Hello World!
Melaka, Februari 2019
Pertama kali mengunjungi Melaka di tahun 2013. Kala itu aku backpackeran sendiri via Singapura. Mengunjungi Singapura seorang diri tentu menyenangkan apalagi sistemnya pakai uang sendiri jadi pintar-pintarlah dalam mengatur keuangan. Waktu itu aku berkenalan dengan traveller asal India dan China dalam menjelajah Melaka yang bisa dikunjungi dalam 2 hari. Melaka kotanya bersih, dan teratur, kotanya memiliki bangunann perpaduan antara China, Portugis, Inggris, Belanda dan Malaysia, sehingga tak heran banyak turis ke Melaca. Pas malam hari sangat menarik karena penuh dengan warna warni serta memiliki sungai yang dimanfaatkan. Aku mengujungi Melaka 2 hari kala itu, meski sendirian aku cukup senang, dapat teman dapat keliling Kotanya. Eh siapa sangka aku mengunjungi Melaka kembali setelah 6 tahun beralalu.
Untuk pengalaman ke Melaka dari Singapura tahun 2013 bisa dibaca disini
"Winny, sorry i think we can not make to Taman Negara", kata Thimo kepadaku "I wanna ask you if u can jpin with us", lanjutnya
Meski agak sedikit kecewa karena tidak jadi ke Taman Negara namun aku tetap ikut bergabung ke Melaka, tidak baik menolak ajakan dan kebaikan orang lain. Awalnya aku mengira akan bosan karena aku adalah tipe pejalan yang bosanan ke tempat yang sama dan meski Melaka itu menarik di kunjungin, namun tetap saja aku negative thingking duluan. Nah dari 2 minggu sebelum trip ke Melaka dengan Thimo dan orang tuanya, aku sudah membeli tiket sebesar Rp9000. 000 dari Padang untuk tiket pulang pergi. Tiket dari Padang ke Kualalumpur, Malaysia jauh lebih murah daripada harga tiket Padang-Jakarta. Disitu aku sedih, tapi jadinya aku sering main ke Malaysia kalau aku rindu ngemall atau sekedar menikmati Metropolitan (maklum sekarang tinggal ke kampung). Awalnya aku diunjuk sebagai tourguide tapi akhirnya gagal jadi tourguide. Wong dulu pas sendiri ke Melaka bisa aku ketinggalan bis padahal bis itu di depan mata, akhirnya beli tiket lagi. Kan bego ya? hahahhaha 😀
Akhirnya sejak saat itu bawaannya parno kalau naik bis, dipastikan ngecek peron,. tempat menunggu, nomor bis dan jadwalnya. Yang lucu aku tidak tahu kalau ke Malaca bisa juga dari Kuala Lumpur dan itu bisa langsung dari Bandara Kuala Lumpur atau KLIA 2. Habis aku mikirnya kalau ke Melaca itu paling dari KL Central saja yang bisa atau dari PUDU. Pas Thimo mengatakan menjemput ke KLIA 2 terus langsung pergi cus ke Melaka aku menganggap emang bisa. Ternyata bisa sekaliii!!
Aku sampai di Kuala Lumpur jam 1 siang meski keluar dari Imigrasi jam 2, saking ngantrinya. Aku agak segan karena katanya Thimo dan orang tua telah menunggu sekitar 2 jam. Terus kami berempat makan siang di Bandara sebelum menuju ke terminal bis dalam KLIA 2. Kami makan siangnya roti dan itu Breadtalk coba, dan harganya duh bikin elus dada karena di Bandara. Untungnya aku dibayarin sih heheheh (rezeki anak soleh).
Nah setelah selesai makan siang kami menuju ke tempat terminal bis di KLIA 2 yang berada di lantai dasar, sama kayak mau ke Kota Kualalumpur. Bedanya kalau ke KL dari KLIA 2 pas didepan pintu keluar kalau ke Melaca ke arah kirinya lewat dari Capsul hotel. Untuk tiket ke Melaca dari KLIA 2 seharag 24 RM, agak mahal sih. Terus jadwal keberangakatan jam 3 namun kami baru berangkat jam 3.45 sore. Telat 45 menit! Kami sempat masuk dan keluar ke dalam KLIA 2 terus terakhir ngegembel bersama saat menugggu bis. Aku sempat cerita ke mereka kalau aku punya pengalaman pernah ketinggalan bis saat di Melaca.
"Are you sure this is the right line", tanyaku kepada Thimo "yes its in 3rd line, the bus just late", jawabnya "Well, i make sure coz i ever missed my bus in front of me", jawabku
Terus karena bilang begitu langsung si Thimo bilang kalau aku tak bisa diharapkan jadi tourguide, karena bisa nyasar hihih 😀
Tapi ia juga sih, meski udah kemana-mana, toh aslinya aku tak bisa bedain”kiri dan kanan”, baca peta aja belum lulus terus kemana-mana itu aja cuma modal nekat dan jalan-jalan aja.
Kami sempat cerita-cerita saat menunggu bis. Dan banyak sekali penumpang yang telantar sambil duduk di lantai menunggu bis, kami sempat mendengar keluhaan mereka. Aku kira Malaysia akan ontime, tapi sama kayak Indonesia juga. Untungnya udah terbiasa sehingga maklum saja. Yang gak maklum orang tua Thimo, katanay mirip dinegaranya juga 😀
Setelah bis datang, kami pun menuju ke Melaca. Bis yang kami tumpangin sangat nyaman, ada alat pijitnya. Idihh canggih luar biasa. Aku kayak kampungan pas tahu tombol buat pijit sehingga pas di jalan sambil pijitan hehhehe :D. Wajarlah ya harga tiketnya mahal, ada mesin pijitnya!! Saking nyamannya bis, kami berempat tidur sepanjang jalan. Lama perjalanan dari KLIA2 ke Melaca sekitar 2 jam-an. Kami tiba di Melaka jam 5 sore waktu Malaysia.
Sesampai di Melaca kami berhenti di Sentral Melaka. Mengunjungi Sentral melaka seperti mengembalikan ingatan 6 tahun silam, ketika jalan sendiri di awal-awal backpackeran. Celengak celinguk, gak tahu apa-apa. Terus siapa sangka bisa datang ke kota yang sama dan tidak sendiri, itu adalah kebahagiaan haqiqi. Menariknya kalau dulu ke pusat Kota MELACA dari KL Central dengan bis seharga2 RM sekarang bisa dengan Grab atau taxi online.
Perubahan zaman!!!
Thimo lah yang memesan buat kami berempat dengan Grab dari Melaca Sentral ke Pusat Kota. Nah pas naik Grab kan mukaku paling lain sendiri. Jadi tukang Grabnya penasaran kok aku lain sendiri.
"So, the girl is ur sister, why so diffrent?" tanya sang supir
Asli langsung mereka tertawa, karena mukaku yang beda sendiri pasti dianggap anak angkat kali ya hehhee 🙂
Selama di Melaca, kami menginap di River One Side. Yang membooking tempat kami menginap selama di Melaca, Malaysia adalah Isabelle. Dan tidak begitu susah untuk mencari penginapan di MELACA karena banyak dan harganya rata-rata 60 RM/malam tapi ada juga yang lebih murah. Dulu aku hanya bayar Rp100.000 tapi dormitory sih. Penginapan kami cukup asik dan dari Balkon penginapan kelihatan langsung Sungai sehingga asik aja melihat aktivitas orang yang naik perahu keliling Sungai di Melaca.
Setalah 6 tahun, Melaka jauh lebih berbeda. Warna bangunan yang dicat kekinian, lampu-lampunya makin banyak dan lebih ramai pengunjung. Jauh lebih turistik. Aku kira bakalan bosan ternyata menyenangkan. Mungkin karena meski tempat yang sama tapi tidak sendiri lagi kali ya.
Nah setelah beristirahat sebentar di penginapan, sempat makan disekitar penginapan yang makannya enak sekali. Aku paling suka dengan lauknya cumi dengan nenas, the best lah. Tapi harganya juga duh… untung bukan aku yang bayar heheheh 😀
Yah trip ke Melaka benar-benar jadi trip kedua yang mengasikkan!
Setalah makan malam kami sempat ke Hardrock Cafe. Kata Thimo itu pertama kali dia ke Hard Rock Cafe. Awalnya aku mengira kalau aku juga pertama kali ke Hard Rock Cafe tapi ternyata aku salah karena dulu pernah ke Hard Rock Cafe, Jakarta saat ada acara Blog gitu. Kami sempat bersantai di Hard Rock Cafe lalu memutuskan pulang untuk istirahat karena rencananya kami akan keliling Kota dengan berjalan kaki.
Travelling ke Melaca kedua kali ternyata berbeda sekali dengan rezeki yang lain pula.Tapi tetap sama, tetap seru untuk dikunjugin!
Salam
Winny
great trip please if you need some thing you can contact me
kamu tinggal di Melaka ya?
tiketnya 9.000.000?
900.000 maksudnya mgkin, Win?
ia salah seharusnya 900rb 😀
Malaka bagus dan menarik untuk dikunjungi juga ya Win.
Ia tempatnya asik Zilko
900ribu pp ya? aku dapet 1,2jt pp padang-KL untuk 2 orang.. tapi sayang hangus gara2 antrian paspor ternyata dapetnya setelah tanggal keberangkatan ,,, wkwkwk… maklum baru mau pertama x ke luar negeri dan kurang cari info..
btw asik ya banyak gratisnya. kemanapun juga menyenangkan kalau banyak gratisnya mah ahaha.
-Traveler Paruh Waktu
keren kali kak bisa dapata murah. tapi sayang banget pas hangus ya tapi gak apa kak ntar bisa kesana lagi
Bahat spot2 foto na sep ison ate kak… terutama bangunan2 nai… por roa tusi jadi na bah… hhahaha
kehema tu si ho ucok nasepan do