Nuansa Romantisme Gili Trawangan


Oneday someone is going to hug you so tight that all of your broken pieces will stick back together

Travelling to Gili

Hello World!

Agustus 2011

Pertama kali melakukan travelling ke Gili Trawangan bareng Susanto Wu, Surya, dan William ala backpacker gembel plus nekat gak ketulungan. Kenapa tidak? Dari Bali kita merencanakan ke Gili Trawangan setelah perjalanan di Bandung berfoya-foya lalu di Bali selama 7 hari sekarang mau ke Gili Trawangan pula. Ckckkckc luar binasa hahaha 😀

Karena aku sendiri cewek, anak bawang pula yaudah aku ngikut saja. EO hebat kami Mr. Santo lah yang berjasa membeli tiket fast boat kami dari penginapan murah Bali yaitu di area Poppies II menuju ke Gili Trawangan, Lombok. Kami tahu beres saja. Nah dengan bus kami diangkut ke Pelabuhan Padangbai di Kabupaten Karangasem, Bali, tempat menyediakan kapal cepat atau fast boat bagi wisatawan yang berniat langsung menuju Gili Trawangan.

Perjalanan darat dari Poppies II ke Padang Bai dengan bus cukup memakan waktu, kami berangkat pagi dengan rombongan bule yang tidak kami kenal hingga kami sampai di Padang Bai pada siang harinya. Sudah berkumpul para bule yang ingin melancong ke Lombok, tidur atau tak karuan menunggu fast boat menuju ke Lombok.

Padangbai Bali
Padangbai Bali

Satu hal yang berkesan saat menunggu di Padang Bai yaitu penuh dengan wajah international alias bule, seolah kami berempat itu planet dari mana padahal negeri sendiri loh yang mau dijelajah!

Memasuki kapal cepat William dan Surya berdekatan sedangkan aku dan Susanto berpisah didepan mereka. Kelihatan sekali PW (posisi wuenak) si Surya, sahabatku yang tergila-gila ama bule hahaha 😀

Perjalanan Bali-Gili Trawangan dengan perahu cepat cuma membutuhkan lama perjalanan 3-4 jam (kalau tidak salah karena ini merupakan catatatan perjalanan Bali-Gili Trawangan yang usang, 3 tahun yang lalu bok)! Tapi yang pasti kapal cepatnya nyaman ada AC, pelampung, TV sehingga kami menikmati perjalanan kami.

perjalanan bali-gili trawangan

Perjalanan bali-gili trawangan

Sesampai di Gili Trawangan kami telah disambut oleh pasir putih beserta laut yang super biru. Para wisatawan sudah siap berburu penginapan murah di Gili Trawangan. Temanku Susanto yang super jago membawa kami backpackeran (PS : Si Santo inilah sumber ke backpackeran bermula) ternyata membawa kami mengelilingi Pulau Gili Trawangan yang sebenarnya kecil, tawar menawar harga melihat penginapan, tidak cocok ditinggalkan kemudian mencari yang lain hingga akhirnya menemukan penginapan super murah gila di Gili Trawangan yaitu Rp50.000/semalam yaitu berlokasi di depan Masjid yang ada di Gili Trawangan (hasil googlingnya Santo).

Rata-rata harga penginapan di Gili Trawangan yang ditawarkan kepada kami kala itu Rp200.000-500.000 untuk type hostel. Tapi karena kami sudah kere setelah menjelah panjang ahirnya kami benar-benar mengikat tali ikat pinggang kami untuk tidak menghabiskan uang untuk penginapan sehingga dapatlah penginapan murah meriah Rp50.000 saja.

Kenapa murah sekali? Karena memang penginapan tersebut sudah penuh, jadi kami hanya tidur di ruang tamu dengan kasur masing-masing, jauh dari kata privat tapi ya sudahlah daripada gelandangan di tanah air sendiri 🙂

Tapi aku suka sekali dengan penginapan kami walau sederhana tapi penjaganya baik sekali sama kami, walau kami yang paling murah bayar tapi kami diperlakukan seperti tamu lainnya yang notabenenya bule. Dari penginapan inilah aku, Santo, William dan Surya berkenalan dengan Farina (bule asal German) dan Friso (bule asal Belanda). Nah si Friso ini yang dikemudian hari datang ke Medan dan kami melakukan trekking ke Bukit Lawang untuk melihat Orang Utan di hutan belantara 😀

“Traveling is a brutality. It forces you to trust strangers and to lose sight of all that familiar comfort of home and friends. You are constantly off balance. Nothing is yours except the essential things – air, sleep, dreams, the sea, the sky – all things tending towards the eternal or what we imagine of it.” –Cesare

Housemate di Gili Trawangan
Housemate di Gili Trawangan

Setelah meletakkan tas kami di lantai barulah kami jalan-jalan disekitar Gili Trawangan untuk mengetahui Suasana Gili Trawangan. Hal yang aku suka di Gili Trawangan ialah penduduknya yang mayoritas Muslim benar-benar menghormati kebudayaannya. Karena kebetulan kami wisata ke Gili pada saat Ramadhan maka para pengunjung diharuskan menghormati umat Islam yang berpuasa sehingga walau Gili Trawangan terkenal dengan Beach’s party nya maka pada saat Ramadhan tidak ada party-partyan sehingga aku salut dengan masyarakat lokalnya 🙂

Untuk mengitari Gili Trawangan sebernarnya bisa karena tempatnya kecil sehingga si Santo dan William memasuki hutan meilhat sisi lain dari Gili setelah asyk bermain pasir di pantai Gili Trawangan yang keren.

Kendaraan di Gili Trawangan ialah Sepeda dan Delman!

Suasana Gili
Suasana Gili Trawangan

Keunikan dari Pantai Gili Trawangan ialah ada spanduk yang bertuliskan NO NAKED di sisi pantai yang menurut kami kocak dan TOP 🙂

Karang putih bertebaran di sisi pantai dengan pasir putih serta nuansa perahu nelayan yang menepi sehingga kami berempat bermain pasir seperti anak kecil yang kurang bahagia hahah 😀

Oh ya ditepi pantai Gili Trawangan terdapat pendopo yang berupa cottage yang harga penginapannya bisa sejuta keatas permalam, memang segmen pasarnya untuk high class kali ya..

Puas main pasir Santo dan William memutuskan untuk mengelilingi Gili sementara aku yang sedang puasa memutuskan balik untuk berbuka sehingga Surya yang baik hati mengalah menemaniku pulang ke penginapan kami karena aku cewek 😀

Gili Trawangan tempat teromantis yang pernah aku kunjungi!

Gili
Gili Trawangan (Kiri ke kanan : William, William, Surya)

Sepanjang perjalanan ke penginapan maka aku dan Surya bernarsis ria sambil mengamati bule yang di cottage mereka lengkap dengan kolam renang. Si Surya dengan kocak berkata “nimbrung yuk bilang aja kita saudara jauhnya” wkkwkwkw.

Nah di Gili Trawangan pulalah aku merelakan kepergian 20 Euro ku yang sebenarnya pemberian teman baikku Thimo dari Francis karena aku super kere alias bokek banget sehingga mau gk mau, rela gk rela akhirnya aku memutuskan menukarkannya ke Rupiah.

Yasudahlah demi Jalan-jalan ke Gili 🙂

Gili Lombok
Gili Lombok

Hal konyol lainnya yang begitu berkesan di Gili Trawangan ketika aku dan Surya salah masuk gang alias tersesat dalam perjalanan pulang ke penginapan karena mengikuti auroma makanan yang super harum! Ampun itu adalah makanan terharum yang pernah kami cium. Ibaratnya kami seperti Tom yang sedang mengikuti auroma makanan hingga kelupaan jalan. Terus pas kami melihat uang di dompet sudah tipis menipis sehingga kami hanya bisa saling pandang!.

Anjrit kalau aku ingat pengalaman memalukan ini membuatku tertawa terbahak-bahak, maklum masa kuliah jadi uangnya benar-benar kosong tapi seru sekali dan berkesan! Asli Gokil, lucu, dan yang paling penting memorable! 😉

Oh ya kegilaan kami dalam perjalanan Gili Trawangan demi objek wisata Gili Trawangan ialah ketika kami cuma 2 hari 1 malam saja di Gili plus menginap dan perjalanan balik ke Bali, super dangerous crazy, is not it?

Penari api di malam hari khas Gili Trawangan demi sesuap nasi!

Jalan-jalan ke Gili
Jalan-jalan ke Gili

Sesampai di penginapan maka kami menunggu kedatangan Santo dan William.

Lalu malam hari ketika semua sudah berkumpul maka kamipun mengelilingi Gili Trawangan. Di malam hari, para wisatawan menikmati fire dance, khasnya Gili Trawangan di pantai sambil menikmati seafood. Oh ya dalam mengelilingi Gili kami ditemani oleh penjaga penginapan kami yang baik hati yang memberiku kalung dari tulang paus. Selain itu teman rumah kami yang lain dari Francis kami curi yang aku lupa namanya untuk mengelilingi Pulau di malam hari.

Perjalanan Gili Trawangan kami memang singkat sekali hanya pada malam saja karena besok paginya kami harus balik ke Bali dengan perahu lambat atau slow boat sehingga perjalanan singkat Gili Trawangan kami begitu berkesan. Campur aduk gado-gado dah betapa perjuangan banget serta kesannya yang colourfull 🙂

perjalanan ke Gili
Perjalanan ke Gili

Tulisan ini khusus buat teman perjalananku yang super keren Santo, William dan Surya!

I miss u, guys!

Salam

Winny

Published by Winny Marlina

Indonesian, Travel Blogger and Engineer

44 thoughts on “Nuansa Romantisme Gili Trawangan

  1. aaaaa postingannya bikin kangen…

    asyik ya ngampar rame-rame gitu 🙂

    gak sekalian mampir ke gili air dan gili meno win?

    salam
    /kayka

      1. gak win, saya tinggal di jerman.

        kabar-kabari aja kalo jjl kesini. sapa tau waktunya cocok.

        salam
        /kayka

  2. Hai mba, aku sengaja banget kepo nyari tulisan traveliing ke Lombok hihihihi. Ah sayang syekali cuma satu ini aja ya post ttg Lombok? Aku lagi cari-cari banyak referensi soalnyaa 😀

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: