If you believe that someday it’s going to happen, some day it probably will happen. You just have to make sure you’re there when it’s happening, and ideally you’re at the front of the parade, and the principle beneficiary of when it happens, but it’s not a kind of thing where you just sort of sit back and wait.”
By Steve Case
Hello World
Yazd, September 2016
Pulang dari Padang Pasir Kavir, aku, Parideh dan Paman Pahlevi menuju ke rumah. Di rumah Ibu Pahlevi mengajakku, dan jujur saja aku tidak tahu hendak diajak kemana. Aku mangguk-mangguk ikut seolah aku tahu hendak kemana. Kali ini Parideh yang mengemudi mobil, Ibu Pahlevi menyuruhku duduk di depan. Setelah seharian bersama Ibu Pahlevi terlihat jelas si Ibu sayangnya kepadaku seperti anak sendiri. Lalu Parideh mengendarai mobil di sebelah kanan dengan laju diatas 100km/jam. Iya kebiasaan orang Iran sangat suka mengendarai mobil seolah dalam “fast farious”. Walau jantungan sih aku lebih memilih menikmati pemandangan malam Yazd karena satu hari di Yazd itu tidak cukup dan meninggalkan keluarga ini sangat berat rasanya namun temanku Mbak Ninik sedang menuju ke Esfahan dan kami berjanji bertemu di Esfahan.
Awalnya aku hendak ke Esfahan jam 5 sore dari Yazd namun karena bersama keluarga Pahlevi yang hangat akhirnya aku memutuskan ke Yazd dengan bus terakhir yang katanya jam 11 malam. Waktu itu bersama Ibu Pahlevi dan Parideh jam 7 malam hingga sampai ke suatu rumah, Ibu Pahlevi masuk ke suatu rumah. Awalnya aku kira Ibu Pahlevi hendak ke pengajian karena kami sempat melewati pengajian dan sempat berpikir apakah si Ibu hendak mengunjungi saudara. Eh ternyata setelah Parideh memberi isyarat dengan tangan sambil berkata “house of beauty” barulah aku tahu ke SALON!! Wkwkwkwk 😀
Lucunya Parideh sebenarnya tidak terlalu bisa Bahasa Inggris dan aku juga Bahasa Inggris ngepas-pas aja alias pas-pasan jadi kalau tidak mengerti dia Bahasa Persia. Lama-lama aku bosan terus pakai Bahasa Indonesia deh, toh sama-sama ngak ngerti juga ngomong apa!
Selama di dalam perjalanan, kau paling suka dengan music Persia di mobil Parideh dengan suara keras kadang-kadang aku ikutan bernyanyi walau sebenarnya tidak mengerti arti lagunya. Nah saat mengamati sisi kira kanan yang membuatku agak shock di Iran ketika melihat satu toko yang menjual pistol. Gila bisa gitu dijual bebas di toko!!! Merinding sih sekaligus tak percaya!
Setalah sampai ke tujaun kami, tenyata Parideh membawaku ke Dolat Abad Garden, salah satu wisata di Yazd Iran. Awalnya aku tidak ada ide tempat apa yang kami kunjungi hanya satu banyak sekali bule di depan tempat Parideh membawaku. Rupanya Parideh membawaku ke Dolat Abad Garden. Di depan pintu Parideh malah membayar tiket masuk ke dalam Dolat Abad Garden dengan harga tiket masuk 80,000 Iran Rial. Aku memberikan uang namun si Parideh menolak malah ditraktir oleh Gadis Iran cantik ini. Gak enak sebenarnya namun karena dia gak mau yasudahlah.
