Jalan-Jalan di Objek Wisata Tokyo Seharian


Whoever is careless with the truth in small matters can not be trusted with important matters

By Albert Einsten

Sensō-ji
Kaminarimon Sensō-ji

Hello World

Tokyo, 6-7 Maret 2015 Cuaca di Osaka pada malam itu 6 derajat Celcius ketika menunggu bus malam dengan tujuan Tokyo. Mondar-mandir aku menanyakan kepada petugas untuk mengingatkanku bus mana yang akan kami ditambah dikarcis tulisannya Bahasa Jepang terus rasa parno takut ketinggalan bus malam. Ketat sekali disipilin Jepang yang berhubungan dengan waktu sehingga jika bus berangkat jam 10 malam maka 5 menit sebelum keberangkatan dipastikan para penumpang sudah mengantri untuk masuk kedalam bus. Wajar saja kalau system Just in Time itu berasal dari Jepang. Salut dengan ketepatan waktu di Jepang!

Saat di dalam bus aku berkenalan dengan gadis Jepang bernama Akari karena bangku kami bersebalahan. Akari baik sekali memberikanku penghangat perut sedangkan aku memberikannya Rupiah sebagai kenang-kenangan. Sepanjang perjalanan kami bercanda dan untungnya Bahasa Inggrisnya lumayan sehingga tidak susah berkomunikasi. Untuk kenyaman di dalam bus malam Jepang, jangan diragukan lagi. Hangat karena memang memakai penghangat serta ditutup rapat dengan tirai. Memang musim di Jepang waktu aku datang ialah musim semi dengan suhu rata-rata 6 derajat Celcius sehingga di tempat transportasi Jepang baik subway, bus mempunyai penghangat. Walau demikian tanganku masih kedinginan sehingga aku terpaksa membeli sarung tangan seharga 1000 Yen di supermarket tempat pemberhentian bus. Kegilaan yang pernah aku lakukan selama perjalanan ialah SALAH KOSTUM. Aku mengira jika musim semi di Jepang maka suhunya tidak dingin karena pasti ada matahari tapi ternyata aku salah total karena saat musim semi di Jepang cuaca sangat dingin sehingga ketika mengunjungi atau hendak liburan ke Jepang saat musim semi siapkan baju hangat banyak-banyak. Jangan sepertiku yang malah menyiapkan baju tipis-tipis terus dress pula alhasil baju yang aku pakai sampai berlapis-lapis hingga 5 lapis baju, itupun dinginnya masih tembus karena aku tak terbiasa dengan cuaca dingin.

Dari Stasiun Umeda Osaka maka aku bisa melihat jelas Umeda Sky Building yang merupakan tempat menunggu bus malam ke Tokyo. Jam 10 malam tepat bus dari Stasiun Umeda berangkat ke Tokyo  dan sampai di stasiun Tokyo jam 7 pagi tepat, dimana Aat sudah menunggu kedatangan kami. Cuaca waktu kedatangan di Tokyo hujan sehingga dinginnya minta ampun bagiku. Aat yang sudah menunggu kami langsung menemani kami untuk membeli SUICA. Suica itu semacam kartu elektronik untuk membayar tiket kereta atau bus serta bisa digunakan di supermarket. Kartu Suica atau Pasmo bisa dibeli melalui vending machine. Karena SUICA yang pertama dilihat maka kami membeli SUICA dengan memasukkan uang sebesar 2000 Yen, 500 Yen sebagai biaya pembuatan kartu sedangkan  sisanya 1500 Yen menjadi deposit kartu. Untuk deposit uang yang ada di kartu bisa dikembalikan di tempat informasi di stasiun yang ada di Jepang dengan menunjukkan passport. Aat juga lah yang mengajari cara menggunakan vending machines serta mencetak nama di kartu Suica.

vending machine Tokyo
vending machine Suica

Suica itu semacam kartu elektronik untuk membayar tiket kereta atau bus serta bisa digunakan di supermarket. Kartu Suica atau Pasmo bisa dibeli melalui vending machine. Karena SUICA yang pertama dilihat maka kami membeli SUICA dengan memasukkan uang sebesar 2000 Yen, 500 Yen sebagai biaya pembuatan kartu sedangkan  sisanya 1500 Yen menjadi deposit kartu. Untuk deposit uang yang ada di kartu bisa dikembalikan di tempat informasi di stasiun yang ada di Jepang dengan menunjukkan passport. Alasan pembelian Suica karena lebih praktis, tinggal deposti, kartu di tab ke mesin lalu secara otomatis terpotong biaya transportasi. Suica mirip dengan kartu kereta api dah! Untuk kisaran harga biaya subway di Tokyo tergantung jarak yang rute paling dekat minimal 3 stasiun sebesar 110 Yen hingga 170 yen tergantung line yang dipilih.

suica
suica

Sebenarnya jika ingin hemat biaya transportasi selama di Tokyo ada beberapa pilihan yang bisa dilakukan yaitu: 1. Tokyo Free Kippu Bisa digunakan tanpa batas untuk semua subway yang menggunakan Toei dan Tokyo Metro dan kereta JR. Harga Tokyo tour ticket seharga 1590 Yen yang harganya menurutku lumayan mahal. 2. Tokyo Subway ticket Bisa digunakan tanpa batas untuk semua subway yang menggunakan Toei dan Tokyo Metro tapi tidak berlaku untuk kereta JR. Harga Tokyo Subway ticket untuk 1 hari sebesar 800 Yen, untuk dua hari sebesar 1200 Yen. 3 hari sebesar 1500 Yen. 3. Toei and Tokyo Metro One-Day Economy Pass Bisa digunakan tanpa batas untuk semua subway yang menggunakan Toei dan Tokyo Metro tapi tidak berlaku untuk kereta JR. Harga Toei and Tokyo Metro One-Day Economy Pass untuk sehari sebesar 1000 Yen. 4. Tokyo Metro Open Ticket Dapat digunakan untuk sembilan Tokyo Metro subway line. Harga Tokyo Metro Open Ticket sehari 600 Yen, 2 hari sebesar 980 Yen. 5. Toei One-Day Economy Pass Toei One-Day Economy Pass hanya berlaku untuk empat Toei subway lines. Harga Toei One-Day Economy Pass seharga 700 Yen. 6. Tokunai Pass Bisa digunakan tanpa batas untuk semua subway yang menggunakan Tokyo Metro dan JR Pass. Harga Tokunai Pass seharga 750 Yen dan bisa dibeli di vending mesin yang ada di stasiun JR. Oh ya salama keliling Tokyo yang sering kami gunakan ialah Yamato line (warna hijau) karena line nya rata-rata tempat yang hendak kami kunjungi.

tokyo_map_undergroundtrain
Tokyo Map (Sumber: website info Jepang)

Sebelum melanjutkan perjalanan ke Asakusa untuk mencari penginapan kami sempat berkeliling di daerah Tokyo stasiun. Salah satu objek wisata terkenal di Tokyo yang dekat dengan stasiun Tokyo ialah Imparial Palace. Menuju ke Imperial palace kami cukup berjalan kaki serta pemandangan stasiun Tokyo dari luar itu cakep banget serasa di Eropa. Jalan kaki dari stasiun Tokyo ke imperial palace kurang lebih 10 menit saja. Paling asyik berphoto di depan stasiun Tokyo lalu langsung dah capcus ke Imperial Palace Tokyo. Sayangnya karena tidak boleh masuk tanpa izin maka kami hanya menikmatinya dari luar saja alias numpang eksis. Di imperial Palace Tokyo memiliki taman yang keren serta terdapat toilet di bagian luar dan air minum sehingga kami sempat menampung air untuk menghemat biaya minum hahaha 🙂

