If you live long enough, you’ll make mistakes. But if you learn from them, you’ll be a better person. It’s how you handle adversity, not how it affects you. The main thing is never quit, never quit, never quit.
By William J. Clinton

Hello World!
Beijing, 6 Juni 2015
Selalu ada hikmah disetiap kesalahan, sama seperti perjalanan ke China ketika ketinggalan kereta hanya karena saking takjubnya akan tembok besar China. Betapa bermandikan keringatnya ketika ternyata kereta yang membawa dari Beijing ke Xian harus telat 5 menit sehingga alhasil harusnya berangkat jam 6 sore terakhir jadi jam 10 malam. Dari hard seat menjadi standing, tapi itu lebih baik daripada harus membayar tiket lagi. Paling tidak bisa menghilangkan rasa fatique yang melanda.
Saat menunggu jam keberangkatan maka aku mengajak ngobrol orang lokal sekaligus menanyakan apakah ruang tunggu itu benar ke Xian sambil menunjukkan tiket yang penuh dengan aksara Mandarin. Aduh sumpah deh kenapa dari dulu tidak belajar Mandarin ya!
Nah pas jam 9:30 malam, orang-orang sudah berkumpul dan ngantrinya panjang, ramai terus nunggu di cap tiketnya, persis kayak KAI. Aku lalu mengikuti bapak yang sudah ku ajak ngobrol walau dia bahasa Mandarin entah apa terus aku cuma balas dalam Bahasa Inggris. Mirip kayak cacing bicara ama ayam yang artinya tidak nyambung hahah 😀
Selesai antrian, ternyata pas masuk ke dalam kereta betapa kagetnya aku karena standing seat itu benar-benar berdiri! Padahal harganya itu seharga hard seat 156 Yuan. Penuh dan sesak, dalam hatiku “Tuhan kayaknya tak sanggup deh kalau berdiri apalagi jaraknya 14 jam”. Terus si Bapak yang baik hati memberikan kode untuk tenang dan bisa dibeli untuk hard seat lagi, paling nambah 30 Yuan lagi.

Sempat berdesak-desakan di kereta terus beberapa menit kemudian restauran kereta dibuka, sedikit lega karena rasa bersalah kepada si Bapak yang telah meninggalkan sleeper seat alias kelas excutive turun menjadi kelas hard seat alias kelas ekonomi. Ternyata si Bapak sangat baik hati membantu membelikan tiket walau sebenarnya salah persepsi soalnya hendak membeli hard seat sebenarnya sudah cukup tapi malah dikasih hard sleeper. Bapak yang bernama Liu hua itu menulis surat yang isinya entah apa tapi bersyukur juga deh walau bayarnya harus nambah 140 Yuan lagi untuk hard sleep. Oh ya waktu melihat kereta China aku merasa keren sekali loh apalagi ada kasurnya jadi bisa bobok cantik. Semoga kereta Indonesia bisa seperti di China ya.
Walau membayar agak mahal, aku anggap saja kereta itu bintang lima karena harga tiket kereta dari Beijing ke Xian menjadi sekitar 500ribuan, tapi tak apa worth it mengingat lamanya perjalannanya. Sepanjang perjalanan aku tidur di kasur empuk sesekali bicara dengan sesama penumpang dengan bahasa Inggris lalu dijawab bahasa Mandarin, anggap saja aku mengerti mereka bilang apa hahah 😀
Nah disepanjang perjalanan aku mencoba membeli minum milk tea di kereta seharga 7 Yuan, beli kerupuk di kereta seharga 5 Yuan hingga makan gandum kaleng di kereta seharga 6 Yuan. Untuk gandum kalengan merupakan rekomendasi petugas kereta yang bahasa inggrisnya seadanya. Karena aku bilang “no ngok-ngok sambil membuat memegang hidung” haahaha 😀
Soalnya dia gak tahu arti pig sih! Pokoknya kocak dah perjalanan ke Xian ini, justru ketinggalan kereta membawa seribu kesan ibaratnya bencana yang menjadi hikmah! Kalau tidak kapan lagi mencoba tidur di kereta terus sampai di Xiannya jam 1 siang lagi padahal berangkatnya jam 10 malam loh! Terus bercanda dan tertawa dengan yang tidak mengerti sama sekali Bahasanya itu sungguh pengalaman yang tidak bisa dinilai dengan uang.

Xian, 7 Juni 2015
Jam telah menunjukkan jam 1 siang ketika sampai di Xian Railway Station. Keluar dari stasiun kereta maka masuk kedalam tourist information untuk menanyakan bagaimana cara ke penginapan yang dekat dengan Bell and Drum Tower, salah satu objek wisata di Xian. Untuk penginapan yang aku pilih bernama Sahara Hostel yang berada di daerah Muslim Quarter Xian. Untuk menuju ke Bell and Drum Tower maka naik bus No.611 dengan harga tiket bus dari Xian railway station ke Bell and Drum Tower seharga 2 Yuan. Harga 2 Yuan karena bus pake AC sedangkan kalau busnya tidak pake AC hanya 1 Yuan saja. Bahkan sesampai di Bell and Drum Tower celengak celinguk seperti ditempatkan dientah berantah soalnya lagi-lagi kendala Bahasa.
Solusinya aku menanyakan yang muka bule karena dipastikan sesama traveller akan membantu hingga akhinrya bertemu dengan Emma dengan pacarnya yang memberikan peta gratis, peta Xian yang aku tidak punya. Nah memasuki Xian China’s Muslim street maka welcome paradise! Yah disinilah aku seharusnya berada karena setelah dua hari tersiksa mencari makanan halal di Beijing akhirnya malah menemukan sepanjang jalan berupa makanan halal maka rasanya mau mehek!
ayee makan enak 😀

Tapi sebelum berburu kuliner halal di Xian China, dengan berhati-hati mencari penginapan murah di Xian yang bernama Sahara Youth Xian seharga 50 Yuan untuk dormitory. Check in di penginapan yang sebelumnya sudah membooking penginapan di kereta ketika minjam internet orang lokal yang baik hati sehingga tidak khawatir untuk arah. Sebenarnya merasa nekat saja karena jujur saja di Xian aku tidak begitu persiapan seperti yang di Beijing, malah agak sedikit malu dengan wisawatan asing yang membawa buku lonely planet sementara aku hanya membawa itenary ku yang mentah terus nekat jalan sendiri. Tepok jidat dah hahaha:D
Di penginapanku toiletnya lumayan bersih dan aku berada di female dormitory yang akhirnya aku berkenalan dengan gadis China yang bernama Wu yang juga suka menjelajah China. Dia bahkan sempat menunjukkan Sinchuan yang sebenarnya membuatku penasaran tapi karena teringat tinggi raja di Medan hampir sama dengan yang diphoto yang dia tunjukkan hampir sama maka aku urungkan niat kesana. Gak lucu kan ya ke suatu tempat yang di Indonesia juga ada 😀
Mungkin lain kali saja!

Setelah mandi dan cantik-cantik, maka perasaan berburu makanan itu bagaikan anak kecil yang mendapatkan permen. Bayangkan saja sewaktu di Xian aku khilap dalam hitungan menit saja aku sudah membeli sate gurita seharga 10 Yuan, kue pulut seharga 3 Yuan), susu seharga 9 Yuan, sate kepiting seharga 25 Yuan, serta pisang goreng seharga 5 Yuan. Please aku mengahabiskan uang dalam hitungan menit demi kulineran di Xian sebesar 53 Yuan. 😀
Anehnya aku senang!

Xi’an was the starting point of the ancient Silk Road 1,000 years ago in the Western Han Dynasty (206 BC-9 AD). A number of merchants and overseas students from the Arabic countries and Persia went to Xi’an for business and studying since the Western Han Dynasty (206 BC-9 AD); they settled down on the present Muslim Street, and they were called the Hui people by the locals. (Reference : China higlight)

The Muslim Quarter is the hub of the Muslim community as well as a Muslim food and souvenir market. You can also enjoy a great variety of delicious foods there. The Crumbled Unleavened Bread in Mutton Stew (Yangrou Paomo), the fried rice with pickled Chinese cabbage and little capsicums, the roast beef, mutton or lamb, preserved meat, casserole and various noodles can all make your mouth water. The most famous snack on this street is the steamed stuffed bun of Jiasan. (Reference: China higtlight)

Agak sedikit flasback ketika aku melakukan trip ke Jepang, di pesawat aku melihat tentang Xian dan di majalah berisi informasi Muslim Quarter Xian. Yang membuat Xian begitu menarik bagiku selain dari Terracota Warriornya juga karena salah kota di China yang ada penduduk muslimnya ialah di Xian. Jadi Xian itu Surganya makanan Halal di China dah!
Hal lain yang aku suka di daerah The Muslim Quarter Xi’an itu ketika mecncoba berbagai macam makanan Timur Tengah. Serius serasa kayak di Arab gitu, soalnya muslim di Xian sangat taat beribadah bahkan wanitanya menutup aurat! Untuk jajanan khas Xian yang paling terkenal itu Sate Gurita dan sate Kambingnya! Pernah kebayang tidak gurita gede dibuat di sate lalu digoreng langsung dimakan, wow sedap 😀

Setelah puas jajan maka saatnya untuk berburu souvenir di Huimin Street and Muslim Quarter, masih satu daerah dengan Xian muslim street alias Xian Muslim Quarter. Di pusat belanjanya harus jago menawar karena jika tidak bias dibodoh-bodohin.
Malamnya penasaran dengan makan malam berupa sate dan minuman seharga 21 Yuan. Gila murah!!! Tapi satenya agak lucu karena jika di Indonesia ditusuk dengan kayu maka di Xian ditusuk dengan besi. Terus minuman jeruknya jadi teringat minuman Badak dari Siantar, hayoo yang masa kecilnya di era 90’an tunjuka tangan 😀

Pokoknya Xian itu harus menjadi must visit nya di China.
Gak sia-sia 14 jam!
Keunikan dari Xian ialah para pedagang yang berpeci kemudian jualannya beraneka ragam mulai dari makanan hingga minuman. Makanan khas Xian itu berupa sate kambing, sate gurita, sup Paomo hingga ke kue-kuenya yang khas. Bahkan rasa sate kambingnya tidak amis. Mienya juga sedap, perpaduan antara resep Persia dengan China.
Oh ya sekedar informasi menurut warga muslim Xian, sebenarnya orang muslim Xian itu bukan China tapi keturunan Persia sehingga tidak ada matanya yang sipit di Muslim street ini hanya saja mereka lahir dan berkebangsaan China. Untuk area Xian Muslim Quarter sama seperti namanya maka hampir rata-rata khasnya pedagang berpakaian muslim.
Tips mencari restoran halal di China
1. Carilah yang bertanda tulisan “halal” atau tanda arab lainnya
2. Biasanya restauran halal pasti diberi tanda karena Muslim itu minoritas disana
Untuk aku sendiri bukannya racis, tapi aku hanya makan di restauran yang ada kata “halal” walau itu di Xian sendiri yang rata-rata muslim.
Malamnya yang paling aku suka di dekat Bell and Drum Tower Xian ketika berburu souvenir murah serta kayak pasar malamnya di Indonesia! Kalau dipikir-pikir budaya kita bnayak loh dipengaruhi budaya China 😉
Overall perjalanan ke Xian merupakan perjalan trip China yang menyenangkan, aku bersyukur telah menyasarkan diri ke Xian 😀

Rincian pengeluaran selama di Xian, hari ketiga trip ke China
-Minum milk tea di kereta seharga 7 Yuan
-Beli kerupuk di kereta seharga 5 Yuan
-Makan gandum kaleng di kereta seharga 6 Yuan
-Harga tiket bus dari Xian railway station ke Bell and Drum Tower (bus No.611) seharga 2 Yuan
-Penginapan di Sahara Youth Xian seharga 50 Yuan
-Kulineran di Xian berupa sate gurita (10 Yuan), kue pulut (3 Yuan), susu (9 Yuan), sate kepiting (25 Yuan), pisang goring (5 Yuan) = 53 Yuan
-Shopping di Xian market berupa Scraf sutera (40 Yuan), roti (14 Yuan), parfum (14 Yuan)
-Makan malam sate dan minuman seharga 21 Yuan
– Oleh-oleh makanan seharga 47 Yuan (snack)
– Tas mini seharga 10 Yuan
– Kalung dari beras dengan isi nama sendiri seharga 35 Yuan
– Gantungan kunci 28 Yuan
-Gelang seharga 4 Yuan
– Sate kambing 10 Yuan
– Rok seharga 35 Yuan
– Minum dan makan tahu seharga 6 + 8 = 14 Yuan
Total pengeluaran di hari ketiga trip to China sebesar 394 Yuan
Tempat yang dikunjungi di hari pertama di Xian ialah area Muslim Xian/Muslim Quarter.
Salam
Winny
eh itu yang laki-laki nya pada pake peci putih semua ya, ternyata ada tempat khusus muslimnya juga disana, asik ya jadi gak susah nyari makanan halal 🙂
iya adhya rata-rata laki-lakinya pake peci di xian, kental sekali agamanya, feel like a home hahha
Jadinya itu tiket hard sleepers dibeliin sm pak Liu Hua? Seru yaaa
Pak Liu bantu membelikan tp uangnya aku, kayak perantara bahasa gitu Dita 😀
Jadi kamu beneran solo traveler nih ke China..?😯 Salut beneran deh..👍🏼 Faktor bahasa dan tulisannya itu loh.. Waktu ke Jepang kayaknya kamu ada temennya yg nyebelin itu kan..
ke china ama teman kak bukan solo harusnya ke sri lanka solo tp kayaknya aku cancel aja
Meski sama teman tapi tetep jalan dgn rencana sendiri kan, bukan ikut grup tur dari Indonesia.. Nah di situ salutnya..👍🏼
iya kak haha
Noted, tapi kapan ya sampai di china? Hehehe…!!!
segera amin
Wah keren Winny traveling sendirian ke daerah yang susah mendapatkan orang yang bisa berbahasa Inggris. Bagus juga ya penjual makanan itu pakai peci, jadi tampil beda dan memudahkan pilih makanan halal.
Aku ama teman kak, mirip kayak Arab2 gitu kak
ingat china jadi ingat muslim uighur yang beritanya ditindas sama pemerintah sana… kalau xian ini penduduk muslimnya aman yah?
dulu katanya sadis kak jampang
Wah, enak ya makan kaya gini jadi ktelen. Haha.. Soalnya kalo aku makan ditempat yang penuh dengan non halal di area sekitarnya suka berasa ga ketelen makanannya hahaaa
sama kak agak picky ya 😀
iya win 😀
wah wah wah, biasanya cewek kalap shopping, tapi yang ini malah kalap jajan begitu ngerti ada kawasan kuliner halal, hahaha. Caramu bilang “no ngok-ngok” sambil megang hidung itu ya lucu Win. Besok2 klo traveling lagi kamu mesti bawa gambar babi dicoret, hehehe 😀
Sempat shalat di masjid tua di Xian Win?
Alhamdulillah sholat Mawi, next time aku bawa gambar babi dicoret aja biar mudah haha
keren bener yaa.. sendirian ke sananya… itu sate pake besi, biar dlmnya juga ikutan mateng, kali ya 😀
ama teman kak. kurasa biar hemat jg kali ya biar pake lagi 😀
Wah pada pake peci, kalau ke China kudu masukin Xian ini di itinenary berarti.
kalau menuturutku buat kaum muslim must visit arip
win.. aku belum pernah ke xian china, tapi pernah pulang ke kampung halaman di Hainan, China. mostly mereka cuma makan ayam, bebek dan seafood (yang dimana hasil ternak sendiri) malah masak tanpa minyak dan daging b2 loh. hihihi.. jadi emang gak semuanya ada b2nya. cuma kalo kota besar kaya beijing, bisa jadi non halal semua ya.. 🙂
rata2 sih non halal, eh kak aku masih penasaran ama china masih banyak tempat yang bikin penasaran
jalanannya adem ya…
Seru amat yak Win…
iya firsty terus kanan kiri makanan semua
Dan yang pastinya aman dimakan ya… 🙂
betul 😀
Wah wah waaah, Winny udah ke Xian aja. Siap-siap baca catatan perjalanan lainnya 🙂
iya oomdut, klo oomdut udah india aja 😀
xian emang keren ya 😀 *masukin visit list kalau ada rejeki kesana*
amin Fahmi, pasti u bisalah itu
Wah Denger Denger pemerintah xian mau kerja sama dengan pemkot solo…TD baca di timlo.net sapa tau solo bsk mirip xian
ntar yang di solo, pedagangnya asli solo kak? kalau di xian itu org keturunan percia
Winny, hardcore banget yak: jalan-jalan ga tau bahasa. Yang penting bahasa tubuh dan bahasa tarzan sih emang yaaa xD
hihi makasih aftri aku anggap pujian 😀
Selalu ada hikmah plus tulisan di blog yang menarik kalau ada kesalahaaaan hihi. TSF yaaaa
makasih kak eka :D, sebenarnya disitu manisnya jalan2 ya kak belajar kesalahan :d
Aiih kagum sangat pada Winny. Masih muda, berani jalan-jalan sendiri ke negeri jauh, yang bahkan bahasanyapun sangat asing. Dua jempol…dua jempol 🙂
aku ama temanku kok evi bukan sendiri heheh
Makanan di Xian kayaknya enak ya Win, hehehe 🙂
Btw, seru ya ketemu bapak2 baik itu walaupun komunikasinya jatuhnya aneh karena masalah bahasa, hehe 😀 .
Ah, aku belum pernah naik kereta yang sleeper nih.
yg kereta sleeper asyik zilko bisa tidur
Mbak Win mah traveler kece banget 😀 ngefans aku mah 😀 hihiihi
aku jd malu 😀
Wihhh kerenn banget kak . . . Mau dong dibungkusin HalalFood nya ke indo hihihi
ada kok “D
kirimin ke medan kakak 😀
u di medan ya?
harganya oke yah, enggak begitu mahal kayak di tempat turis lain, Jepang misalnya.
oleh-olehnya apa mbak?
oleh-oleh, penginapan sama kulinernya hampir sama pengeluarannya, hihi
kalau trip ke china masih murah rizza. oleh2nya variatif dari makanan ampe souvenir
wew, cakep deh 🙂
Btw itu cewek yang difoto bareng mbak Winni yang pakai kerudung siapa mbak? Cantik banget ya hehe
orang Xian haha
wah winny udah nyampe ke cina aja ya.
asyik ya bisa nemu makanan halal begini jadi tenang makannya…
salam
/kayka
“No ngok ngok” hahaha itu jelas banget loh, ga mungkin orang gak ngerti 😀 keren ih Xian (y)
aku suka banget Frany ama Xian karena bannyak umat islam disana
Hi mbak Winny, jumpa lag, aku bakalan ke Xian nih juli ini jadi boleh numpang intip tulisan mbak untuk dijadikan tips perjalanan saya ke sana ya mbak, btw mau nanya mbak untuk pasar malam di bell tower itu letaknya tepat dekat bell tower ya mbak dan mulai jam berapa ya bukanya? makasih ya mbak winny
jam 7 mape jam 11 klo gk salah, seru disaan ferdi