Hello World!
Sumatera Utara, Agustus 2019
Setelah menginap di Sibayak Guest House, Tuk-Tuk, Danau Toba, Sumatera Utara selama 3 hari, lalu aku, suami dan Mertua melanjutkan perjalanan ke Berastagi. Sehari sebelumnya, Mertua sudah menyewa mobil dari Danau Toba ke Berastagi. Memang tipikal Mertuaku tipikal pejalan koper yang mengutamakan kenyamanan sehingga beliau tidak masalah membayar Rp600.000 dari Danau Toba ke Berastagi untuk kami berempat. Bagiku sih cukup mahal apalagi tipe yang kalau jalan-jalan sehemat mungkin. Bayangkan Parapat-Berastagi yang hanya 3-5 jam saja seorang Rp150.000 sama kayak harga travel Sidimpuan-Medan yang 10 jam. Aku sih ngikut Mertua aja, toh dibayarin juga.
Nah sewa mobil kami dapatkan dari penginapan serta sudah menunggu kami di pelabuhan dekat pasar di Parapat. Penyeberangan kapal dari Tuk-tuk ke Parapat hanya berkisar 30 menit hingga 1 jam saja dan kami sudah check out dari penginapan jam 9 pagi. Jam 10 kami sudah bertemu dengan supir yang akan membawa kami ke Berastagu. Supir yang membawa kami ke Berastagi lumayan asik, meski Mertua jauh lebih menyukai supir kami yang dari Padangsidimpuan-Parapat.
Rute perjalanan yang kami lalui ke Berastagi bukan rute yang biasa aku lalui, bahkan lebih cenderung jalanan yang belum aku lalui karena seumur-umur baru tahu kalau ada kebuh teh di Sumatera Utara terutama di Sidamanik, Simalungun. Karena Mertua sudah pernah melihat kebun teh di Malaysia, kami tidak berhenti tapi kebuh teh Sidamanik sangat cantik.
Pemandangan Danau Toba dari Simalungan juga tak kalah indahnya, kami sempat berhenti dan tidak bosan-bosannya melihat Danau Toba dari Simalungun.
Selama perjalanan, Mertua banyak sekali merasa terkejut terutama ketika melihat anak sekolah “gantung di angkot”, bahkan ada yang “duduk di atas atap angkot” atau “becak yang lebih dari 4 penumpang”. Baginya hal tersebut tidak aman dan hanya ada di Indonesia. Yah agak miris sih dengan fasilitas umum terutama transportasi di daerah, tapi itulah realita.
Sebelum sampai ke Berastagi tempat kami menginap, supir kami menanyakan jika kami mau singgah di Air Terjun Sipiso-piso atau tidak. Tentu saja kami iyakan, karena Suami dan Mertua belum penah ke Sipiso-piso. Aku saja sekali ke Sipiso-piso itupun tahun 2010an sewaktu masih kuliah di USU, Medan.
Sekitar jam 12 kami sampai di Sipiso-Piso. Banyak sekali perubahan yang terjadi di Sipiso-piso terutama dari adanya tulisan kekinian “I love Sipiso-piso” serta turis yang lumayan banyak, tidak seperti zaman dulu yang masih sepi pengunjung. Meski sudah pernah ke Sipiso-piso namun aku tetap suka karena menurutku Air Terjun Sipiso-piso merupakan salah satu air terjun yang cantik di Indonesia, jadi tak heran kalau air terjun ini menjadi salah satu wisata menarik di Sumatera Utara. Cuma yang tidak betahnya itu saat turun ke dasar air terjun butuh waktu 45 menit hingga 1 jam. Kalau mengingat itu sebenarnya aku malas kebawah, pengen nunggu Suami dan Mertua di parkiran saja. Tapi karena Suami katanya gak mau kebawa kalau aku gak ikut, akhirnya dengan setengah hati aku ikut ke bawah 🙂
Treking ke Air Terjun Sipiso-piso lumayan menantang, curam dan jaraknya jauh kebawah, kita harus melewati jalanan setapak yang ada di tepi jurang. Kekurangan dari trek ke Air Terjun Sipiso-piso yaitu kurang safety karena jalanannya sudah hancur antara tanah atau semen tidak jelas, terus pagar pembatas juga sudah rusak. Jadi untuk wisata yang lumayan terkenal, sayang sekali trek ke Air Terjun Sipiso-piso masih jauh dari standard khususnya bagi wisatawan luar. Apalagi sisi samping jalan kan langsung ke jurang dan kalau jatuh yah langsung ke air terjun dan bye bye..
Hal yang tidak disukai suami dan Mertua ketika trekking ke Air Terjun Sipiso-piso itu ”nyamuk” karena mereka paling anti dengan nyamuk. Menariknya sepanjang perjalanan turun ke dasar Air Terjun Sipiso-piso, kami digigit nyamuk. Biasanya nyamuk doyan dengan suamiku eh malah aku juga terkena gigitan. Mengetahui aku digigit nyamuk, suamiku senang banget. Katanya biar merasakan yang dia rasakan hahaha dasar suami apa dia….
Oh ya saat trekking ke Air Terjun Sipiso-piso, jangan lupa juga membawa air minum karena butuh jalan kaki sekitar 45 menit hingga 1 jam ke bawah dan itu menurun. Pas naiknya itu luar biasa. Aku sempat bertanya kepada Mertua tentang trek yang kami lalui apakah sukar bagi mereka, ternyata bagi mereka tidak terlalu sukar hanya saja kurang aman.
Untuk pemandangan Air Terjun Sipiso-piso jangan diragukan, cantiknya luar biasa. Sampai sekarang aku masih penasaran darimana datangnya Air Terjun Sipiso-piso ini karena dari Bukit dan diatasnya kelihatan datar saja. Mertua dan suami juga suka dengan air terjun yang kami datangin. Yang membuatku terkesan lagi, ternyata banyak juga turis Malaysia dan China ke Air Terjun Sipiso-piso ini dan itu kami berjumpa saat di Air Terjun Sipiso-piso. Tidak hanya itu, Mertua dan Suami pun diajak berphoto sama siswa yang kebetulan lagi ada disitu. Aku hanya jadi tukang photonya saja, sering kali malahan dianggap tourguidenya hiks hiks. Untuk gak dibilang bodyguarnya! Tapi aku sudah maklum, jadi sepanjang Mertua dan suami setuju ya tidak apa-apa karena mereka tipikal tidak suka diphoto. Sehingga pas di Indonesia mereka sudah biasa dengan selalu “Hello Mister minta photo” walau diajak berphoto itu antara mau dan tidak mau karena tidak terbiasa dengan narsis.

Kurang lebih 1 jam kami sampai di dasar air terjun. Kami tidak mandi dan Mertua hanya sekedar melihat saja dan suami yang heboh sana sini, terus kakinya panjang keliling dan mengechek situasi. Karena aku malas basah, aku dari kejauhan saja. Di dasar Air Terjun Sipiso-piso ada spot yang dibuat dari kayu untuk berphoto jika ingin berphoto di spot itu bayar Rp5.000 tapi gratis jika makan di warung tersebut. Kami tidak singgah di warung tersebut karena 10 menit di dasar air terjun, kami langsung ke atas lagi. Disini yang benar-benar capeknya luar biasa karena mendaki sepanjang jalan. Aku malahan salut dengan Mertua yang fisiknya tangguh bisa trekking seperti ini padahal aku sudah setengah mati ngos-ngosan pas mendaki ke Air Terjun Sipiso-piso, kelihatan sekali aku kurang olah-raga eh Mertua malahan biasa saja.
Sesampai di termpat parkiran sekitar jam 2 kamipun langsung mencari Pak Supir dan melanjutkan perjalanan ke Berastagi. Mertua dan Suamiku senang apalagi Danau Toba bisa juga dilihat dari Air Terjun Sipiso-piso, serta Air Terjun Sipiso-piso cantiknya menakjubkan meski siap-siapin fisik untuk turun ke bawah.

Lokasi Air Terjun Sipiso-piso
Salam
Winny