Menjelajah Wisata Yangon


It has been a long journey, but if you dream and have the ambition and want to work hard, then you can achieve.

By Mo Farah

Hello World

Yangon, Februari 2017

Subuh aku dan Ade sudah sampai di Yangon dari Mandalay, hari terkahir trip ala backpacker di Myanmar. Kami sempat kebingungan cara kami ke Pusat Kota Yangon mengingat sore kami harus ke Bandara untuk balik. Melisa sudah duluan pulang ke Indonesia, sekarang giliran kami menjelajah wisata Yangoon yang tersisa. Awalnya hendak memesan taxi ke Tengah Kota namun untunglah dengan setengah hati Ade mau naik bus dengan hasil nanya sana-sini. Padahal jujur kami tidak bisa membaca petunjuk jalan di Yangon mengingat aksaranya super tak terbaca. Kalau celoteh Ade “tulisan cacing” hihi 😀

Dengan tas seadaya terus jalan menuju ke stasiun bus yang tidak ada tanda tempat pemberhentian bis. Untunglah kami nanya warga lokal serta diberikan petunjuk. Bersama warga lokal lainnya kami naik bus. Di dalam bus aku mendapatkan bangku duduk sementara Ade berdiri, mungkin sekitar 30 menit si Ade berdiri. Tujuan kami adalah Sule Pagoda. Ada seorang bapak di dalam bus yang menuntuk kami ke Sule Pagoda. Ada enaknya naik bus di Yangon, Myanmar, paling tidak kami melihat kegiatan orang yang hendak bekerja serta biaya Bus dari Terminal Bis Aung Mingalar hanya 200 KS/orang saja.

Yangon

Sesampai di Yangon, ada beberapa hal yang bisa kami lakukan dalam 1 hari.

1. Makan makanan halal di Yangon

Untuk pertama kalinya kami menemukan makanan halal disekitar Masjid yang ada di area Sule Pagoda. Meski makanan India, aku dan Ade memakan  Thosa + Egg + Susu Tea seharga 1350 KS. Rasanya sungguh nikmat mendapatkan makanan yang bisa kami makan.

2. Masjid di Yangon

Tak jauh dari restauran halal, kami menemukan Masjid. Memang tujuan kami adalah ingin mengunjungi Masjid di Myanmar. Kami mengetahui MASJID di peta wisata Yangon. Bentuknya dari luar seperti bangunan dan menyatu dengan bangunan lain. Tapi cukup mudah kami mengetahu itu Masjid. Sayangnya pas kesana masjidnya tutup sehingga tidak bisa masuk. Padahal kami hendak masuk ke dalam masjid di Yangon.

3. Sule Pagoda

Di kawasan Sule Pagoda banyak sekali wisata yang bisa dikunjungi, kebanyakan memang tempat wisata dari berbagai agama mulai dari Masjid hingga Gereja. Tak heran sih karena Yangon adalah ibukota Negara sehingga pasti multietnis dan multi agama. Namun kami hanya melihat dari luar saja, maklum kami sudah kebanyakan melihat Pagoda serta tidak ingin menganggu orang yang beribadah.

4. Independent Monument of Myanmar

Saat di dalam taman Independent Monument of Myanmar, temanku Ade tepar karena kurang tidur. Antara mules gegara makan atau kurang tidur yang pasti mukanya sangat lelah. Serius aku agak khawatir karena di hari terakhir barulah si Ade kelihatan sakitnya. Baru kali ini si Ade badannya gak kuat backpackeran.

“Nya, aku tidur bentar ya, capek banget”, kata Ade

Santai de, yang penting dirimu sehat”, kataku

Akhirnya di Taman Independent Monument of Myanmar si Ade beristarahat. Sementara aku duduk santai sambil mengamati sekitar sekaligus beristirahat. Selama si Ade tidur di rumput yang aku lakukan adalah bersantai sambil memphoto sekitar area Sule Pagoda dan lumayan menarik.

Independent Monument of Myanmar

5. Musmeah Yeshua Synagogue

Di perkotaan Yangon terdapat sebuah rumah ibadah buat Yahudi bernama Musmeah Yeshua Synagogue. Aku baru pertama kali ke rumah ibadah orang Yahudi karena jarang sekali. Awalnya sedikit terkejut ada Synagogue di Yangon, Myanmar. Berada di antara pasar, untungnya tidak terlalu susah untuk menemukannya walau kami sempat tidak yakin bahwa bangunan yang kami cari itu berada di depan kami. Memasuki Musmeah Yeshua Synagogue mirip dengan gereja dimana ada tempat duduknya. Terdiri dari 2 lantai dan di lantai ke dua adalah koleksi dari Musmeah Yeshua Synagogue. Si Ade hanya menunggu di luar, karena dia belum sembuh betul sementara aku lah yang keliling Musmeah Yeshua Synagogue. Untuk masuk ke dalam Musmeah Yeshua Synagogue tidak dipungut biaya.

Musmeah Yeshua Synagogue, Yangon
Musmeah Yeshua Synagogue, Yangon

6. Church di Yangon

Ketika Ade beristirahat karena drop perjalanan ala backpacker Myanmar kami, aku melihat sekeliling area Sule Pagoda dan hasilnya terdapat Gereja di samping taman. Jadi satu kawasan Sule Pagoda lengkap lengkip rumah ibadah mulai dari Gereja, Masjid hingga Kuil.

Yangon

Tidak hanya itu ada biksu kecil yang meminta uang kepada pengunjung. Biksu kecil ini membawa tempat untuk uang, dia menghampiriku namun karena aku tak mengerti Bahasanya jadi aku tidak tahu kalau dia sedang meminta uang. Barulah ketika orang lain memasukkan uang ke dalam tempat seperti Kendi akhirnya aku mengerti bahwa sang Biksu kecil sedang meminta uang.

Yangon

7. Pasar Yangon

Hal menarik lainnya yang kami lakukan dalam sehari di Yangon ketika aku dan Ade melewati pasar hendak mencari oleh-oleh khas Yangon. Tapi jangan ditanya apa kami dapat oleh-olehnya karena jawabannya tidak. Pasar tempat oleh-oleh sedang tutup. Akhirnya kami melewati pasar ala Myanmar dengan berjalan kaki sambil mengamati kegiatan penduduk lokal. Menariknya ada kejadian sayuran yang dilewati mobil namun sayurnya tidak rusak, tepat hanya melintasi saja. Di pasar Yangon tak jauh dari area Sule Pagoda jugalah kami menemukan beberapa warga Muslim hal ini terlihat dengan jilbabnya, karena mengingat kasus di Myanmar saat ini.

 

Pasar Myanmar mengingatkanku akan pasar di ASIA yang rata-rata hampir mirip, sebelas dua belas. Walau demikian aku selalu suka dengan pasar karena bisa lebih dekat dengan warga lokal serta potret kecil kehidupan warga lokalnya.

8. Kuil Di Yangon

Yangon

Saat mencari oleh-oleh bersama Ade, kami sempat melewati sebuah kuil di Yangon yang menurutku unik. Unik karena banyak merpati di depannya serta penjual makanan untuk merpati. Kuil ini bukan untuk Buddha seperti kebayakan di Myanmar, namun kuil untuk umat Hindu. Coraknya mengingatkanku akan kuil di Medan, Indonesia atau mirip Kuil di Batu Caves, Malaysia. Yang pasti di Yangon, Burma aku juga menemukan kuil Hindu.

Karena kami gagal mendapatkan oleh-oleh khas Myanmar, akhirnya tempat terakhir yang kami kunjungi di Yangon adalah Shwedagon Pagoda. Karena sudah lelah berjalan kaki, kami memutsukan untuk naik taxi dari Sule Pagoda ke Shwedagon Pagoda dengan harga 1700 KS/2 orang.

9. Shwedagon Pagoda

Saat mengunjungi Shwedagon Pagoda si Ade sudah lumayan membaik. Kami tidak masuk ke dalam Shwedagon Pagoda karena harus bayar. Akhirnya kami hanya melihat dari luar saja, sudah cukup buat kami. Katanya Shwedagon Pagoda inin mirip Lumbini di Sumatera Utara, tapi pas aku lihat “tidak mirip-mirip amat”. Lucunya saat di Shwedagon Pagoda, kami malah asik di tempat pasarnya. Si Ade mencari oleh-oleh disini dan meski harganya bikin gerem namun Ade tetap beli.

"Nya, aku harus beli banyak oleh-oleh karena temanku banyak", kata Ade

Akhirnya si Ade memborong oleh-oleh sampai habis 500rb an mungkin lebih. Bayangkans aja satu gantungan kunci aja bisa kena 30ribu, kan bikin sakit hati 😦

Shwedagon Pagoda

10. Minum Kelapa di depan Kuil

Yangon

Setelah beranjak dari Shwedagon Pagoda, aku dan Ade malah istirahat sambil minum kelapa dengan pemandangan Kuil. Akhirnya keiginan kami untuk makan air kelapa terwujudkan, apalagi pas siang hari sehingga rasanya nikmat sekali. Untk harga kelapa 2000 KS/2 orang (2 buah) dan banyak sekali tapi enak. Minum sambil bersantai begitu sangat nikmat, sehingga tidak kelihatan kami turis kerenya.

Nya, tadi itu gue agak gak enak samamu karena gara-gara gue, lu gak puas jalan, kata Ade

Tadi mau bilang kau duluan aja jalan terus nunggu di Bandara aku, kata Ade

Untung aku sehat ya terus bisa tidur tadi, lanjutnya

Aku malahan takut kita berantem De, tahu sendiri aku kalau berdua jalan agak-agak, kataku

Ah rupanya tidak, berarti bukan salahku lah ya ama si kawan waktu di Jepang, timpalku

Begitulah percakapan kecil kami mengenai backpackeran di Burma. Kami tidak sangka walau trip hanya 5 hari di Burma, namun kami memiliki jutaan cerita mulai dari cerita lucu, gembel, hina hingga seru dan bahagia. Minum kelapa di Yangon menjadi penutup perjalanan kami di Myanmar. Dan taxi pun mengantar kami dari dari Sule Pagoda ke Bandara seharga 7000 KS/2 orang.

Rincian Pengeluaran Yangoon, Myanmar

Naik Bus dari Terminal Bis Aung Mingalar 200 KS/orang

Makan Thosa + Egg + Susu Tea 1350 KS

Taxi dari Sule Pagoda ke Shwedagon Pagoda 1700 KS/2 orang

Oleh-oleh 3500 KS Makan siang 4000 KS/2 orang

Kelapa 2000 KS/2 orang (2 buah)

Taxi dari Sule Pagoda ke Bandara 7000 KS/2 orang

Total Pengeluaran hari kelima di Myanmar

200 KS + 1350 KS + 850 KS + 1000 KS +3500 KS

= 6,900 KS

Tempat wisata yang dikunjungi di Mandalay, Myanmar

Sule Pagoda, Independent Monument of Myanmar, Shwedagon Pagoda, Saint Mary’s Cathedral and Musmeah Yeshua Synagogue, Maha Bandoola Garden, Bogyoke Aung San Market

Salam

Winny

Advertisement

Published by Winny Marlina

Indonesian, Travel Blogger and Engineer

19 thoughts on “Menjelajah Wisata Yangon

  1. Memang kalian berdua patut diacungi jempol. Sampai sakit demi petualangan. Tapi di dalam petualangan itu ada banyak pengertian. Kalian memang traveler sejati. Saya belum yakin akan bisa bertualang di posisi kalian dengan semua keterbatasan ini, tapi ceritanya tetap dapet banget, hehe. Ditunggu kisah-kisah traveling selanjutnya, ya, hehe. Maaf jika saya lama tidak berkunjung.
    Yangon itu kota multikultur ya. Ada berbagai tempat ibadah juga di sana. Padahal saya kira di sana mayoritas penganut Buddha. Semoga bisa ke sana dan menyambangi pagodanya, hehe. Saya belum pernah lihat pagoda!

  2. Menarik melihat Myanmar dari sisi lain. Konflik di Myanmar saat ini sebenarnya diawali dari perbedaan etnis bukan agama. Etnis Rohingya yang berasal dari India dan Bangladesh ini dulu dianggap ilegal imigran karena mereka dibawa oleh penjajah Inggris ke Myanmar. Panjang sejarah konfliknya dan terlalu sempit kalau menganggapnya karena beda agama..

    1. Ya, idealnya diterima saja jadi warga negara seperti di Malaysia, dimana orang India dan China yang dibawa Inggris untuk buruh timah dan karet/sawit sebelum Malaysia jadi negara, setelah merdeka mereka jadi warga negara dan tidak diusir balik ke negara leluhur nya

  3. khas myanmar kemana mana di kelilingi bangunan pagoda ya ..
    unik juga ya lihat orang muslim di area perkotaan ini, kayaknya ga banyak dan hanya waktu2 tertentu aja yg ke mesjid, sampe2 mesti di kunci

  4. Salam kenal,
    kebetulan desember saya mau ke Yangon. untuk transportasi Taxi yang disebutkan diatas, itu harga nawar atau memang segitu harganya. Terima Kasih

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: