What’s done is done. What’s gone is gone. One life’s lessons is always moving on. It’s okay to look back and think of fond memories but keep moving forward. (Unknown)

Hello World!
Padangsidempuan, 10-16 Januari 2015
Horeeeeeee aku pulkam!
Itulah pekikan kesenangan dalam hatiku ketika mendapatkan tiket super murah Jakarta-Pinang Sori seharga Rp650.00 pp yang artinya dekat dengan kampungku Padangsidempuan. Untuk sampai ke Padangsidempuan dari Bandar Ferdinand Lumban Tobing Pinang Sori Tapanuli Tengah, Sumatera Utara diperlukan lama perjalanan 2,5 jam dengan sepeda motor. Adikku yang telah menungguku dengan sepeda motor siap sedia mengetengku lengkap dengan koper seberat 15 kg dengan motor. Kebanyang tidak lama perjalanan belum lagi kami harus hujan-hujanan! Tapi apapun dilakukan demi kampung halaman!

Sesampai di Padangsidempuan maka selama 6 hari, banyak hal yang aku lakukan antaranya
- Menelusuri keunikan dari Kota Padangsidempuan
- Mencoba kuliner khas Padangsidempuan yang super lezat dan murah
- Mengunjungi keluarga
Di hari pertama saja mamaku sudah menjamuku dengan ikan teri Medan beserta silalat duda (daun ubi tumbuk) yang super lezat. Susah sekali menemukan makanan silalat duda yang manis dicampur dengan tempe, kacang dan teri disambel pedas.. Asli aku penggemukan selama di kampung! Mungkin jika dilihat dari photo tidak terlalu yang wow banget tapi rasanya nikmat sekali!

Kemudian mamaku juga memberikanku durian yang super banyak, saking banyaknya, tiap hari selama di Padangsidempuan aku selalu makan durian sehingga aku muak dengan durian. Lalu aku teringat betapa senagian orang sangat suka dengan durian apalagi ke Medan pasti orang langsung bilang durian Ucok, kuliner Medan atau hal yang harus dicoba di Medan padahal durian itu sama saja dan durian yang aku makan di Padangsidempuan tak kalah jauh enaknya kok terus murah lagi. Bayangin durian besar dibayarin cuma Rp20.000 saja.

Sempat teringat dengan Nona Sarlince dari Kupang yang tidak pernah mencoba durian karena harganya yang super gila mahal yaitu Rp85.000 untuk 3 biji durian saja, bukan sebuah durian utuh ya.. Gila gak itu? Dalam hati andai durian Padangsidempuan yang super murah ini bisa dikirim ke Kupang pasti aku langsung kirim ke nona Sarlince.
Hal yang menyenangkan lagi saat pulang kampung yang aku lakukan ialah jalan kaki dari Aek Tampang hingga ke pasar yang notabenenya dikira aneh di kampungku.

Maklum di Jakarta saja aku sudah terbiasa jalan kaki jauh-jauh bahkan dibilang aku kurang kerjaan. Beberapa rute di Jakarta yang pernah aku lakukan dengan berjalan kaki yaitu dari Thamrin ke Kota tua berjalan kaki selama 3 jam, dari Thamrin ke Semanggi berjalan kaki 45 menit, dari Thamrin ke Gelora Bung Karno selama 1 jam, dari pasar rumput ke Thamrin selama 1 jam, dari Salemba ke Thamrin yaitu 1 jam perjalanan, dari Masjid Istiqlal ke Thamrin selama 1 jam 30 menit, dari Monas ke Thamrin selama 1 jam, memutari Monas selama 1 jam 39 menit dan biasa jalan kaki dari Sarinah ke Thamrin yaitu 30 menit. Jadi tidak heran kan aku biasa jalan kaki dari Aek Tampang ke Siborang 😉

Kota Padangsidempuan memang bukan kota besar seperti Kota Medan tapi kota yang menyenangkan untuk refreshing karena berada di area pegunungan sehingga airnya dingin dan bersih. Waktu aku pulang kampung banyak sekali perubahan dari Kota ku ini yaitu beberapa yang sudah dikemas dan dipercantik seperti jembatan Siborang yang sudah mulai ok. Di Kotaku ada mall kecil serta tempat yang aku suka yaitu Sidimpuan City walk. Jika ke Padangsidempuan dipastikan tidak akan nyasar karena kotanya kecil tapi yang paling aku rindukan itu bahasanya karena aku tidak perlu menggunakan Bahasa Indonesia dan bebas menggunakan Bahasa Batak Angkola layaknya orang normal lainnya hehehe 😀

Padangsidempuan memiliki kuliner yang enak seperti mie lontong seharga Rp5000, pecel seharga Rp5000, martabak Kairo seharga Rp16000, mie buffet Yohanna seharga 12.000, gado-gado seharga Rp8000 serta soto seharga Rp10.000. Semenjak balik di kampung halaman maka aku malah naik 3 kg!
Selain senang mencoba kuliner Padangsidempuan yang murah dan enak, aku juga senang karena bisa membawa nenekku berobat ke Dokter. Nenekku umurnya sudah lebih dari 90 tahun dan betapa kagetnya aku ketika mengetahui harga resep dokternya yang 2,2 juta.. Gila mahal!
Tapi anehnya pas aku searching di google harganya tidak sampai segitu, entahlah!! Yang penting aku senang aku bisa membawa nenekku berobat.
Rasa senang pulang kampung memang tidak ada obatnya! Beruntungnya ibuku membawaku jalan-jalan bahkan walau hanya tidur di rumah saja.
Terakhir aku berburu buah khas Padangsidempuan yaitu salak Sidempuan sebagai oleh-oleh untuk balik ke Jakarta!
Ahhh balik lagi ke Jakarta!

Liburan edisi pulang kampung Padangsidempuan berakhir dengan menjinjing salak 25 kg. ‘Duh balik Jakarta lagi!
Salam
Weeny Traveller
Ih duren.. 😀 salaknya kok terlihat kecil2 jd penasaran rasanya. Oya gws buat nenek ya.. 🙂
hahah salaknya emang gitu hehheh rasanya apet :D… makasih tapi nenekku sudah tua sih
Aku ngiler melihat daun singkok tumbuk dan ikan teri balado itu, Mbak Winny..Gile deh, ini sudah malam, jadi pengen buka kulkas..
Kak evi suka juga?
Suka banget, Win 🙂
Sama amaku ya
Pingin dureeeen…aduh, makanandari daerahmu itu kelihatan enak sekali Winny..ada resep silalat duda tidak? eh tapi nyari daun ubi-nya juga susah di sini :((
kotanya kecil dan menarik, ya! pulang kampung memang selalu menyenangkan..
Bener indri
Winny, daun ubi tumbuknya pakai jengkol kah?
Nggak soalnya pake ubi saja ama santan
Sensasi saat mudik memang tiada duanya ya, hehehe 🙂 .
Wah, itu bawa salak 25 kg ke Jakarta?? 😀
Iya bgi ke teman kantor tp epet
Home sweet home 🙂
Senangnya yang baru pulang mudik….
btw obat apaan itu 2,2 juta? gilingan mahal amat….
——–
Kuliner Khas Maroko
Obat saraf kak tp aku google malah murah bingung jaidnya
waaah….. durian 😀
Doyan juga bang?
doyan
Pulang kampung selalu banyak cerita menarik, pingin durenya win 😀
Iya mahal kan disni duren erick
Waduh kasian amat berobatnya kena sampai segitu. Resepnya sih memang obat2 superpaten. Harga obat di resep beda sama yang tertera Winny. Next time minta yang generik aja. Nyembuhin juga kok 🙂
Iya kasihan obatnya obat untuk lumpuh sih tp saat google murah maknya mw check lg
Duriannya mau,
Itu obat apa? kok mihil amat? kayaknya nenek sehat,
Pulang kampung, menjemput kenangannya yg mahal ya.
Sayangnya tidak bs dbwa dipeswat kak! Itu obat saraf bingung jg kak mahal kenapa
Hah? Di Padangsidempuan kok murah banget makanan bisa 5.000? Aq kemarin itu ke Medan makan soto masak harganya Rp 25.000, hahaha.
Percaya gk mawi itu aja ada pecel sehrga 2000 cuma isinya dikit. Di medan udh mulai mahal trs ada tempat yg murah
Makan di atas tikar, ditemani keluarga tersayang, dengan perabot nan tradisional demikian, ah, apa lagi yang hendak kupinta untuk menghabiskan masa?
Rantangnya itu lho… saya favorit banget perabot-perabot rumah tangga yang seperti itu *haha aneh yak*
Tentramnya kampungmu, Mbak. Kulinernya pun kaya. Seandainya 25kg salak terlalu susah untuk dihabiskan sendiri, saya tak sungkan untuk diajak berbagi :hihi
Hahahha gara kamu lucu bgt jd pengen gulung tikar hahah.
Lho, kok gulung tikar Mbak? :hahah
Lekas sehat Nek. Aduuuh itu durennya mengoda sekali 😀
Makasih oomduut amin
pulang kampung itu emank menyenangkan
Setuju amy
Enaknya pulaaang. Huhu, mau juga pulaang. Kak, dari semua foto yg ada diatas, yg paling bikin selera adalah daun ubi tumbuuk.
Mauu daun ubi tumbuknyaaaa :4
U suka ubi tumbuk jg?
Suka dong. Makanan paling kece itu.
Samaaaa 😹
Wah, obatnya aja harga segitu ya… moga nenek ny lekas sembuh setelah minum obat tsb..
Makasih ya gusti
Jadi pengen kesana pas tau durian harganya segitu 😀
Asik loh ke kampungkuu
Lho, mana foto mie lontong, pecel dan kuliner lainnya? 😉
Tak ada soalnya saking pengennya makan lupa ambil photonya hahah
Gambar makanannya bikin ngeces, Win. Langsung bikin perut keroncongan. Daun ubi tumbuk, tempe dan sambal teri balado, membayangkan itu semua aku jadi pengen pulang kampuuuuung… 😀
Hahahha khas sumatera kali ya cit😺
Win, itu salak yaaa hehehe kirain bawang merah, Wah aku udh 3 thn nggak pulang kampung nih, jadi kangeeen kampungku hihihi ..
Kampungmu dimana syifna? Eh kt msh belum jalan bareng ya
Aku di Kuningan jawa barat hehehe, dan Tegal Jawa Tengah. di Kuningan ada Gunung Ceremei dan Tegal ada Pemandian air panas Guci, pernah denger ? hehehe .. Iya kita blm jalan bareng, next time yaa Inshaallah … 🙂
ih aku mw lah ke kampungmu
Hayooo win bedwei mau ke jepang bln depan yaaaa hehehe
Wuah Sidempuan ini tampaknya indah kotanya Win.
Sejuk dan kecil bang efenerre
Silalat duda, sungguh menggoda! Aku suka yang daun-daun gitu. Kalo durian, ga suka 😦 Memang selalu menyenangkan kok pulang kampung dan ketemu keluarga. Kalo pulang kampung, aku juga penggemukan dan perbaikan gizi, hehe 🙂
Pernah makan silalat duda?
Blm, justru penasaran…
senangnya yg pulang kampung :-), suka bangat baca artikelnya. aura bahagianya sudah bisa kebaca. sayur daun ubi tumpuk favoritku. srup srup jadi lapar. kalau ada sayur ini makan pasti nambah.
Iya susah nyarinya d jakarta ya
Saya kalau mudik dijamin ngga bisa kmana2 ‘ emak lbh seneng anaknya di rumah wkakakakak
Hbsnya anaknya suka keluyuran hehehe
iiihhh saya suka.. bener banget..
Travelling pulang kampung itu seperti kata pulang.. ketemu teman lama dan keluarga..
Jangan keluyuran terus nanti orang rumah pangling.. hehehe
sama kita hehhee
Kampungnya di Padang Sidempuan juga? waaaaaaaaah.. jadi rindu kampung ❤
dirimu di sidimpuan juga kampungnya?
yoaa, kampung papah. Tapi udah jarang banget ke sana lagi, terakhir SMA 😦
apa margamu jadinya
Pohan 😀
iya yah dari nama ketahuan hehehhe