Imperial Palace is the main residence of the emperor of Japan which built on the site of the old Edo Castle

imperial pallace
Imperial Pallace

Setelah puas dengan Imperial Palace Tokyo dari luar maka kami dari Stasiun Tokyo menuju ke daerah Asakusa untuk mencari penginapan karena dari referensi di web penginapan murah di Tokyo salah satunya bernama Asakusa smile. Kalau di web menyebutkan harga permalam untuk jenis dormitorynya sekitar 1600 Yen.Sayangnya pas kami langsung ke penginapan harga permalamnya 2500 Yen untuk dormitory mix. Karena sudah dua hari tidur di jalan, terakhir kami ambil juga menginap semalam di Hostel Asakusa Smile Tokyo. Kami sempat salah arah dan nyasar ke hotel smile yang harga permalamnya 1 jutaan. Di moment salah jalan kearah sky tree tower Tokyolah maka aku sempat membeli sepatu 4000 yen. Ternyata lokasi penginapan hostel kami itu melewati jembatan dekat dengan Sky Tree Tower dekat dengan iconnya daerah Asakusa. Hal yang aku suka dari penginapan guesthouse Asakusa pada letaknya yang strategis dekat dengan beberapa tempat wisata populer Tokyo seperti Kuil Sensoji serta Sky Tree Tower Tokyo yang menjadi iconic Tokyo banget dan kesemuanya bisa dilalui dengan berjalan kaki.

Tokyo Skytree
Tokyo Skytree

Selain dari tempat penginapan yang strategis, tempatnya juga lumayan bersih. Tapi saat di Jepang, aku kurang persiapan apalagi mengenai bentuk colokan listrik di jeoang sehingga sempat pusing juga bagaimana menchas handphone yang sudah mati.   Untuk waktu check in di penginapan itu jam 4 sehingga rasanya lama sekali sehingga barang dititipkan di penginapan sambil mengisi perut.

colokan listrik jepang
Colokan Listrik Jepang

Makan udon di stasiun daerah Asakusa juga merupakan hal yang aku suka selama di Tokyo karena pengalaman pertama memasukkan uang koin ke dalam mesin lalu dapat bukti pembayaran barulah makanan di hidangkan. Otomatis dan canggih memang identik Jepang banget. Untuk udon yang aku makan bernama udon Kitsune seharga 380 Yen. Lucunya makannya sambil berdiri sambil berbunyi ‘slurp’ supaya kelihatan enak makannya haahhah 😀 Sempat kaget makan berdiri tanpa bangku soalnya kan di Indonesia makan berdiri kurang sopan walau banyak juga yang makan berjalan. Aneh saja rasanya kalau makan berdiri. Selain udon, kuliner lain yang aku coba di Tokyo tepatnya di daerah Asakusa ialah sushi yang satu porsi harganya tergantung jenis sushinya sambil piringnya berputar. Warung sushi ibaratnya warteg Indonesia banget loh! Untuk makan sushi, biayanya makan susi di dekat Asakusa station sebesar 1200 Yen. Untuk kuliner malamnya kami makan kebab yang lagi-lagi di dekat Asakusa station seharga 650 Yen. Puas banget makan makanan khas Jepang dalam sehari mulai dari Udon hingga ke sushu plus Arabian food “kebab”!

Puas makan maka langsung kami menuju ke Kuil Sensō-ji yang merupakan kuil terkenal di Tokyo yang berada di daerah Asakusa. Lokasi Kuil Sensō-ji dekat dengan tempat makan sushi kami sehingga tinggal jalan kaki. Waktu datang ke Kuil Sensō-ji ramai sekali pengunjungnya. Sampai aku penasaran kenapa bisa Kuil Sensō-ji begitu populer bahkan ada reporter TV di daerah situ. Memang Kuil Sensō-ji sering nampang di iklan berbau Jepang sih! Kuil Sensō-ji  didominasi dengan warna merah pada kuilnya. Disekitar ada jasa untuk mengangkut wisatawan dengan kereta yang ditarik oleh manusia. Kalau di Indonesia mirip delman cuma delman ditarik kuda kalau di Jepang ditarik oleh manusia. Harganya pun relatif mahal buatku yang mengaku backpacker yaitu sekitar Rp300.000 an untuk mengitari komplek Kuil Sensō-ji. Memasuki Kuil Sensō-ji, kami melewati pasar tempat membeli oleh-oleh khas Jepang yang membuatku kalap berbelanja souvenir Jepang. Bahkan di pasar inilah aku membeli payung khas Jepang walau persediaan Yen miris tapi tetap kalap hahahah 😀

Anehnya pas di dalam komplek Kuil Sensō-ji terdapat tempat berdoa yang mengeluarkan asap yang dianggap asapnya jika ditangkap ke arah badan akan mendatangkan rezeki. Aku hanya mengamati saja, untuk kuil Sensō-ji memang ramai di aula merah sedangkan disampingnya tidak ramai. Kata Aat yang merupakan mahasiswa Indonesia yang sedang mengemban Ilmu di Jepang, Kuil Sensō-ji (berwarna merah) itu untuk Buddha sedangkan yang disampingnya persis untuk shinto yang berwarna putih. Tapi aku tak tahu benar atau tidak yang pasti walau berdekatan tapi kuil disebelah kosong melompong! Hal menarik dari Kuil Sensō-ji terletak pada pagoda Hokyoin disamping kuil karena teknik pencetakan berasal dari abad 18. Kalau aku yang buta akan budaya Jepang maka kuil Sensō-ji biasa saja bagiku!

Oh ya satu hal nyentrik yang aku lakukan saat di Kuil Sensō-ji ketika memakai kaos bertuliskan “JAKARTA TEMPOE DOLOE” di depan kuil sambil nyengir 😀

Puas mengelilingi kuil Sensō-ji, kami melanjutkan perjalanan ke Pasar ameyayokocho tempat untuk membeli oleh-oleh berupa makanan. Pasar ameyayokocho merupakan referensi dari Aat, yang merupakan teman selama perjalanan di Tokyo. Aat ini sebenarnya temannya teman perjalananku yang kami crash selama perjalana, dan dia sangat baik hati menemani kami melakukan perjalanan selama di Tokyo padahal mahasiswa loh! Beruntunglah Aat mau mengantar kebeberapa rute selama trip di Tokyo. Nah di Pasar ameyayokocho maka kami mencoba Takoyaki yang lumayan enak. Untuk makan Takoyaki di Jepang harus hati-hati karena ada beberapa saosnya yang mengandung babi sehingga harus ada teman yang minimal mengerti atau bisa bahasa Jepang.

takoyaki
Aat menjadi guide terbaik selama di Tokyo dengan takoyaki

Untuk harga di Pasar ameyayokocho lumayan murah untuk membeli seperti green tea Jepang, cokelat green tea atau apapun makanan berbaur khas jepang yang tak jauh-jauh dari kata “green” ahhah 😀 Aku saja mengeluarkan kocek sebesar 1371 Yen di pasar Ameyako berupa cokelat, teh hijau, dan aneka makanan kering untuk oleh-oleh. Agak rempong dan heboh sih ya kalau belanja makanan cuma makanan jauh lebih masuk akan diberikan kepada teman-temanku yang banyak dibandingkan gantungan kunci karena di Jepang rata-rata harga gantungan kunci termurah itu sekitar Rp30.000, nah kalau temannya ada 10 nyesak kan ya? 😀

Pasar Ameya cocok untuk berburu oleh-oleh makanan di Tokyo

pasar ameya
Aku di pasar ameya

Untuk pasar Ameya memang aku khususkan hanya belanja makanan tok walau sempat tergiur dengan harga sepatu yang sekitar 100ribu tapi mengingat 870 Yen telah habis di pasar kuil Asakusa sehingga hanya bisa menahan selera. Dari Pasar Ameya maka tujuan terakhir di hari pertama di Tokyo “Patung liberty Jepang” yang merupakan tempat wisata Tokyo yang membuatku penasaran. Keren saja kalau berphoto dengan patung liberty ala Jepang. Soalnya dulu pernah lihat tulisan Alid dia berphoto dengan patung Liberty yang awalnya aku kira di Amerika eeh rupanya di Jepang. Jadi lumayan juga kan ya berphoto dengan patung liberty KW1 🙂 Menurutku Odaiba itu sangat menarik karena Pulau buatan ini menarik baik dari segi atraksi maupun tempat belanjanya seperti Fuji TV Building, Decks Tokyo Beach, Aquacity Odaiba, DiverCity Tokyo Plaza, Rainbow Bridge, Museum of Maritime Science, National Museum of Emerging Science, Ferris Wheel dan masih banyak lagi.

Odaiba (お台場) is one of Tokyo’s most popular tourist attarctions on a man made island in Tokyo Bay

Khusus tempat untuk melihat Gundam dan Patung liberty berada di kawasan DiverCity Tokyo Plaza. Untuk photo di depan Patung Liberty Tokyo memang sangat ramai karena biasanya wisatawan kebanyakan berphoto di depan Patung liberty termasuk aku.

liberty statue
Aku di liberty statue

7 Maret 2015 Beberapa tempat wisata Tokyo yang bisa kunjungin pada hari kedua perjalanan di Jepang terdiri dari stasiun Tokyo, Stasiun Ueno, stasiun Asakusa, Kuil Sensō-ji , Sky Tree Tower, Pasar Ameyako Tokyo. Rincian biaya hari kedua di Tokyo dalam trip Jepang ala backpacker abal-abal 

  1. Membeli Suica 2000 Yen
  2. Makan udon Kitsune di Asakusa station 380 Yen
  3. Membeli sepatu dingin seharga 4000 Yen sewaktu di sky tree tower
  4. Penginapan murah di asakusa smile Tokyo seharga 2400 Yen/malam
  5. Top Up suica seharga 1000 Yen
  6. Makan kebab di dekat Asakusa station seharga 650 Yen
  7. Makan susi di dekat Asakusa station seharga 1200 Yen
  8. Oleh-oleh seharga 1550 Yen
  9. Payung seharga 1300 Yen
  10. Oleh-oleh Souvenir Jepang seharga 870 Yen
  11. Oleh-oleh cokelat di Ameyako pasar seharga 1371 Yen

Total Pengeluaran Hari 2 di Jepang = 16721 Yen Salam Weeny Traveller

Published by Winny Marlina

Indonesian, Travel Blogger and Engineer

60 thoughts on “Jalan-Jalan di Objek Wisata Tokyo Seharian

  1. Serba pakai mesin ya disana, ya di Jakarta juga KRL udah pakai tap kartu juga. Tapi entah sekarang masih berjalan atau enggak.

    Bus di sana ada penghangatnya tapi klo di Indonesia kebayakan suka yang ada pendinginnya

  2. Wih, keren, lengkap sekali cerita dan ulasannya. Jadi semakin jelas bayangan tentang Tokyo dan apa yang ada di dalam, juga di sekitarnya. Dulu sewaktu sempat bikin novel yang latarnya Tokyo, cuma bisa lihat di internet sambil membayangkan apa yang terjadi di sana. Melihat foto-fotomu, sekarang bisa jadi sedikit lebih jelaslah :hehe.
    Ditunggu cerita-cerita selanjutnya!

      1. Ya, China jorok bahkan kata orang China-nya sendiri.. Tapi yg paling jorok menurutku di Tibet.. Belum pernah ke sana, tapi temanku 3 cewek pernah ngebolang ke sana, trekking ke kaki pegunungan Himalaya (kakinya loh ya, bukan puncaknya..) Kamu coba aja cari di YouTube: public toilet Tibet.. Pasti langsung 😱😱😱

      2. Aku gak tau persis, Win.. Orang China yg bilang ke aku tuh cerita soal toilet di terminal bis. Kamu follow atau di-follow sama blogger ini gak: wtiorani.wordpress.com ? Dia orang Indonesia yg pernah tinggal di Beijing, mungkin dia lebih tau soal ini..

  3. Total Pengeluaran Hari 2 di Jepang = 16721 Yen … total semua berapa tuh ..?
    Cukup duait gak ya … pengen juga nih kesana .. hehehe … 😛

  4. Jepang benar-benar kopi plek Barat banget ya…menara Tokyo = Eifel, Rainbow Bridge = San Fransisco, lalu ada patung Liberty. Mungkin supaya masyarakatnya ga usah ke LN, udah di sini saja wkwk…

  5. bagaimana cari guide di tokyo??? apakah aat itu masih menjadi mahasiswa di sana?? bisa kasih no hp atau email yang bisa dihubungi. berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk guidenya??

  6. hi kk,
    mau tanya kalo dari asakusa ke pasar ameya deket atau jauh ya? kira2 dari mana kemana? hehehe.Tq

  7. hi kk.
    mau tanya kalau dari asakusa ke pasar ameya jauh atau dekat? kira2 dari mana kemana? hehehehe.Thanks

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: