Mengenang Masa kecil di Pabrik Limun Oriental


Love is an irresistible desire to be irresistibly desired.

Robert Frost

Hello World

Pekalongan, Mei 2017

Siang begitu terik di Kota Pekalongan kala kami meninggalkan Museum Batik. Dari Museum Batik kami beranjak menuju Pabrik minuman bersoda, tak jauh sekitar 50 km kearah Lapas Pekalongan. Sesampai di Lapas Pekalongan, di depannya terdapat sebuah rumah dengan gaya Vintage ala Tionghoa-Belanda. Di depan pagarnya terdapat Logo Nyonya berwarna biru sedang menggenggam minuman dengan latar belakang kuning dengan tulisan “Oriental”.

Tak lama-lama buatku untuk memasuki rumah tersebut. Di depan pintu rumah lagi-lagi ada tulisan “Oriental Cap Nyonya”.

Yah kami memasuki sebuah rumah yang sekaligus pabrik pembuatan limun

Iya Limun!!

Hayooo siapa yang tahu Limun?

Limun merupakan minuman dengan soda ringan. Bedanya dengan minuman soda zaman sekarang yang sering kita minum adalah di gulanya. Untuk Limun Oriental menggunakan gula asli sehingga manisnya pas dan tidak membuat haus.

Nah pas di Pekalongan ternyata ada sebuah pabrik yang masih menjual Limun. Alhasil pas masuk dan lihat segelas minuman celoteh pertamaku adalah “WOW LIMUN”.

Kalau yang tahu Limun dipastikan kamu adalah anak generasi 80’ 90’ karena memang ingat Limun, ingat masa kecil dimana masih polos-polosnya. Bahkan dulu waktu kecil suka banget beli Limun, bisa tuh minum 3x sehari. Ujung-ujungnya uang jajan habis buat minum doang. Alasannya klise, belinya karena warnanya warna warni dan rasanya juga enak.

Buatku mencoba limun di usia sekarang ibarat kata mengenang MASA Indah pas masih BOCAH hihi 😀

Kapan lagi mendapat kesempatan untuk icip minuman kesukaan masa kecil. Aku sendiri tidak menyangka kalau Pekalongan masih memiliki pabrik limun.

Aku malah tahunya Pabrik Limun Cap Badak, nah loh ketahuan kan Bataknya hihi 🙂

Lain Sumatera, lain Jawa, kalau di Siantar ada Cap Badak maka di Pekalongan ada Cap Oriental.

Jadi mengunjungi pabrik LIMUN di Pekalongan menjadi pengalaman tersendiri!

Nyicip Limun (Sumber Photo Wira Nurmansyah)

Pabrik limun Pekalongan sudah ada sejak 1910 dengan merk dagang Oriental Cap Nyonya.  Tidak hanya memproduksi limun, pabrik Oriental pernah juga memproduksi rokok Cap Della hingga tahun 70-an serta kopi dan teh cap Kapal.  Sayangnya untuk area pemasaran masih terbatas.

Yang menarik dari mengunjugi Pabrik Limun di Pekalongan adalah kesempatan untuk melihat langsung proses pembuatan limun serta melihat sejarah tentang limun Oriental di Pekalongan. Tidak hanya itu, aku sempat melihat logo Oriental dari waktu ke waktu di dinding rumah yang sekaligus Pabrik limun di Pekalongan. Logo ini menjadi bukti perubahan yang ada di Limun Oriental. Walau permintaan Limun tidak seperti era 80′ 90′ an namun aku terpana saja masih ada limun sejak sekarang. Bukannya apa-apa, tahu sendiri sekarang ini susahnya mencari Limun apalagi di supermarket ternama jarang yang menjual produk Indonesia padahal rasanya tidak kalah dengan produk luar, khususnya berbicara tentang limun ya!

Logo Oriental dari waktu ke waktu

Menariknya Limun Oriental ini sudah ada jauh sebelum Indonesia Merdeka artinya minuman ini sudah lebih dari seabad. Keunikan dari pembuatan Limun Pekalongan dari prosesnya yang masih mempertahankan cara dan resep dari leluhur Njoo Giok Lien dari tahun 1923.

Di dalam pabrik kami juga melihat langsung proses pembuatan limun mulai dari pembersihan gelas hingga gelas ditutup dengan tutup botol. Prosesnya memang sederhana namun seru mengamati langsung proses pembuatan Limun.

Jalan-jalan sambil dapat ilmu proses produksi limun!

Satu lagi yang menarik dari Pabrik ini adalah tingkat loyalitas dari karyawan, waktu itu aku sempat berbicara dengan seorang kakek yang sudah bekerja di Pabrik ini lebih dari 30 tahun! Hebat kan?

Salutnya!!

