The only reason for time is so that everything doesn’t happen at once
By Albert Einstein
Hello World!
Yazd, September 2016
Setelah makan siang bersama keluarga besar Paman Pahlevi serta Paman Khasan ternyata keduanya kecapean setelah menemaniku mengelilingi wisata Yadz sehingga merekapun tertidur untuk istirahat. Satu persatu anak dari Paman Pahlevi meninggalkan rumah menuju ke rumah masing-masing. Hanya Parideh dan Ali dan istrinya yang tinggal serumah dengan Paman Pahlevi. Paman Pahlevi memiliki 4 anak dan semuanya sudah menikah. Parideh sendiri masih berumur 24 tahun dan dia sudah menikah, Parideh ini seperti adik bagiku, cantik dan baik hati. Walaupun dia tidak terlalu bisa Bahasa Inggris namun aku selalu bersamanya, dan dialah yang menemaniku selama di rumah. Ibu Pahlevi juga keluar untuk belanja.

Bersama Parideh, aku menonton film di TV dengan Bahasa Persia yang aku tidak mengerti sambil nyemil buah. Iya nyemil buah wajib hukumnya di Iran. Baru sekitar jam 3an akhirnya aku memutuskan tidur.
Sekitar jam 5 barulah aku bangun dan kedua paman sudah bangun dari jam 4. Terlihat Paman Khasan bersiap untuk permisi pulang ke rumahanya. Si Paman Khasan tidak langsung pulang ke rumah walaupun si Paman sudah sampai jam 8 pagi itu di Yazd dan rumah paman dari Yazd masih 3 jam lagi dan semua itu karena aku. Si Paman menitipkanku di rumah Paman Pahlevi, sahabatnya yang sudah tidak bertemu hampir 15 tahun lamanya.
Sumpah aku mehek sekali bertemu dengan dua Paman yang baik hati!!
Setelah pamitan dan Paman Pahlevi mengantar Paman Khasan pulang, aku dan Farideh menunggu Paman Pahlevi karena kami hendak dibawa ke Padang Pasir Yazd. Ibu Pahlevi yang sudah pulang bahkan memberiku kerudung cokelat untuk aku pakai. Keberuntunganku tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Orang Iran emang sunngguh baik hati kepadaku, pertolongan tulus! Say goodbye dengan stigma negattive tentang iRAN, karena mereka memperlakukan tamu seperti bagian keluarga. Bahkan di Iran yang paling aku salut ketika melihat cowoknya tidak menyentuh alkohol dan selama di IRAN malahan aku tidak melihat cowoknya merokok. Dua hal penting yang aku tahu selama backpackeran ke Iran.
Barulah sekitar jam 6an si Paman Pahlevi kembali dan mengantarkanku ke Gurun Pasir Dasht-e Kavir di Yazd Iran ditemani Farideh. Dari rumah Paman Pahlevi tidak terlalu jauh ke Padang pasir. Aku dan Farideh duduk manis di belakang mobil dan Paman mengantarkan kami ke Gurun, tempat yang aku sukai!
Memasuki gurun pasari, hamparan Gurun didepan mata, Kaca jendela aku buka sambil menikmati Gurun yang luas di depan. Agak susah buat Paman Pahlevi mencari jalan menuju ke Gurun bahkan kami harus berhenti dan kembali ke jalan lain saat memasuki wilayah Gurun Pasir. Hingga di rute ketiga barulah kami bisa masuk ke Padang Pasir bernama Dasht-e Kavir di Yazd Iran. Yah pengalaman merasakan gurun pasir keduaku setelah Jaisalmer di India. Bedanya Gurun Pasir di Yazd tidak perlu mengeluarkan uang sepersenpun dan Padang Pasirnya luas!!
Bahkan aku melihat “sunset in desert”, yang matahari tenggelam pertama di Gurun Pasir. Bahkan si Paman sengaja bertemu dengan penjaga Gurun yang menyediakan tour untuk melihat Unta di Dasht-e Kavir Yazd Iran.
Aku sendiri bersama Farideh malah asik selfie ria di Padang Pasir. Sesekali aku menggengam padang pasir dan kegirangan yang membuat Farideh dan Paman tertawa. Iya aku merasa norak sendiri ketika mengelus-elus Gurun Pasir. Aku merasa jadi wanita Persia di Gurun Pasir!
Kami juga sempat melihat kandang Onta dan Keledai di Gurun Pasir Dasht-e Kavir. Ontanya kurus dan pertama kali aku melihat keledai. Aku malah tertawa tak jelas ketika melihat keledai dalam kandang. Paman mengira aku hendak mencoba menunggangi Onta namun tidak karena melihat pasir di Gurun sudah cukup puas kok 😀
Senangnya melihat Gurun Pasir Dasht-e Kavir di Yazd Iran
Kavir desert Yazd memang Gurun pasir yang luas dengan pegunungan yang eksotik. Kalau bukan dengan Farideh dan Paman Pahlevi tidak tahu cara ke Kavir desert Yazd. Aku tahu Gurun ini karena teman dari German di Grup whatsapp Traveller Iran mengajak kesana. Namun karena aku tidak sendirian akhirnya malah diajak Farideh ke Gurun Kavir. Kalau dibilang Kota Yazd dikelilingi oleh Gurun luas dan pegunungan namun tidak setandus yang aku bayangkan dan rumahnya bukan rumah dari Tanah liat seperti yang aku bayangkan walau ada beberapa rumah dari tanah liat. Kebanyakan malahan rumah di Yazd itu dari tembok. Jadi walau Yazd penuh dengan pasir namun tidak tandus!
Paman Pahlevi dan Farideh sebenarnya heran dengan tingkah lakuku mereka mungkin bingung kok bisalah aku senang hanya dengan melihat Gurun Pasir. Walau singkat namun bersama mereka sungguh menyenangkan. Perjalanan pulang ke rumah ditemani dengan Sunset di Gurun Pasir, yah matahari tenggelam di Kavir desert Yazd, pertama kali bagiku melihat Sunset in Desert!
Salam
Winny
Berarti kalo umroh kamu bakal lebih girang lagi karena di mana2 gurun. Haha.
iya kak Insyaallah mau nabung buat kesana
Klo ngeliat fotonya mbak win kayaknya seneng. Tapi apa nggak kepanasan? He he he…..
soalnya udah sore dan pakaian disana harus gede hahaha
Gurun pasir nya bagus bangett, pas buat foto-foto XD Masih tetep kagum sama baik nya paman pahlevi, paman khasan, dan semua keluarga nya deh.. 🙂
iya 😀
wagh keren ya… pengen… 😳
kok cuacanya sepertinya ga panas panas banget ya…
adem karena sore 🙂
seneng banget bisa jalan-jalan terus..?
iya kak beruntung 🙂
Kece ya gurunnya Win!!
iya zilko sukaa aku
luar biasa ya baiknya paman 2 itu padamu
masih kontak dengan mereka Win?
dengan Parideh Mbak
aaaak mauuu main sandboarding ke sanaaa 😀
yuk realisasikan Dit
Suatu pemandangan yang langka
Aku blom pernah mencobanya, btw panasnya berapa derajad yak
sayangnya aku gk lihat waktu itu
Paman2 dan Parideh baik bangeet. Ngga panas win? Tp kok pingiin 😀
karena sore gk panas uchi
Menggenggam dan mengelus-ngelus pasir tentu tindakan yang bukan norak, hehehe…
Karena kita tidak punya ya pak
penuh dengan pemandangan flatearth disini, gurun dan angin dibalut dengan indahnya terik matahari 🙂
Iya kak aku suka banget gurun
Nice view 😊 jadi teringat novel Ayat Ayat Cinta yg settingnya di Mesir 😃
Moga bisa ke mesir juga ya
Aamiin 😁
Win, aku juga norak pas nemu gurun pasir di Mesir, di daerah Sinai Peninsula..😄Beruntungnya kamu bertemu orang-orang baik di Iran..👍🏼
Hahah kita sama kak eh kak jadi pengen ke mesir
Biar Padang pasir tapi cantik win. Tapi kok kayaknya sepi ya? Apa disana Padang pasir nggak sama seperti pantai di kita sini ya? Btw, nggak langsung lanjut ke Mesir win? Deket tuh #liatpeta
Karena turis datangnya siang dan itu memang luas. Aku pengn ke mesir tp kantong gk cukup wkkw
Farideh ini kalau di Indonesia namanya jadi Farida kali yaaa?
Duh seri Iran mu ini bikin mupeng Win, aku harus bacain satu per satu.
Iya farida 😁… Kapan kesana bart?
Waaah mirip di Betawi aje panggilannye neng Faride. 😀
Jangan ditanya kapan. Kalau ditanya kapan. Maunya sekarang juga hahaha.
Pokoknya siap-siap aku wawancara ya Win 🙂
Boleh aku jg mw wawancara tentang nepal
Boleh. Kalau gitu kita saling mewawancarai aja 😀
Ayo klo balik ke iran atau india kabarin ya bar mw ikut 😁
Hahaha nagih ya Win?
Iya yuk kesana #nyaritiketpromo
Aku suka gak sabaran kalau nunggu tiket promo 🙂
Kak wiiin, cakep banget gurunnya 😍 Btw bahagia banget ya Kak bertemu dengan orang-orang baik itu..
Iya perjalanan ke iran itu menyenangkan
Beruntungnya dirimu Win, semoga silaturrahim yg sudah terjalin itu tetap berlanjut dengan keluarga mereka.
Makasih kak
tsakepppppp…