You drew a question mark
But you know what I want
I wanna turn the clock
Right back to where it was
So let’s a build a bridge
From your side to mine
I’ll be the one to cross over
Just tell me it’s not the end of the line(By Demi Lavato)

Hello World
Surabaya, Juni 2015
Penuh perjuangan sekali untuk sampai ke Museum House of Sampoerna dari Tunjungan Plaza Surabaya apalagi yang tidak tahu jalan. Sebelumnya sudah menanyakan resepsionis hotel lokasi House of Sampoerna tapi apa daya untuk naik apanya saya tidak tahu pasti. Alhasil dengan nanya sini nanya sana akhirnya aku naik angkot sebesar Rp5000 kemudian turun di sebuah hotel yang cukup besar didominasi warna putih tapi aku tidak tahu nama hotelnya. Dari hotel ini aku sambung lagi dengan angkutan dengan kode “N” diangkotnya terus berhentinya di depan pom bensi sebelum kawasan jembatan merah Plaza dengan ongkos angkot Rp5000. Sebenarnya arahan orang harus tiga kali naik angkot untuk sampai ke Sampoerna tapi petunjuk yang tidak jelas bagiku yang tidak tahu jalan akhirnya aku berhenti di pom bensin.

Untuk alamat Museum House of Sampoerna terletak di Taman Sampoerna No 6, Krembangan, Pabean Cantikan, Surabayabuka dari senin sampai jumat dari jam 09.00 sampai jam 22.000 dan tarif masuk ke dalam House of Sampoerna gratis alias tidak dipungut biaya.
Caraku menuju ke House of Sampoerna dengan berjalan kaki dari De Javasche Bank sambil menanyakan arah ke House of Sampoerna. Untuk de javasche banknya aku sangat suka karena seperti berada di kawasan Kota Tua Surabaya dengan bangunan kolinial seolah aku berada di masa lampau. Dalam hati “seperti napak tilas ke masa lalu” 😀
Banyak sekali gunanya berjalan kaki walau tidak tahu jalan karena aku bisa melihat sekeliling, menikmati perjalanan serta mengamati tingkah laku orang yang hilir mudik bahkan rasa panas Surabaya tidak mempengaruhi yang berjalan melewati gang ke gang demi ke Jl. Sampoerna tempat House of Sampoerna.

Sesampai di House of Sampoerna, aku melihat ada bus yang digunakan untuk keliling wisata Surabaya dengan gratis diberi nama Surabaya Heritage Track. Surabaya Heritage Track memiliki rute tertentu setiap jamnya dan harus daftar dulu serta tidak dipungut biaya. Sayangnya waktu aku hendak mendaftarkan diri untuk mencoba Surabaya heritage track, bus sudah full sehingga aku tidak bisa bergabung kalaupun ada di jam 3 sorenya sementara jam masih menunjukkan jam 1 dan aku masih memiliki tujuan wisata lain di Surabaya sehingga aku tidak jadi mendaftarkan diri dan lebih memilih masuk untuk melihat-lihat isi House of Sampoerna.

Di depan House of Sampoerna ada tulisan Mandarin yang artinya Huang marga dari pemilik Sampoerna. Yang menarik dari Museum House of Sampoerna ialah tiang depannya berbentuk rokok Sampoerna serta ada bendera merah putih diatasnya. Lalu aku masuk ke dalam museum lalu dua orang mudah menyapa dengan ramah terus aku menunjukkan KTP. Aroma cengkeh langsung tercium dari Museum serta aku mengamati seluk beluk sejarah rokok sampoerna berawal.
Makin masuk kemudian aku melihat jajaran direksi dari Sampoerna, serta korek api. Aku tidak menyangka saja kalau Sampoerna pernah berjualan korek api. Selain itu beliau dulu penjual loper koran yang berubah menjadi konglomerat, jadi termotivasi hehehhehe 😀

Secara umum museum House of Sampoerna terdiri dari dua lantai, lantai pertama berisi ruang pamer serta lantai dua berupa tempat penjualan souvenir khas Sampoerna. Di lantai pertama ada dua hal menarik perhatianku pertama aku baru tahu ada rokok khusus Istana Negara untuk wakil presiden kemudian ada rokok khusu kedutaan besar Republik Indonesia. Desain rokok baik untuk wakil presiden dan kedutaan berbeda dari rokok yang biasa dijual dipasaran, khasnya ada lambang Garuda! Gila ahhahaha 😀
Selain kaget dengan dua rokok untuk petinggi negara, aku takjub dengan koleksi cengkeh dari berbagai daerah serta mancanegara yang ada di Museum Sampoerna ini.
Puas keliling di lantai satu museum Sampoerna aku naik ke lantai dua yang berisi penjualan souvenir serta cara membuat rokok. Tapi khusus lantai 2 tidak boleh memphoto proses pembuatan rokok selain minta izin dari petugas. Dari kaca aku mengamati petugas yang bekerja membuat rokok.
Lumayan menambah pengetuhuan! Tidak sia-sia jalan jauh-jauh ke Museum Sampoerna, puas telah menginjakkan kaki lalu aku menuju ke wisata lainnya yang ada di Surabaya.

Salam
Winny
itu bangunan kota tua ada kyk kubahnya ya.. cakep.
iya banget
Sudah naik Surabaya Heritage Track ? Nantinya sepanjang perjalanan diceritakan sejarah bangunan di kota surabaya, terutama bangunan yg sudah lama dan bersejarah di Surabaya
tak sempat 😦
Lagu pembukanya bikin gagal fokus. Hahahha 😆
Btw kayaknya kamu bakal seneng banget ngider2 pake bus itu Win
sayangnya tidak sempat kak
Wuihh keren, denger2 kalau mau naik Surabaya Heritage Track bisa reservasi via online kalau gak salah kak 😎
iya bisa tp taunya telat akunya
hehe ok lah buat kedepan biar pengalaman 🙂
siap
Wah, baru tahu kalo para petinggi rokoknya beda, khususon gitu… tp bedanya apa yak? bukannya sama” merusak kesehatan hihihi ^_^
hahha mungkin labelnya
Mau nulis artikel dengan judul sama nga jadi2. Malah keduluan kamu win hehehehe. Tempatnya enak yach buat pameran dan nongkrong, sudah gitu tempat ini banyak digunakan untuk lokasi prewed. puas dech mata lihat2 koreografi antara model dan fotografi.
Kalau minta izin sama petugasnya, ada pungutan biaya tidak ya? Pembuatan rokok pasti menarik banget buat dijadikan suatu topik :hehe. Bau cengkeh juga khas banget wanginya, wangi petualangan :halah. Museum ini memang keren Win, salah satu must visit kalau jalan ke Surabaya. Naik SHT juga kata teman saya keren banget, soalnya bisa bertualang ke banyak bangunan kolonial di Surabaya :hehe.
gk ada pungutan gara gratis,,, sayangnya full gara jd ngk coba yg sht nya
Oalah, iya memang katanya mesti pesan dulu ya tiketnya.
next time dah
cerita setelah dia di take over Philips Morris tapi tetep pake nama sampoerna ngga ada?
kk sengaja banget pesan hotel dekat HoS tujuannya mau jalan pagi sekitar kota tuanya, sayangnya cuma sempat liat dari mobil aja he..he.. nggak keuner waktunya
wah padahal tinggal masuk ya kan kak
Twmpat ini emang oke banget. Pernah maen ke sini dan naek busnya ke museum yang gedeeeee itu dulu. Lupa namanya. Hahaha.
berarti keliling surabaya dong mas dani dengan busnya itu
Iya Win. Seru ikutan kelilingnya..
Suka sama kota tuanya masih teramat.
😘
di yogya juga ada kan ya kak
Ngak ada cuma ada bangunan tua.
Unik, antik bangunan masih terawat win
u pernah juga kan errick?
belum sih nanti Win dijelajahi
Aku jg blom pernah naik busnya….pengen deehhh. Dulu juga cuma mampir ke sini, trus pulangnya nyasar x))))
habisnya jalannya berlika liku Rinta 😀
Keren bis heritage trek nya, vintage banget! Rokok garuda itu, hmm jadi pengen ngerasain hahaha
kayaknya rokoknya itu khusus tp rasanya sama aja bukan? kan dari cengkeh juga hehehe
kayanya pelajaran yang paling berharga dari adanya museum ini adalah pesan semangatnya itu ya Mbak… bahwa walaupun kini kita hanya loper koran,atau hanya berjualan korek api kecil-kecilan ..jika kita tekun dan melakukannya dengan baikdan benar… mungkin saja suatu saat kita bisa mendirikan sebuah perusahaan raksasa ya…
setuju kak yang penting emang usaha keras dan gigih serta pantang menyerah diluar rokok itu merusak kesehatan
Terimakasih tur-nya Winny, jadi merasa berada di Rumah Sampoerna-nya 🙂
kalau di belanda museumnya unik2 juga kan ya indah
Keren ya bangunannya. Suatu saat kesana.
amin mas
Wow, heritage of Surabaya, jangan lupa mampir ke jalan gula 😉
apa disana
Sebenernya jalan gula itu cuma gang sempit aja di deket JMP Plaza, tapi biasanya banyak dijadiin buat jepret” prewedding soalnya bangunannya masih keliatan vintage banget apalagi ditambah sama properti sepeda perang jaman dulu 🙂
kayaknya aku kelewatana ma jalan ini deh syanaz
Iya aku aja juga nemu baru” ini rada blusukan soalnya, emang kamu asli mana btw?
asli Sumatera Utara tp tinggal di Jakarta syanaz
Waah jauh juga yaa (kalo dari sini maksudnya) 😉
lumayan mabk
Makasih tulisannya. Dan belon pernah kesini juga 😅😅😅😅 toko souvenirnya jual apa saja? Maklumin emak emak. Denger kata toko souvenir langsung semangat mau kesa na😀😀😀
kaos, mug, dll kak.. kakak suka souvenir jg?
Baru tahu kalau ada yang beginian di Surabaya. Kelihatannya keren, bersejarah, namun pribadi saya tidak tertarik dengan hal-hal yang bernuansa rokok, hehe. 😀
karena bahaya kan kak
selain bahaya, juga tidak tertarik sama sekali dengan bisnis tembakau yang merusak generasi bangsa untuk tujuan komersil mereka.