Selesai melihat proses pembuatan Limun maka kami pun  kembali  ke sebuah ruangan untuk mencoba minum Limun.

Limun Oriental

Di ruang yang memiliki perabot vintage mulai dari kursi, telepon tua, mesin tik hingga timbangan tua itulah kami icip-icip berbagai variasi dari Limun Oriental. Jangan tanya rasa apa yang kami coba, hampir semua rasa kami icip, namanya juga penjelajah rasa 🙂

Yah minuman yang dibuat dari racikan asam citrun dan kabondioksida ini memang memiliki rasa variatif mulai dari rasa nanas, moka, jeruk, sirsak, framboze, leci, anggur, dan air soda.

Namun kami hanya mencoba 5 rasa limun dan rasa yang paling aku suka adalah Rasa Mocca. Rsa mocca dengan warna cokelat gelap!

Walau tanpa es namun rasanya enak!

Manisnya pun pas!

Untuk harganya juga masih ramah di kantong. Harga satu botol minuman beserta botolnya Rp7000 saja namun jika ingin minum di tempat cukup membayar Rp3000 saja. Tidak hanya limun, di kedai sekaligus rumah dan pabrik Limun juga menjual kacang. Tapi itu serunya minum limun, bahkan saking senangnya dengan Limun rasa Mocca, Mbak Kristin membelikanku satu botol Oriental untuk dibawa pulang.

Iya dibawa pulang, niat benar kan aku bawa botol minuman dari Pekalongan sampai ke Ciwandan. Habis untuk mendapatkan minuman Oriental ini susah, jarang ditemukan, alhasil pas nemu bawa satu ke rumah.

Terus bahagia sekali, kapan lagi mengenang masa kecil?

Bisa dikatakan mengunjungi Pabrik Limun Oriental seperti mendapatkan durian runtuh, dapat jalan-jalannya dapat juga informasinya.

Nah buat teman-teman yang lagi butuh piknik dan ingin mengenang masa kecil maka tidak ada salahnya mengunjungi Pabrik Limun Oriental di Pekalongan.

Mencoba minum Limun sambil bersantai!

Karena kenangan manis itu tak lekang oleh waktu 🙂

 

Jam Buka Pabrik Limun Pekalongam

Sabtu-Kamis: Jam 09.00-16:00

Jumat tutup

Alamat Pabrik Limun Pekalongan

Jl. Rajawali Timur No. 10

Panjang Wetan

Pekalongan Jawa Tengah

Hayoo kapan terakhir kali kamu minum Limun?

Ada yang tidak tahu Limun?

Salam

Winny

 

Published by Winny Marlina

Indonesian, Travel Blogger and Engineer

41 thoughts on “Mengenang Masa kecil di Pabrik Limun Oriental

  1. Mbak itu botolnya boleh dibawa kan? Haha. Aku suka desainnya bagus. Masa minum di tempat cuma 3reboon? Enaklah..
    Aku sendiri agak lupa ingat pernah tergila-gila sama limun ga pas masih sd apa engga, entahlah ingatanku suram hehe.

  2. Ini minuman kesukaanku waktu SD. Biasanya beli pas selesai olahraga teres dipakein es, Seger banget. Dulu masih murah banget, harganya sekitaran Rp. 1500 an kalau nggak salah. Tapi entah merek apa aku lupa. Sekarang memang susah nyari limun.

  3. HAH kak Winny orang Batak? *oot boru apa kak? Baru tau aku hehehe~

    Aku ga pernah minum minuman bersoda ala lokal. Cap Badak, Cap Oriental, Cap Tikus pun~ gak kebayang baunya dan rasanya sih. Kalo baca tulisan kakak, segitu enaknya ya sampe mau mengulang masa kecil 🙂

  4. udah lama banget gak dengar kata “limun” kalau dilihat limun oriental ini semacam limun kekinian yang mengalami transformasi dari packaging jaman doeloe.. dengan varian rasa yang banyak. Kalau dulu aku taunya limun itu yang rasanya kayak roat beer itu lho.

  5. Waaak ngiler ini, sebagai anak generasi 90-an aku merasa gagal karena belum pernah minum limun 😢
    Sudah dicatat namanya kak, segera kalau ada kesempatan ke Pekalongan akan saya hampiri 😁

  6. Coba ya yang di Siantar bikin juga kayak gini, tur ke pabrik minuman Badak. Pengin juga jadinya

  7. woww .. limun … gilee … sudah bertahun tahun tidak pernah denger kata limun apalagi lihat produknya lagi.
    nostalgia banget … bener2 jadi pengen minum limun lagi .. jadi anak kecil lagi .. hehe

  8. Pingback: Limun Oriental, Limun Legendaris Lima Generasi – Discover Pekalongan

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.