Meramal Nasib di Dua Negara Berbeda


Anyone that has a job that takes them away from home, I think, can understand the difficulties in maintaining consistency, not only with your family and those you love but with your friends.

By Heath Ledger

Fushimi Inari
Fushimi Inari

Hello World

Indonesia, Juli 2016

Aku bukanlah orang yang percaya dengan ramalan. Tapi kontradiktifnya aku pernah melakukan dua kali meramal, dan tidak tanggung-tanggung di dunia negara berbeda. Kalau dibilang meramal, aku juga kurang yakin untuk menggantikan kata “meramal” ini dengan kata lain. Pokoknya aku iseng-iseng, coba-coba dan pengen tahu aja. Lucunya pas di ramal kebanyakan mirip-mirip seperti kehidupan. Untung mamaku gak tahu aku meramal, kalau tidak bisa dijewer dan kupingku hahahah

Untuk kegiatan merama nasib yang aku lakukan itu termasuk “KONYOL”, yap silly girl from the earth

Meramal Nasib di Dua Negara Berbeda

1.Grand Pallace, Bangkok

Thailand

Kurang nikmat apa coba hidupku saat travelling ke Grand Pallace Bangkok, udahlah tiket masuknya gratis, dapat ramalan gratis pula. Hahahhaha 😀

Jadi ceritanya aku dan temanku saat di Grand Pallace memasuki sebuah vihara Buddha terus si kawan ini mengajariku cara melihat nasib di Vihara padahal si kawan ini Atheis loh. Dia dengan gayanya menirukan cara meramal di vihara. Ambil sebuah kaleng yang berisi kayu bernomor kemudian kocok kaleng itu di depan Patung Buddha kemudian keluar satu nomor. Lalu nomor itu diambil dari sebuah lemari yang berisi kertas ramalan. Kalau kata temanku Susanto dan Surya nama kegiatannya “THIU QIAM”. Thiu = mengundi dan secara keseluruhan disebut QIAM XI (penulisannya apa begini apa bukan). Terus akupun coba lah (catatan aku bukan murtad atau musrik, karena tiada niat percaya hanya coba aja) eeh keluarlah angka 22. Yah lumayan lah buat memperkaya pengalaman

2.Fushimi Inari, Jepang

Fushimi Inari
Fushimi Inari

Hal terkonyol kedua tentang ramalan yang pernah aku lakukan di Fushimi Inari Kyoto, Jepang. Bedanya dengan yang di Bangkok bisa gratis tapi di Jepang bayar sekitar 100 Yen kalau tidak salah (kalau di Rupiahkan Rp10.000). Waktu itu aku berkenalan dengan orang Jepang yang merupakan mahasiswa dari USA, kemudian dia yang menjelaskan bagaimana meramal di Kuil Shinto ini, kalau gak salah Fushimi Inari kuil Shinto. Déjà vu banget kan ya, dulu di Bangkok terus di Jepang kejadian lagi. Bedanya di Jepang mengambil nomor yang ada di koin lalu ditukar dengan kertas yang tulisannya tadaaaa “kanji”. Aku kan ngak ngerti walau sempat diartikan si kawan itu katanya “BAGUS”, entah apa bagusnya lalu kuiya-iyakan ajalah! Terus bawa pulang sebagai oleh-oleh!

Ramalan di Fushimi Inari
Ramalan di Fushimi Inari

Nah kedua pengalaman ramalan di dunia negara yang berbeda itu buat lucu-lucan aja ya! Gak harus diikuti karena setiap perjalan memiliki cerita tersendiri!

Salam

Winny

Advertisement

Published by Winny Marlina

Indonesian, Travel Blogger and Engineer

47 thoughts on “Meramal Nasib di Dua Negara Berbeda

  1. “Gak harus diikuti karena setiap perjalan memiliki cerita tersendiri!”
    Kalo buat saya, setiap perjalanan memiliki pengeluaran tersendiri…
    Jadi gak boleh pake uang belanja. xD

  2. biasanya kalo hasil ramalannya menyerempet2 alias hampir sama dgn kehiupan kita yg sebenarnya langsung mulai galau dan percaya,ahahaha pdahal harusnya gak boleh ya 😀

  3. Sepertinya ramalan memang keisengan yang sering dilakuin cewek. Seru2an kalo hasilnya bagus, kalo gak sesuai lupakan saja. Asal jangan jadi keyakinan aja.

  4. Hii mbak winny, aku juga pernah coba ramalan di Fushimi Inari, kala itu aku kecepetan jalan temen aku tertinggal di belakang jadi sambil nunggu mereka aku iseng coba karena ada beberapa turis korea yang kebetulan nyoba saya tanya mereka terus mereka jelasin caranya,eh saya jadi nyoba tapi kalau saya tidak salah (takut salah mana tau lupa soalya udah 2 tahun lalu plus udah gak pegang lagi kertasnya) ada versi inggris nya juga kok mbak dan memang melakukan hal yang unik seperti ramalan sangat mengasyikan ya mbak thx mbak nice share

  5. Kmaren habis beli coffee pot made in japan gitu dan di manual nya cuma ada bahasa jepang entah huruf apa. Akhirnya pake fasilitas snap di Google translate

  6. Hahaha, untuk seru-seruan aja ya Win 😛 . Aku sewaktu di India juga iseng nyobain ramalan di bandara gitu 😛 . Aku amati di India cukup banyak juga yang percaya dengan ramal-meramal begitu

  7. Assalaamu’alaikum wr.wb, Winny… kesempatan yang membuat jadi nostalgia saat berwisata jauh dari kampung. Benar Win, jangan dipercayai ramalan sedemikian kerana bisa membawa kepada mudharat dan kufur. Salam manis dari Sarikei, Sarawak. 🙂

  8. Seingetku ga pernah diramal deh. Dulu pernah ada sesama peserta tour yg jago ngeramal katanya, tapi aku enggan, entar malah jadi kepikiran. Kalo ibuku duluuu pernah, pake kartu tarot.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: