Life is too short, and the time we waste in yawning never can be regained.
Stendhal

Hello World!
Belitung, Oktober 2015
Museum Kata Andrea Hirata Belitung menjadi salah satu pelengkap museum-museum Indonesia yang pernah aku kunjungi, paling tidak hobi plesiran ke museum sudah aku lakukan sejak 2012 dan museum kata andrea hirata merupakan museum yang unik karena kumpuan kata. Kalau boleh dibilang salah satu museum kata yang ada di Indoenesia.
Untuk sampai ke Museum Kata Andrea Hirata dari Tanjung Pandan kami harus menyewa mobil yang terdiri aku, Dendi, Novri, Lia dan Hapsah. Sewa mobil seharian Rp350.000 belum termasuk bensin. Kalau jarak mungkin hanya 120km kalau tidak salah dengan perjalana kurnag lebih 1- 2jam perjalanan sehingga kami memilih menyewa mobil saja apalagi cuaca hujan waktu itu maka ide nyewa mobil pilihan yang tepat.

Dari Tanjung Pandan kami melewati jalana yang mulus menuju ke Gantung dan Manggar yang berada di Belitung Timur. Catatan baut pejalan jika hendak menjelajah Belitung dengan pantai-pantai indahnya maka pilihannya ke Belitung Barat tapi jika ingin menjelajah tentang Laskar Pelangi, rumah Ahok sampai minum kopi di Kota 1001 Kota maka ke Manggar di Belitung Timur.
Sesampai di museum kata andrea hirata, kesan sederhana dengan warna yang kontras di depan museum. Warna mencolok pelangi sepintas kelihatan kayak Taman Kanak-kanak buatku tapi karena ada tulisan Museum Andrea Hirata makanya aku tahu kalau itu musuem.
Memasuku msueum harga tiket masuk ke dalam Museum Andrea Hirata ialah Rp2000 saja. Saat kami datang banyak sekali pengunjung baik lokal maupun wisatawan mancanegara. Daya tarik dari Museum Andrea Hirata terletak dari gaya rumahnya yang sederhana dihiasi dengan kata-kata menarik. Museum terdiri dari Ruang Ikal, Ruang Lintang bahkan pernghargaan serta koleksi buku Laskar pelangi yang sudah diterjemahkan dalam beberapa bahasa Asing.

Aku sendiri seakan menapak tilas di Runag Lintang saat melihat istagram Irawan anak Belitung yang juga anak celoteh Backpacker jadi melihat langsung dari sosmed terus berdiri di tempat sama rasanya sesuatu banget 🙂
Kayak puas tersendiri !

Kesanku terhadap Museum Andrea Hirata lumayan menarik dan kau suka sekali dengan kopi yang dijual di rumahnya yang bernama Kopi Kuli yang terdiri dari kopi O (kopi itam pekat) dan kopi susu seharg Rp7000 (kalau kopi susu). Aku sendiri mencoba kopi susunya yang makjos yang berada di dapurnya.
Sayangnya tidak bertemu dengan Andrea Hiratanya saat travelling ke Museum Andrea Hirata, mungkin di lain kesempatan!
Runag Lintang –> typo!
Hirata adalah fenomena. Luar biasa ini orang bias dibuatkan museum bahkan saat beliau masih hidup.
iya bg bukunya juga ok, makasih koreksinya kak
Saya termasuk pecinta karya2 andrea hirata *semua orang juga pastinya ya. Suatu saat jadi tempat wajib buat dikunjungi nih.
iya kka
Saya suka novel-novel AH. Berhasrat suatu saat ke museumnya ini.
amin bg pasti bisa
Museumnya di Belitung Timur ya Win. Dulu aku nggak sempat kesana 😀
iya di gantung zilko
wah…andrea hirata punya musium….
punya bg
Wah
Wiiin mau ngaku nih, Andrea Hirata gw ga pernah menyelesaikan satupun bukunya. Baca beberapa bab doang yang Laskar Pelangi. Hihihi. Tapi museum ini pasti memberikan inspirasi buat banyak orang ya..
gk apa bg dani, aku juga dah lama bgt bacanya
tanggal lahirku sama kayak andrea hirata, dia adalah salah seorang yg mengobarkan jiwa traveling dalam jiwaku hehe
wah dia ternyata idolamu to
ya itok
aku dan anak anakku senang banget di sini. kalo kata anakku yang gede soo instagramable :))
wisaatwan yg luar jg bialng gitu kak
wahh keren yaaa… jadi pengin kesanaaaa…….
monggo
Wah next target neh, main kesana.
monggo
dan bukunya yg ditranslate ke beberapa bahasa di luar negri, makin ger aja, keren buat bapak satu itu
iya
Suatu saat aku akan ke sana. Entah sudah berapa kali aku terhipnotis kata-kata di novel karya beliau. Terakhir aku baca novel Padang Bulan, dan sungguh keinginanku untuk ke Belitong makin menggebu-gebu, padahal jarak dari kotaku ke sana hanya pisahkan pulau Bangka.
amin heru
Aaaah pengen ke sana… Jauh tapi ya mbak… Hehehe
iya berat diongkos papa
Wuih! udah 6 tahun aku gak sana lagi
lama ya hasan