Manneken Pis dan Trip Singkat Brussels


Manneken Pis is a landmark small bronze sculpture in Brussels, depicting a naked little boy urinating into a fountain’s basin. It was designed by Hiëronymus Duquesnoy the Elder and put in place in 1618 or 1619

By Wikipedia

Hello World!

Belgium, Maret 2017

Setelah mencoba waffle dan fries Belgia yang super terkenal, akhirnya aku dan Thimo melanjutkan perjalanan demi mencari Mannaken Pis, Brussels.  Belum sampai di patung fenomenal dari abad ke 17, di dalam perjalanan  dengan jalan kaki, kami sempat menemukan beberapa Mural berbentuk komik di dinding rumah warga lokal, baca perjalanan di Belgia 

Sebenarnya kami mencari mencari Mural Tin-tin karena memang mural Tin-tin cukup terkenal dan menjadi salah satu yang dicari di Brussels selain si bocah terkenal dengan pipisnya, Manneken Pis. Suhu Brussels saat kami kunjungi cukup dingin untukku meski terlihat cerah, namun yang pasti saat jalan kaki keliling Brussels aku sempat melihat bus Hop On, Hop Off untuk Citysightseeing Brussels. Sebelas dua belas seperti yang ada di Singapura dan Malaysia. Jadi dengan naik bus dengan membayar uang tertentu maka bisa keliling Kota. Kalau di Jakarta ada bus tingkat yang sama juga bernama Mbok Siti tapi di Jakarta enak karena naik bus tingkat keliling Jakarta gratis untuk siapapun termasuk turis.

Nah di Eropa banyak sekali bus tingkat untuk sekedar keliling Kota, tak terkecuali di Belgia. Untuk mengikuti us Hop On, Hop Off Citysightseeing Brussels, wisatawan membayar €25 berlaku 24 jam. Artinya wisatawan bisa naik bus sepuasnya keliling Brussels serta tempat pemberhentiannya pun di tempat-tempat turis alias tempat wisata Brussels.  Namun jangan tanya aku apa beli atau tidak untuk bus ini karena dipastikan itu adalah pertanyaan retoris. Meski ingin sekali mencoba naik bus keliling Brussels layaknya turis, namun mengingat uang €25, mending uangnya buat bus ke negara lain di Eropa.  Alhasil kami memilih jalan kaki, selain sehat juga puas kelilling Brussels dari sisi yang lain.

Tour City Brussels

Sebagai orang yang petama kali ke Brussels, Belgia, Kota ini cukup ramah dengan turis.  Jika ingin keliling wisata Kotanya cukup mudah serta berdekatan satu sama lain, sehingga walau dengan jalan kaki bisa dikunjungi. Misalnya untuk area Mural Tin-tin ke Manneken Pis hingga ke Royal Pallace of Brussles cukup dekat dengan jalan kaki. Bahkan wisata Brussels kebanyakan gratis karena memang wisatanya lebih kepada bangunan tua, Gereja, istana, museum, sampai patung bahkan Mural alias karya gambar di dinding.

Wisatanya yang agak jauh dan juga iconic adalah Atomium dari Manneken Pis namun tetap masih bisa dilakukan dalam sehari. Kalau aku cukup beruntung karena Thimo membawa mobil dan menemaniku untuk trip singkat di Brussels karena memang tidak ada niat untuk menginap di Belgia.

Hal menarik lainnya dari Belgia yang aku suka adalah kulinernya. Sampai-sampai ada sebuah toko dengan replika Manneken Pis sedang makan waffle. Yah memang kalau ke Belgia wajib hukumnya untuk mencoba waffle.

Aku dan Thimo bahkan sempat berhenti di sebuah toko karena kami penasaran kenapa begitu banyak yang antri. Toko tersebut menjual waffle dengan patung Manneken Pis dengan tulisan tahun 1619 di depan tokonya. Seru sekali melihat keramaian kota brussels dengan turis yang heboh dengan mencoba kulinernya. Memang rasa waffle Belgia lumayan enak walau sebenarnya rasanya waffle seperti waffle kebanyakan namun sensasi makan waffle di Belgia itu yang seru. Bahkan banyak sekali turis habis membeli waffle langsung berphoto biar kekinian. Katanya gak ke Belgia kalau tidak makan waffle, padahal kalau dipikir-pikir edan juga jauh-jauh ke Belgia demi sebuah waffle.

Selain keseruan melihat keramain di Brussels, yang aku suka dari Kota ini adalah kebersihannya serta gaya gothic bangunan tuanya. Mengunjungi Brussles serasa kembali ke abad silam 🙂

Brussels

Lain cerita tentang Mural pas di Brussels, Belgia. Paling tidak pas di Brussels meski trip singkat kami dapat melihat 3 Mural walau jujur saja sebenarnya mengingatkanku akan Penang. Entah kenapa melihat dinding yang dicat dengan gamabr-gambar lucu-lucu itu membuatku rindu perjalanan dengan Geng Kamseupay.

Baca perjalanan kami di Penang

Bedanya kalau di Brussels, memang muralnya benar-benar seperti kartun. Kalau di Penang kan agak ditambahin sesuatu biar kelihatan lebih hidup. Namun tetap sama, sama-sama dinding yang di cat terus jadi deh tempat wisata. Sayangnya pas di Mural Tin-tin dibagian bawahnya ada coretan tambahan sehingga merusak esensi dari Tin-tin itu sendiri. Coretannya ngasal sehingga merusak gambar Tin-tin setinggi dua lantai rumah itu.

