…I am high on life! Utterly overflowing with positivity, with joy, with glee, and with ideas… I can’t get them out fast enough! Yes, I traveled and accomplished and achieved ridiculously amazing things… yet I have never been happier than I am right now. Harbored up indoors, glued to my computer, spending upwards of 12 hours a day working on my business plans. (Unknown)

Hello World!
Payakumbuh, 8 Januari 2012
Objek wisata Sumatera Barat yang merupakan tempat kelahiran Bung Hatta memang patut untuk dikunjungi. Siapa yang berani untuk meragukan keindahan alam Sumatera Barat, apalagi budayanya khas Minang yang menambah penasaran para traveler. Begitu juga denganku yang penasaran melihat langsung rumah tradisional Padang yang khas. Hal inilah dasar yang membuatku melakukan solo travelling dari Medan dengan bus selama 27 jam ke Sumatera Barat. Bisa dikatakan perjalanan ke Sumetera Barat merupakan perayaan kelulusan Sarjanaku, sebuah hadiah untuk diri sendiri!

Kenekatanku tentu beralasan karena aku memiliki teman yang tinggal di Sumatera Barat yaitu ada si Nyak Irma yang merupakan teman satu SMAku dulu, ada si Nyakmat teman SMPku dan ada si Nidia teman satu kuliahku. Cepat-cepat aku menghubungi mereka untuk menemaniku selama berada di Sumatera Barat untuk melakukan penjelajah obyek wisata di Sumatera Barat.
Lama perjalanan di Sumatera Barat kurang lebih 10 hari aku telah melakukan perjalanan ke Padang, Pariaman, Padang Panjang, Bukittinggi hingga ke Payakumbuh. Tempatku menginap pun berganti-ganti tergantung siapa teman yang ada di daerah tersebut.

Alasan yang tidak masuk akal ketika ingin liburan di Padang Sumetara Barat ialah ingin merasakan bagaimana rasanya merayakan tahun baru di Padang! Gila kan ya tujuan wisata jauh-jauh demi melihat kembang api yang hangus 😀
Dari Padang akupun menuju Padang Panjang dengan bus karena temanku Nyakmat telah menungguku. Aku tinggal di kosan adik kelasnya yaitu Bobo, Febri dan Dosti dekat kampus ISI Padang. Nyakmatlah yang memperkenalkanku pada ketiga gadis baik hati ini.
Aku juga mengutarakan tujuanku ke Padang ialah untuk menjejalajah semua objek wisata yang ada di Sumatera Barat sehingga salah satu warga lokal Sumatera Barat berkata “bule lokal gila” hahaha :D. Lalu aku mengajak Rahmad ke Payakumbuh untuk melihat Kawasan Wisata Alam Lembah Harau karena terdapat air terjun Indah. Keinginan untuk mengunjungi Lembah Harau karena dari perkataan Dosti air terjunnya bertingkat serta bisa buat awet muda.

Dari semua alasan maka perjalanan ke Lembah Harau pun dimulai dengan Nyakmat, teman kompakku waktu SMP.
Dari Padang Panjang kami menaiki angkot menuju ke Payakumbuh. Bagi yang belum dengar tentang Payakumbuh, merupakan salah satu Kota yang ada di Sumatera Barat. Hal yang aku suka saat berada di Payakumbuh ialah Sepeda besar sebagai iconic dari Kota Payakumbuh. Akupun sempat berphoto di sepeda yang dekat dengan Kantor Pos Payakumbuh tersebut. Ternyata Payakumbuh pernah mendapat piala Adipura loh!

Dari Kota Payakumbuh maka kami harus naik angkot hingga ke pasar yang aku sudah lupa nama pasarnya lalu diteruskan dengan menaiki becak hingga sampai ke Lembah Harau. Disinilah letak keseruan perjalanan di Payakumbuh saat menaiki becak menuju ke Lembah Harau. Memang tranportasi/akses ke Lembah Harau agak susah kecuali dengan becak bagi yang solo travelling.
Pemandangan sepanjang perjalanan ke Lembah Harau sangat menawan karena pepohonan serta sawah yang hijau serta lembah menjulang yang menurutku eksotis sekali. Yang paling seru ialah saat melihat semua pemandangan Indah dengan becak. Lokasi Lembah Harau terletak di Kec Harau Kab Lima Puluh Sumatera Barat.

Sesampai di Objek wisata Alam Lembah Harau maka aku kagum dengan tebingnya yang eksotis dan keren. Karena waktu itu kami sampai sore hari serta karena naik becak jadi kami tidak perlu membayar tiket masuk, padahal harusnya ada.
Rezeki anak soleh ya 😉

Untuk air terjun di lembah Harau pada waktu aku datang memang kemarau sehingga air terjunnya kecil lalu kamipun naik ke atas bukit. Ciri khas dari Lembah Harau ialah adanya batu besar di sepanjang tangga menaiki Bukit dan pas di atas bukit terdapat pondok dengan khas rumah tradisional Padang “runcing”. Apalagi pemandangan dari atas itu menurtuku keren, berkelok-kelok dengan lembah berwarna hijau.
Sayangnya karena sore maka aku mengajak si Rahmat untuk mencoba kuliner alias makan di depan tebing tempat para pengunjung melakukan aksi naik tebing. Disinilah aku mencoba keripik dengan gulai kuning yang aku sering makan waktu kecil.

Perjalanan di Lembah Harau memang singkat tapi aku sangat bersyukur telah menginjakkan kaki di Lembah Harau yang mengagumkan.
Ps: Lembah Harau ialah salah satu tempat yang aku suka selama berada di Sumatera Barat

Catatan perjalanan Kawasan Wisata Alam Lembah Harau
- Transportasi menuju ke Lembah Harau ialah dengan menyewa becak bagi solo traveler dan jika rombongan dengan mobil.
- Keunikan dari Lembah Harau terdapat pada batu granitnya yang berwarna-warni memiliki tebing curam kurang lebih 80-30 meter.
- Kegiatan yang biasa dilakukan di Lembah Harau ilah panjat tebing, menikmati air terjun Bunta atau Sarasah Bunta.
- Terdapat homestay untuk menginap dikawasan Lembah Harau karena Lembah Harau sebenarnya cagar alam.
- Terdapat warung berjejer di Lembah Harau untuk mencicipi kuliner khas Minangkabau yang pedas dan enak.
Salam
Weeny Traveller
Temannya yg rambut panjang cocok dengan ito :p.
Wahh kapan nihh ke sana 😦
bah hahaha itu teman smp ito :D.. ayolah jalan2 yg dekat2 kan banyak
Wkwkwk… Biasanya yg langsung pengakuan gak bener lho.
Ehh udah pernah ke suku badui tak?
janganlah ntar marah haletku soalnya dia sering baca blogku ehhhe
btw ke baduii mauu
Bentuk barisan nyok. Kaulah ketua sukunya. Ahh gpp marah doang. Asal jangan putus cinta 🙂
mw badui dalam apa luar?
Emang ada ito dalam dan luar? Yg bisa foto2 aja. Takut sodara2 yg dalam gak bisa terima kedatangan orang luar.:)
ada yg luar agak modern yg dalem gk boleh photo
Yg luar ajalah too. Kapan? Sepertinya awal 2015 ya? Secara udah hujan lho. Cam mana?
boleh klo gk salah tu di rangkas
Siapppzzz. Ditunggu tgl mainnya yakk.
siappp 🙂
Pemandangannya keren ya! Btw, hebat tuh bisa naik bus 27 jam! Hahaha
ampun dah itu Zilko 27 jam hahah klo naik pesawat dah sampai erofa kali ya
sepertinya di timeline saya lagi banyak yg baru pada pulang dari Sumatera Barat deh, asli bagus2 semua foto2 dan ceritanya yg menarik….
iya kak mungkin sejiwa heheh padahal crtaku flasback kak 😀
Masih hijau banget ya, jadi pengen jalan-jalan juga, tapi kapan ya?
Coba aja mas sabtu minggu yg dekat tempat tinggal saja
saya ke lembah harau pertengahan atau akhir 2012. airnya nggak deras. dan saya masuknya lewat mana yah… nggak ngeliat ada warung dan tangga2 itu
http://jampang.wordpress.com/2012/07/31/lembahharau/
wah kok kompakan di tahun 2012 ya.. hahaha ada warung ama tangga loh
naik angkot naik becak harga tiket masuk harga makanan kok belum disebutkan. Kira-kira habisnya berapa ya ? (itung2 dompet)
waktu itu perjalanan 10 hari sumatera barar kuang lebih 1 juta ke padang panjang, padang, pariaman, bukitinggi, plus makan, tiket bus pp padang-medan, ongkos tiket. Untuk tiket masuk ke lembah harau tahun 2012 Rp5000 dan sewa becak pp Rp25000 waktu itu ya
Udah lama banget ke Lembah Harau (tahun 93-an kayaknya), hiks.
lama banget itu kak. apa masih sama kayak di photo kak?
Winny…itu sepedanya gede banget 😀 di sana gak naek sepeda ke mana-mana? terimakasih atas review-nya, jadi tahu ada Lembah Harau 🙂
tidak indah soalnya itu icon kota saja .. aku juga makasih ya mampir hehe.. aku juga blogmu photo2nya indah sama kayak namamu 😀
hahaha…bisa aja 😉
Hmm Hmm Hmmm… saya dapat gambaran tentang air terjunnya. Mungkin lebih pas kemari pas musim hujan. Tapi Januari 2012 di Sumbar kok sudah masuk musim kemarau ya? Cepet sekali…
nah itu dia mawi waktu aku tanya ke temanku itu kenapa air terjunnya kecil dia jawabnya musim kemarau. sekarang aja yg musim hujan di okt nov malah masih panas dan jarang hujan loh
Saya ngakunya saja orang Padang. Ke Lembah Harau baru sekali. Dan itu punwaktu masih kuliah. Catatan perjalana yang menarik,Winny 🙂
Terimakasih Eviiin, di padang banyak tempat menarik yang belum diekplor ya
abis lulus emang waktu yang pas banget buat jalan-jalan. kalo udah mulai kerja, susah mau cari waktu buat jalan-jalan T.T
bener skrg jd gk bs selain weekend doang atau harkitnas haha
Baguuss…. tapi sayang aku blom pernah ke sanaa…
nanti pasti bisa firsty
iyaaa… 🙂
Lebih asyik kalau bisa ngerasain nginep di situ tuh Win. Apalagi pemandangan pagi hari kalau pas cerah juga keren banget
harus dicoba lain kali ya bg chris