Hello World!
Hujan rintik-rintik menyambut kedatangan kami kala Plesiran ke Kawah Sikidang setelah puas jalan-jalan di Komplek Candi Arjuna Dieng. Lokasi Kawah Sikidang dengan Komplek Candi Arjuna Dieng lumayan jauh sehingga kami harus diantar oleh Pak Supir yang sangat lucu. Kelucuan dari Supir kami ialah dia akan tertawa dengan ekpresi bocah jika disuruh memegang kamera. Oh ya untuk tiket masuk ke Kawah Sikidang sudah termasuk tiket dengan kawasan Candi Arjuna. Jika ingin liburan ke Kawah Sikidang Dieng jangan lupa untuk membawa masker.
Sesampai di pintu utama Kawah Sikidang terdapat sebuah pasar untuk membeli souvenir atau sekedar menghilangkan rasa lapar di warung milik warga Dieng. Disamping pasar terdapat juga Toilet yang dengan Rp2000 maka bisa digunakan fasilitas tersebut. Biasanya antri jika ingin masuk ke dalam toilet atau mungkin karena bertepatan hujan saat itu.
Dari kejauhan aroma khas Sulfur sudah tercium menyengat sekali ditambah dengan suasa hujan menambah perjalanan ke Kawah Sikidang cukup berkesan. Cukup banyak kejadian jalan-jalanku disambut oleh hujan setidaknya begitu juga perjalanan Dieng kali ini.
Walau hujan kami tetap saja menjelajah Kawah Sikidang dengan menyewa jasa payung yang tiba-tiba ad adi kawasan Sikidang tapi karena aku bawa payung sendiri sehingga hanya teman-temanku yang menggunakan jasa payung.
Anehnya di edisi jalan-jalan Kawah Sikidang dengan kondisi hujanpun banyak sekali pelancong yang datang. Di papan pengumuman di pintu utama aku mendapatkan informasi tentang legenda Kawah Sikidang, setidaknya aku membawa oleh-oleh pejalanan dari Kawah Sikidang.

Legenda kawah Sikidang
Nama Sikidang berasal dari legenda seorang Raja bernama Kidang Garungan yang memiliki kepala berbentuk kidang (rusa). Raja tersebut hendak meminang Ratu Shinta Dewi yang terkenal akan kecantikannya. Namun ratu tersebut menolak secara halus. Dia memberikan syarat agar dibuat sumur yang dalam. Saat sang Raja menyelesaikan sumur, Raty bersama para pengawalnya mengubur Raja Kidang Garungan yang masih di dalam sumur. Raja yang marah berusaha keluar dari dalam tanah. Kekuatannya mengakibatkan bumi bergetar dan keluarnya uap serta air panas yang berpindah-pindah layaknya seekor kidang (rusa) yang melompat-lompay. Dalam kemarahannya, Raja kidang Garungan mengutuk sang Ratu bahwa semua keturunannya akan berambut gimbal. Lokasi Kawah Sikidang terletak pada wiliyah Kec.Batur, Kap.Banjarnegara, Jawa Tengah.
Memasuki kawah Sikidang aku mengamati sekitar dan pandanganku tertuju kepada ibu penjual Belerang disekitar Kawah Sikidang ada juga jasa penyewa berphoto dengan kuda putih atau moto gede dengan latar belakang Kawah Sikidang serta para pengunjung yang sebagian besar kerjanya di Kawah Sikidang ialah menyalurkan bakat kenarsisannya.
Karena aku sebelum masuk ke dalam Kawah Sikidang ke toilet dulu maka aku tertinggal jauh di belakang dan teman-teman lain sudah terpencar sehingga akupun berjalan sendirian ke objek utama Kawah Sikidang berupa kawah berbentuk bulat dengan air mendidik serta mengeluarkan uap panas.
Kawah Sikidang sendiri tidak terlalu luas serta ciri khasnya ialah air kawah yang mendidih dengan nuansa panas sekali. Berbeda dengan kawah tangkuban perahu yang terdiri dari dua kawah atau juga kawah Putih Ciwidey Bandung yang warnanya biru. Kesamannya hanya pada sensasi bau dari Belerang tersebut.
Setelah melihat inti utama kawah Sikidang maka akupun naik ke atas bukit untuk melihat dari atas pemandangan Kawah Sikidang, spot terbaik dalam mengambil photo.

Puas menikmati pemandangan Kawah Sikidang kamipun melanjutkan perjalanan berikutnya yaitu inti dari perjalanan Dieng, Telaga Dua Warna Dieng Plateu.
Catatan perjalanan Kawah Sikidang dataran tinggi Dieng
- Kawah Sikidang cukup kecil sehingga para wisatawan bisa menjelajahinya hanya berkisar 1 jam.
- Tiket masuk ke dalam Kawah Sikidang sudah termasuk tiket masuk Candi Arjuna serta perumahan Suharto – Witlem Meeting House
- Dataran Tinggi Dieng memiliki banyak objek wisata sehingga siap-siap untuk full of adventure bagi wisatawan
- Wisatawan ramai sekali ketika festival Dieng yaitu adanya pemotangan rambut gimbal
- Ciri khas dari Dataran tinggi Dieng yang nyentrik terletak pada anak berambut gimbal yang konon katanya keturunan Ratu Shinta Dewi.
- Saat di dataran Tinggi Dieng jangan lupa untuk membawa jaket karena area Dieng itu dingin sekali
- Ketika di Dieng jangan lupa untuk mencoba makanan khas Dieng berupa mie ongklok serta membawa oleh-oleh Carica berupa buah menyerupai papaya tapi ukurannya lebih kecil dan rasanya berbeda dengan papaya.
Salam
Weeny Traveller
bau, hhihihi…
btw kangen tempe kemul dienggg
kpn2 jalan sama yuk Hana
insya Allaah, 😀
amin 🙂
Baru mau tanya soal rambutnya. Eh ternyata dah ada di bagian akhir. Jalan2 terusssss
hobbi soalnya bang Ryan heehhehe
hobbi soalnya bang Ryan heehhehe
hobbi soalnya bang Ryan heehhehe