Tin-tin Mural, Belgia

Pas aku dan Thimo di dekat Tin-tin kami bertemu dengan turis Indonesia. Ingin rasanya menyapa mereka tapi karena dalam group akhirnya aku memutuskan untuk mengurungkan niatku. Sepanjang perjalanan di Eropa lumayan banyak aku bertemu dengan wisatawatan asal Indonesia namun kebanyakan  memang dalam group, tidak sepertiku yang sendirian. Bahkan biasanya turis Indonesia yang aku jumpain kalau tidak, “orang tua” maka yang aku jumpain adalah “mahasiswa Indonesia” yang mendapatkan beasiswa kemudian jalan-jalan di Eropa. Kalau aku mengatakan jalan sendiri maka yang terlintas dalam benak mereka adalah “berani”. Padahal mereka tidak tahu saja aku hanya sok berani saja.

Tak jauh dari Mural Tin-tin banyak tempat yang menjual souvenir ala Brussels mulai dari kaos, gantungan kunci hingga pernak-pernik ala Brussels. Tapi disini aku tidak membeli oleh-oleh khas Belgia karena perjalanan Eropaku masih panjang serta adanya ultimatum untuk tidak membeli gantungan kunci.

Selain belanja pernak-pernik ala Brussels, ada juga tempat yang menarik yang tak sengaja aku dan Thimo temukan ketika berjalan kaki. Tempat itu beruapa sebuah bekas bangunan yang mirip dengan benteng. Sayang tempatnya terbengkalai dan tidak begitu banyak turis, namun cukup photogenic untuk sekedar menghias Instagram.

Aku dan Thimo berjalan kaki selama 4 jam di Brussels dan entah kenapa aku suka dengan Kota Brussels, mungkin karena banyak yang bisa dilakukan selama di Brussels. Apalagi Manneken Pis sudah ada di daftar wisata yang ingin aku kunjungi di Eropa. Bukan apa-apa aku penasaran kenapa bisa dia begitu terkenalnya, padahal kan patung doang ya?

Winny, please do not expect too much for Mannaken, kata  Thimo
And it's really tiny, lanjutnya lagi
When the last time did you visit it?, tanyaku
Years ago, when i was student lanjutnya

Meski si Thimo ke Brussels sudah lama sekali itupun ikut tur dari Sekolahnya, tapi dengan bantuan HP nya dia bisa mengetahui lokasi Manneken Pis. Dialah tourguide ku selama di Belgia serta cukup membantuku mengunjungi spot wisata Brussels.

Mannaken Pis

Ketika mencari Mannaken Pis cukup mudah, caranya tinggal ikutin saja anka sekaloah, turis dalam jumlah besar karena banyak sekali wisatawan ke Brussels demi patung si bocah genit ini. Petunjuk jalan ke Manneken Pis pun cukup banyak sehingga tidak perlu takut nyasar. Hanya saja memang pas sampai disana betapa kagetnya aku bahwa patungnya benar-benar kecil. Tidak seperti biasa, si bocah ini sudah pakai baju. Si Bocah genit berubah menjadi “pelajar cendikiawan” dengan memakai Toga.

Oala Mannaken Pis, gak tahan lihat gayanya!

Untuk photo dengan si Bocah Manneken Pis pun harus antri saking bnayaknya turis memadati Mannaken Pis yang dibatasi sebuah pagar. Sayangnya pas aku mengunjungi Mannaken Pis, bangunan penyangganya sedang renovasi sehingga sedikit merusak pemandangan. Memang Manneken Pis berada di sebuah pojokan bangunan, dan ukurannya sungguh mini.

Disini aku merasa dikerjain oleh Mannaken Pis, karena apa hebatnya si patung ini sampai menjadi iconic banget. Sungguh aku tidak habis pikir 😉

Waktu jumpa si Mannaken Pis pun sangat singkat karena begitu ramainya turis. Untungnya aku ekpektasinya gak terlalu tinggi sih sehingga melihat patung kecil tidak membuatku kecewa.

Malahan perhatianku malah dicuri oleh anak-anak sekolah yang berada di Manneken Pis.

Thimo, i want to take photo with that cute kids, pintaku
What? katanya

Iya jadi aku malah tertarik ingin berphoto ala-ala dengan bocah-bocah bule ketimbang dengan Mannaken Pis, bahkan sempat ingin mengikuti mereka. Sampai si Thimo pusing melihat tingkahku dan menakut-nakutiku.

Manneken Pis, Brussels
Do not tell me that you are far away from Indonesia to Belgium
just want to take photo with kids, katanya sedikit mengejek

You are not curious because they are blondie, are not u? lanjutnya lagi

Terus aku masa bodoh dan tetap photo dengan bocah bule yang lucu-lucu. Dan si kawan juga berhasil mengambil photoku dengan anak sekolah yang rasa penasarannya cukup besar.

Kapan lagi berphoto dengan anak-anak bule pas di Mannaken?

Setelah puas melihat Mannaken Pis, si Thimo akhirnya mengajakku ke tempat yang tak kalah seru lagi berupa Mural Mannaken Pis. Iya ternyata ada loh Mural Manneken Pis di salah satu bangunan rumah. Gambarnya juga kocak dengan gaya yang lain. Kali ini si bocah Manneken bergaya casual.

Memang wisata Brussels ini ada-ada saja hehehe:)

Alamat Manneken Pis

Salam

Winny

Advertisement

Published by Winny Marlina

Indonesian, Travel Blogger and Engineer

14 thoughts on “Manneken Pis dan Trip Singkat Brussels

  1. Hebat gak penat bs jln kaki sampe 4 jam di Brussels, Win.

    Aku jg gak hbis pikir knp si Manneken Pis nya bgtu fenomenal, mungkin krn cerita di baliknya kale…😂😂

  2. Dekat mural Tintin ada semacam museum Tintin loh Win, ramai pulak. Nyamperin pasangan manekin piss jugakah itu anak perempuan pipis, hanya tempatnya lebih nyempil lagi.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: