Traveling ke Air Terjun Murai di Harau, Sumatera Barat


Hello World!

Payakumbuh, Mei 2019

Wisata Sumatera Barat khususnya Payakumbuh dan Lima Puluh Kota memiliki banyak wisata alam tersembunyi apalagi di Lembah Harau. Setidaknya ada 7 tempat wisata yang hendak aku kunjungi yang rata-rata air terjun. Salah satunya ialah Air Terjun Murai atau dalam Bahasa Minang “Sarasah Murai”. Sarasah Murai ini air terjun yang tersembunyi, jarang didatangi dan berlokasi di pedalaman Lembah Harau. Di pedalaman Lembah Harau setidaknya ada tiga air terjun yaitu Air Terjun Sarasah Aka Barayun, Air Terjun Sarasah Aie Luluih dan Air Terjun Sarasah Bunta. Khusus Sarasah Murai berjarak lebih kurang 1 Km dari Sarasah Bunta, tapi aku belum pernah ke Sarasah Bunta. Tujuan kami ke air terjun Murai, lucu namanya kan?

Jalan ke Sarasah Murai

Kami memulai perjalanan sekitar jam 1 siang dari Payakumbuh. Aku bersama Antoine, Rico dan Marcus dengan dua sepeda motor. Dari Payakumbuh Kota ke Lembah Harau lumayan dekat, hanya sekitar 30 menit saja. Untuk tiket masuk ke dalam lembah Harau Rp5000/orang. Lalu kami menuju ke pedalaman Lembah Harau dari 10 km dari pintu masuk Lembah Harau. Untuk menuju ke Air Terjun Murai itu jalannya berbatu dan penuh tantangan. Walau motor yang kami naiki matic tapi Marcus dan Rico mahir membawa motor sehingga kami aman saja sampai di gerbang menuju ke Sarasah Murai.

Kami tiba di pintu awal trekking sekitar jam 2 siang dan seorang pemuda menghampiir kami setelah motor di parking.

"Ongkos parkir Rp10.000/2 motor", katanya

"Sudah termasuk tiket kebersihan"

"Ok nanti kami bayar", kataku

"Tumben ibu mau bayar," kata Markus

Ya begitulah biasanya aku malas membayar retribusi dadakan begini apalagi tidak ada tiketnya. Namun karena dia mau menjaga sepeda motor kami jadi masih masuk akal untuk memberikan uang kepadanya.

"What did he say?", tanya Antoine

"Asking money", jawabku

"Oh, Indonesia", katanya

Emang sih image wisata Indonesia ini buruk sangat gara-gara segelintir orang. Paling malas ke tempat wisata yang tiba-tiba ada bayaran dadakan ke orang lokal seperti memalak alias preman. Apalagi tanahnya gak tahu milik siapa. Tapi ya sudahlah! Anggap aja sedekah…

Dari pintu masuk kami berempat trekking ke Sarasah Murai. Di depan pintu kami sempat melihat seorang bocah yang memancing ikan. Aku salut dengan anak kecil itu karena dia begitu gigih dan pintar. Dia memberikan umpannya berupa cacing dan lumayan banyak hasil pancingannya. Katanya ikan itu buat digoreng padahal ikannya kecil-kecil.

Kemudian kami memulai trekking dengan jalanan yang lumayan berat. Yang paling berat saat mendaki, benar-benar manjat. Dari gerbang pintu masuk ke dalam air terjun itu tidak terlalu jauh. Dekat tapi caranya kesana itu susah karena bebatuan itu. Tapi pas tiba di depan airnya jernih dan bagus.

Pas sampai disana ada 2 pengunjung yang sedang mandi. Langsung Rico dan Marcus menanyakan

"Darimana Pak", tanya Markus

"Dari Riau", kata mereka

Wow aku sempat kaget karena orang Riau saja tahu air terjun ini. Aku juga cukup beruntung sih karena bisa mengenal warga lokal jadi bisa dibawa ke tempat wisata tersembunyi.

Air Terjun Murai itu ada 7 tingktan dan airnya jernih, saking jernihnya dasar Sungai kelihatan jelas. Aku sempat menikmati air terjun lalu Markus mengajak trekking ke tingkat ke 3. Rico kondisi puasa namun bisa juga traveling ke air terjun ini meski tenaganya setengah saja dan hampir saja dia menyerah. Hal ini wajar karena treknya sulit, melalui bebatuan dan aku sampai merangkak menuju ke atas. Akhirnya kami sampai di tingkat ke tiga. Sayangnya kami tidak tahu cara ke tingkat berikutnya karena sekeliling kami lihat ialah bukit. Akhirnya kami santai di tingkat ke tiga. Antoine paling lucu karena dia langsung mandi ketika sampai di tingkat ke tiga. Sementara aku, Rico dan Markus lebih memilih bersantai.

Nah pas kami santai tiba-tiba hujan deras. Kami sempat kewalahan pas turun karena jalannya itu salah sedikit sampingnya jurang, bisa jatuh ke air terjun. Sisi positive dari air terjun ini alami banget, ditengah hutan rimba dan udaranya segar.

Akhirnya dengan perjuangan kami sampai di tingkat dasar dari Air Terjun Murai. Markus akhirnya ikut mandi dengan Antoine sementara aku dan Rico memilih tidak mandi walau kami sudah basah juga. Kami berada di air terjun hanya 1 jam tapi seru dan aku senang karena air terjunnya “rancak” alias cantik.

Pulangnya kami melewati jalan yang berbeda. Arah ini kami tahu dari si Bapak tadi yang minta uang. Kalau dipikir-pikir dia niat betul menunggu kami padahal hujan demi Rp10.000. Untungnya dia kasih jalan yang belum pernah aku lewati dengan pemandangan tak kalah indahnya. Lembah Harau dengan bukitnya yang mempesona. Yang lucu pas tadi kami trekking ke air terjun hujan, pas pulangnya eh cuaca sudah cerah. hahahaha 😀

Kayak ngusir banget dari Air terjun. Tapi Alhamdulillah kami bisa menikmati air terjun dan menariknya sampah dia ir terjun tidak ada dan semoga tetap bersih seperti ini 🙂

PS: Masih banyak tempat wisata di sekitar Harau yang belum dijelajah dan dikunjungi orang

Harau

Tips Air Terjun Murai

1. Sebaiknya memakai sandal gunung/ sepatu karena trekkingnya lumayan berat

2. Tidak ada penjual makanan sehingga bawa sendiri makanana dan minuman tapi jaga kebersihan

3. Bisa mandi di air terjun

4. Bawa tourguide bagi yang tidak tahu cara ke air terjun

5. Bawa obat-obatan

Lokasi Air Terjun Murai

Salam

Winny

Advertisement

Published by Winny Marlina

Indonesian, Travel Blogger and Engineer

13 thoughts on “Traveling ke Air Terjun Murai di Harau, Sumatera Barat

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: