli jauh-jauh hari karena BISA DAPAT HARGA DISKON namun pas di hari H belinya harganya agak mahal. Untuk fasilitas adanya wifi gratis dan ada minum di bus namun bayar lagi. Berbeda dengan naik bus Regio jet yang dapat minum gratis serta murah. Tapi daripada tidak ke Praha maka aku bersyukur juga bisa mendapatkan bis ke Praha dari Bremen.

Perjalanan darat dari Bremen ke Praha pun dimulai…

Di dalam bus yang sudah ada nomor duduk dan masuk ke dalam bus harus diverifikasi oleh petugas. Dalam perjalanan Bremen ke Praha sangat menyenangkan karena aku seakan mengelilingi German secara keseluruhan.Β  Dari kaca jendela aku melihat jalanan German, mulai dari rumput biasa, hingga daerah industri. Dari tiket, kami akan berhenti dan berganti bus di Hamburg selama 30 menit.

Inilah salah satu keuntungan naik bis di Eropa karena bisa melihat banyak daerah di Eropa apalagi pas hari masih terang. Nyaris aku tidak tidur selama berjalanan dan benar-benar menikmati perjalanan Bremen-Hamburg dengan jalan darat.

Kami sampai di Hambug sore hari, pas bus berhenti di Hamburg, lantas aku dengan sigap keluar dari bus dan membawa tasku untuk keliling Kota Hamburgh. Dari stasiun bernama Zental Omnibus Bannhof aku keluar, menyeberang jalan menuju Gereja yang aku lihat saat di kaca jendela bus. Misinya ingin melihat Hamburg sebentar. Karena waktu hanya 30 menit maka aku tidak mau menyia-nyiakan untuk melirik Kota Hamburg.

Di Kota Hamburg sangat ramai dan banyak bangunan tua, serta ada bus bertingkat yang lucu. Tidak hanya gereja bahkan terdapat pasar. Kesemua tempat wisata di Hamburg yang aku kunjungi memang tak jauh dari terminal bus. Walau singkat terlihat jelas kalau Hamburg lebih ramai daripada Bremen. Aku sempat tergoda untuk makan di Hamburg di dekat Gereja yang aku lewati. Namun karena waktu, niat makan aku kurungkan.

Tidak hanya itu, Hamburg memiliki peta wisata sehingga bagiku yang pertama kali ke Hamburg bisa melihat rutenya, hanya saja karena tidak ada waktu maka aku hanya sekilas lihat saja. Kemudian dengan tergesa-gesa kembali ke Terminal bus untuk menunggu panggilan namaku. Kan gak lucu ketinggalan bus πŸ™‚

Walau singkat di Hamburg, German aku cukup senang sempat berjalan keliling Kotanya dengan tas gedeku.

Bremen, 6 April 2017

08:00-10:00 Persiapan ke Praha

10:00-11:00 Diantar ke Terminal bus dan ditraktir makan oleh Frank dan jalan bareng teman dari Polandia

11:00-13:00 Menunggu Flixbus ke Praha, ongkos tiket bus ke Praha dari Bremen 20 Euro (minta beliin Ade Putra)

15:00-00:03 Perjalanan darat Bremen-Praha

Tempat wisata yang didatangi pada hari-14 di Eropa

Terminal bus Bremen

Total biaya pada hari-14 di Eropa 20 Euro

Salam

Winny

Advertisement

Published by Winny Marlina

Indonesian, Travel Blogger and Engineer

48 thoughts on “Singgah Sebentar di Hamburg, Jerman

  1. Haha, yaa 30 menit mah nggak sempat untuk benar-benar merasakan kotanya ya Win. Cuma sempet sedikit mencicipi aja πŸ˜› . Aku penasaran nih sama Hamburg.

  2. Biasanya kesan turis sama org Jerman tuh katanya ga ramah dan dingin ga mau pula berbhs inggris hehe untung kau ketemu yg baik ya Win πŸ˜€ . Bremen buatku terkenal loh Win krn 20 thn lalu bpk ku dikirim kntrnya ke Bremen untuk mengawasi pesanan kapal laut.

    Btw mesin cuci biasanya sdh di setting tinggal pencet on aja ko, atau klo mau diubah dipercepat waktu nyucinya baru pencet lagi. Klo ga diubah apapun tinggal on πŸ˜€ .

  3. Bener ya, orang itu ada duanya semua. Ada yang baik ada yang jutek. Termasuk orang Jerman yang katanya jutek, eh di postingan ini keliatan kalau orangnya baik πŸ™‚

  4. Keren banget pasti ya naik bis dengan view daerah-daerah di Eropa, akupun pasti gabakalan tidur, sayang untuk dilewatkan 😁
    Btw denger kota hamburg jadi inget hamburger πŸ€”

  5. Wow … Danke das Fraeulein Winny atas info yg menarik ini …
    Sebelum’y salam kenal untuk mu & Si Victoria itu …πŸ˜‰
    Bremen sangat terkenal akan tim sepak bola’y yakni Wender Bremen, Aq ingin sekali liburan ke sana suatu saat nanti … Good jobπŸ‘

  6. Assalaamu’alaikum wr.wb, Winny…

    German kelihatannya klasik pada bangunan-bangunannya ya. Saya juga ingin travel ke sana jika punya kesempatan.
    Perjalanan “lone ranger” yang sentiasa ada teman mengiringinya. Ternyata Allah selalu membantu perjalanan Winny. Alhamdulillah.

    Salam manis dari Sarikei, Sarawak. πŸ™‚

  7. Perjalanan menyenangkan dan dipertemukan dengan orang2 baik.
    Bukan berapa lamanya ya Win, tapi memanfaatkan waktu yg ada dengan menyaksikan kota yg terkesan tua tapi sangat2 modern. Salut

  8. Justru pasar dan gereja2 itulah yang memiliki nilai artistik sendiri ya kak pas travelling ke ln…aih kapan ya aku bisa terbang ke sana

  9. seru banget.. keren, orang jerman bias Bahasa inggris semua, kan?
    aku hanya bayangin andai saja bertemu dengan orang yang gak bisa Bahasa inggris..
    keren win.. πŸ˜€

  10. Haii salam kenal..
    Seandainya ada waktu lebih banyak, kota tua Bremen menarik untuk dikunjungi 😊 begitu juga Hamburg, ada free walking tour. Semoga bisa kembali lagi kesini ya..

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: