We can hear others, and we can travel to them without moving, and we can imagine them, and we are all connected one to the other by a crazy root system like so many leaves of grass — but the game makes me wonder whether can really ever fully become another
By Paper Town
Hello World!
Bayah, Mei 2016
Aku mau ke Bayah, begitu kataku kepada temanku. Bayah dimana ya, Win? Itu loh di Banten, tahu Sawarna kan, nah Bayah itu nama Kecamatan yang ada di Kabupaten Lebak, Banten. Untungnya orang tahu nama Sawarna karena pantainya yang lumayan menawan. Karena pekerjaan, maka aku beberapa kali ke Bayah, namun meski demikian untuk ke Pantai Sawarnanya sendiri baru terhitung jari.
Sore itu ketika kami sampai di Bayah jam 5 sore kemudian bingung mau kemana akhirnya kamidiajak ke Gua Langir. Jujur saja walau sering ke Bayah, untuk ke Gua Langir untuk pertama kalinya padahal Gua Langir berada di sekitar Pantai Sawarna. Untuk akses ke Gua Langir tidak susah karena jalananya sudah beraspal sehingga bisa dilalui oleh motor bahkan mobil tapi dengan catatan jalanan pas seukuran mobil.
Ternyata disekitar Gua Langir terdapat banyak juga Gua-gua yang lain seperti Gua Seribu Candi, Gua Kanekes. Masih satu kawasan tentunya serta warna bebatuannya itu indah. Hanya saja kami tidak berani masuk kedalam karena kata Pak Ubay banyak ular serta tidak ada guide dan lagi hari sudah sore. Padahal warna karst Gua Langir cukup memukau. Aku puas saja hanya melihanya dari luar dan tidak berani melihatnya dari luar saja.

Dari Gua Langir, kami malahan asik menikmati Pantai. Untuk warnanya agak kecoklatan tapi luamyan bersih pasirnya meskipun sangat disayangkan banyak sampah disekitar pantai. Dari area Gua Langir terlihat dari kejauhan dua batu karang ala Sawarna yang terkenal yang katanya mirip di Thailand. Selain bermain pasir, kami juga ke karang dan betapa terkejutnya aku ketika melihat banyaknya kepiting dan paling serunya melihat banyak sekali kepiting di bawah karang. Baru tahu kalau kepiting suka di bawah karang, melihatnya menari diatas pasir lucu.
Walau kami tidak masuk kedalam Gua Langir, tapi lumayanlah mendapatkan pengalaman baru melihat Gua dengan pemandangan pantai disekitarnya.

Salam
Winny
koq fotonya cuma sedikit, mbak
iya pak soalnya pas kesana hpnya mati 😀
Permasalahan di Indonesia ya Win, sayangnya banyak sampah yang berserakan 😦 .
Tapi tempatnya sepertinya memang oke!!
kalau dirawat pasti apik sekali ya zilko
Betul Win. Minimal kalau ada tong sampah gitu ya (dan pengunjungnya juga punya kesadaran buang sampah di tongnya itu). Pasti sudah membantu banget deh!
Profesorku beberapa tahun yang lalu liburan ke Bali dan dia nggak suka karena ketika berenang di laut banyak sampahnya 😐 .
itu paling penting zilko kesadaran
Potomu di gua ini mana?
sengaja gak dipasang kak 😀
Kayaknya guanya kalo dikelola dengan baik, sangat menarik ya Win.
iya kak betul
waktu ke bayah .. ga sempet main2 ke gua-nya … hanya main2 di pantainya aja .. tapi pantainya memang keren2 ..
betul tapi sekarang udah lumayan banyak sampah sih
dan masih sepiii yaaa.. cuma belum ada pengelola wisata nya yah disana?
ada sih tapi karena kita datangnya sore
Guanya masih sangat alami sekali yaa
Kok ngga explore ke dalem gua Mba..coba explore dikit..hehehe
Goa nya serem, tapi jadi penasaran pengin masuk.
aku gak berani kalau gak ada tourguide nya 🙂
Wah! BAru banget balik dari Sawarna hari Kamis kemarin! 3 malem di Sawarna dannnnn keasyikan main air sampe batalin niat ke goa-goa di sana. Hahaha. Next time, kak! 😀
cakep kan ya
Aduh…Pantai Sawarna….Pantai Pulo Manuk….Pantai Bayah…sayang sungguh sayang, tempat wisata pantai yang tidak terurus. Dipinggir pantai berserakan sampah, kalau dibiarkan sampah terus berserakan, jangan harap pantai-pantai tersebut akan berkembang, malahan akan pret mati suri.
Saran saya agar wisata pantai dapat terus dikunjungi pengunjung, maka seyogyanya Kepala Desa Sawarna, Kepala Desa Darmasari dan Kepala Desa Bayah Barat berinisiatif untuk berusaha membersihkan pantai dari berbagai macam sampah.Jangan biarkan sampah terus menumpuk yang mengganggu keindahan pantai. Kalau tidak dipelopori oleh aparat desa setempat, lantas siapa yang akan peduli. Jangan cuman memungut uang retribusi dari pengujung saja, tapi lokasi wisata tidak ada pembenahan dan penataan. Minimal adalah tersedianya tempat-tempat sampah disepanjang lokasi wisata.
Saya ini berasal dari Bayah, ketika pulang kampung merasa prihatin melihat kondisi pantai yang banyak sampah.
moga bisa dibersihkan