Dolat Abad Garden merupakan salah satu UNESCO world heritage yang dibangun sekitar tahun 1747 di masa Karim Khan Zand. Bangunannya elegan dan rata-rata bangunan di Iran itu mewah dan apik. Terdapat kaca dengan ornament yang bagus serta atapnya itu bentuknya hexagon serta di depan bangunan terdapat air mancur dengan kolam serta pepohonan. Malam saja mengunjungi Dolat Abad Garden sangat menyenangkan apalagi pas siang hari. Aku dan Parideh sempat berphoto dengan latar belakang kaca dengan warna yang unik. Tentu saja bangunan di Iran itu sangat aku suka. Kemudian aku dan Parideh meninggalkan Dolat Abad Garden melewati air mancur. Nah saat berjalan ada sepasang pemuda pemudi Iran yang pacaran berjalan sambil memegang tangan terus langsung dong aku ambil tangan si Parideh sambil mencontoh kedua pasangan yang kasmaran itu. Parideh langsung tertawa ketika aku meniru mereka!
Kamipun berjalan menuju mobil dan ternyata Parideh membawaku ke Amir Chakhmaq Complex yang siang aku sudah kunjungi. Dua kali ke Amir Chakhmaq Complex pada siang dan pada malam hari rasanya seru. Kami bahkan sempat duduk dan aku melihat keanehan di area ini dimana banyak warga lokal seakan beribadah di depan komplek terus ada photo orang di depannya. Saat aku tanyakan katanya itu adalah korban perang.
Lalu aku dan Parideh pun kembali ke tempat Ibu Pahlevi. Salon di Iran itu tertutup dan ternyata cewek-cewek di Iran itu sangat memperhatikan penampilan dan kecantikan. Parideh bahkan mencukur alisnya di salon dan aku hampir disuruh untuk mencukur alisku yang tebal. Oh tidak, aku tidak mau karena biarlah alis tebal tetap tebal!
Selama di salon ibu-ibu banyak yang penasaran denganku meski tidak bisa Bahasa Inggris mereka mengajakku mengobrol dengan Bahasa Persia. Jujur tidak mengerti tapi sahut-sahutin saja denga muka sok polos. Sesekali mereka cerita tentang gossip dan aku disitu menunggu Ibu Pahlevi dan Parideh bersalon ria. Ada juga salah satu pengunjung yang menunggu antrian salon seorang ibu paruh baya mengajakku berphoto. Serasa jadi artis di Yadz!
Hingga akhirnya jam 10 malam barulah kami pulang ke rumah keluarga Pahlevi. Sebelum sampai ke rumah, Parideh membelikan roti katanya untuk bekalku. Duh rasanya mau nangis, ingat zaman nenekku masih hidup sering memberikan bekal padaku saat aku bepergian! Parideh yang membelikan roti besar-besar membuatku terharu. Bahkan sampai di rumah benar saja Parideh mengisi roti dengan sayuran dan menyuruhku memilih ayam atau sosis dan langsung aku pilih sosis.
Kami berdua sempat makan roti berdua hingga jam 11 dimana Paman Pahlevi dan Ibu Pahlevi mengantarkanku ke terminal. Sontak aku langsung memeluk Parideh dan artinya kami harus berpisah. Bersama keluarga ini seharian ibarat menemukan harta karun di Persia, siapa menyangka dengan kedatanganku ke Yazd malah bertemu dengan keluarga yang super baik hati. Diberi makan, diantar ke tempat wisata, dikasih jilbab, make wifi bebas dirumahnya mandi juga gratis terus dibekali roti pas hendak pulang dan terakhir diantar ke Terminal. Rasanya air mataku hendak menetes saat berpisah dengan keluarga Pahlevi, seperti saat berpisah dengan Ibuku saat pulang kampung. Dan aku tipikal pejalan yang jarang terbawa perasaan alias baper namun saat berpisah dengan keluarga ini sungguh Baper tingkat atas!!
Di Terminal Yazd, Ibu dan Paman Pahlevi mencarikan bus biasa dari Yazd ke Espahan dengan harga murah 150,000 Rial. Bahkan Ibu Pahlevi menitipkan aku kepada ibu-ibu yang juga ke Espahan serta menciumi pipiku. Berat rasanya pergi dan aku hanya bisa menahan haru dengan sejuta kenangan di Shahr-e Badgirha شهر بادگیرها, city of windcatchers!
Salam
Winny
Orang Iran..cew sangat memperhatikan penampilan.syantik2 dong..
Banget kak bahkan ampe operasi hidung padahal hidung dah mancung jg 🙈
Betapa beruntungnya dirimu di iran mbak win. Ketemu keluarga yang baik hati.
Iya shiq
Cerita perjalanan yang luar biasa Winny. Menemukan keluarga ramah dan menganggap kita sebagai anggota keluarga mereka seperti ini pasti akan meninggalkan kesan bertahun-tahun yang akan datang 🙂
Setuju kak evii malahan pengen balik kesana lagi
Perempuan di tanah Arab walopun tertutup cadar tapi sama seperti perempuan pada umumnya, Winny. Tetep nyalon dan bergaya tapi di balik cadar / abaya. Ahh, serunya. Rejeki selalu datang dalam bentuk yg tak terduga ya.
Iya kak salonnya khusus perempuan masuknya pake bel
Benar2 nemu keluarga dalam perjalanan ke Iran ya Win. Alhamdulillah, dimanapun bumi dipijak, seharusnya memang menjadi rumah ya.
Setuju kak
Jadi di Yazd ini sama sekali gak nginep ya Win?
Nggak bar sehari doang
Sehari yang padat acara ya Win 😉
kayak ngejar tayang yah bar :d
Yoiii, tapi seru sih. Makanya aku heran kok 5 hari tapi ceritanya banyak, ternyata memang spartan jalannya hehehe
5 hari tapi kemana-mana bar 😀 cuma 3 kota namun puas puasin
Klo ga ngerti bhs setempat pakai bahasa tubuh Win nyambung ga ya? hehe.
Alis ga usah dicukur coba dibentuk biar rapih aja deh 🙂 .
Iya mbak
Itu berarti salonnya khusus perempuan gitu ya Win? Hahaha 😀
Gila, keluarganya sungguh baik banget ya!!
Iya khusus wanita terus masuknya pake bel terus cowok gk boleh masuk hahah. Terus keluargnya super baik sampai dibekali
enaknya win… iri aku liatnya.
kamu bisa jalan kesana kemari dengan durasi yang nggak sebentar.
sebenarnya saya singkat kak jalannya 5 hari aja
Semoga paman Pahlevi dan keluarga nya sehat selalu ya…Mereka baik nya baik banget… 🙂 Pasti bakal kangen banget sama paman Pahlevi dan keluarga ya kak Win :’) Semoga kalau ke Iran lagi bisa ketemu mereka lagi yaa
banget iya pasti kesana lagi
100km/jam? Wow pastinya jalur bebas hambatan ya win?#hahaha.. Sport jantung pastinya
banget hahah tapi mereka disiplin dengan aturan rambu lalu lintas kalau kuning aja sudah berhenti
Amazing review for such beautiful country, Win.
I have bestfriends from Iran too. They are the wittiest and warmest persons.
I miss them so much.
agree kak, iranian area friendly and make me want to come back there
bakal rindu deh dengan kebaikan mereka ya Win, walau sebentar bertemu udah serasa keluarga aja
iya kak sehari tapi kenangannya limit tak terhingga kak
jadi kamu ke Esfahan gak sih Win?
jadi Rinta 🙂
Wah iran. Saya ga pernah kepikiran loh mbak buat ngelirik iran buat destinasi gitu. Tapi abis baca blognya mba jadi terpesona sama iran :” . Kok bisa sih mba berani sendiri kesana?
harus mbak orang-orangya ramah banget terus masjid-masjidnya indah
jadi tambah pengen ke Iran klo gini apalagi bijo baru pulang trus lihat dia nikmatin banget jalan2nya bareng cowok Parsi yang ganteng2 hehehe
wkwkw nyari gebetan ya kak hahah
aku ama kak bijo sama belinya kak cuma beda jalannya
Tambah mupeng ke sini apalagi setelah lihat bijo baru aja pulang dr Iran, masyarakatnya ramah2 plus cewek sama cowok2nya cakep2 ya win
Sedih ceritaanya waktu kamu berpisah sama keluarga diiran itu..
aku juga sedih banget kak