Menuju ke Yazd, Iran


Never give up. Today is hard, tomorrow will be worse, but the day after tomorrow will be sunshine
By Jack Ma

old-city-yazd
Iran

Hello World
Iran, September 2016
Jam 7 pagi aku sudah sampai di kota tujuanku, Yazd. Keluar dari bus kelihatan jelas muka celingak celingukku yang tidak tahu tujuan dan arah. Seorang lelaki Iran yang curi-curi pandang beberapa kali kepadaku tertangkap mataku, dia ingin berbicara kepadaku hanya saja dia lebih memilih senyam senyum. Keluar dari bus  akupun mengambil tas merahku dengan berat sekitar 7 kg, lalu si Paman Khasan menanyakan tujuanku dan aku pun menanyakan bagaimana cara termurah ke Kota Yazd. Paman Khasan menyarankan naik bus kemudian aku sih mengiyakan saja maklum sebagai seorang diri di tempat baru, hal pertama yang dilakukan adalah pergi ke Kota. Sebelum memutuskan mencari bus, ternyata pria yang melirikku di bus melambaikan tangannya kepadaku. Karena aku tidak merasa, akhirnya si cowok cakep itu mendatangi aku dan si Paman. Jadi si cowok yang melirikku di bus itu menawarkan naik mobil jemputannya ke Kota bahkan dia menawarkanku ke rumahnya. Namun karena dia tidak Bahasa Inggris akhirnya dia dan si Paman Khasan berbicara Bahasa Persia sementara aku diam karena tidak mengerti. Kemudian si pria Iran itu menawarkanku tumpangan ke Kota bersama si Paman Khasan. Terus aku ikut aja namanya gratisan!

yadz

Nah melalui Paman Khasan, si pria Iran itu menawarkan ke rumahnya namun karena orang tuanya tidak di rumah akhirnya si Paman Khasan menawarkan ke rumah temannya saja karena ada istrinya. Akhirnya aku ikut Paman Khasan dengan pertimbangan si Paman bisa Bahasa Inggris dan kedua, karena faktor usia seperti usia orang tua dan ketiga si paman ini baik.
“It’s better you are going with me instead of going with him, his family are not at home”, begitu kata si Paman. Yasudah aku sih ngikut-ngikut saja!
Sesampai di tengah kota, kami berpisah dengan pria Iran yang memberikan tumpangan. Aku dan Paman Khasan berjalan sekitar 5 km jam 8 pagi dengan cuaca panas Iran. Percayalah berjalan kaki salama 5 km dengan berat tas 7 kg cukup mengurus tenaga. Entah apa yang ada di kepalaku yang pasti “berjalana di Yazd di pagi hari seakan berjalan jam 12 siang, panas!”. Aku membathin sampai kapan ini berjalan, apa yang aku lakukan dan apa yang aku cari”. Untungnya ada kalanya kami singgah untuk istirahat walau mengambil nafas sebentar.
Selang 1 jam kemudian, teman di Bapak Khasan bernama Mohammad Pahlevi menjemput kami. Disini Paman Khasan langsung mencium si Paman Pahlevi yang sempat membuatku agak shock, tapi itulah tanda persahabatan karena mereka tidak berjumpa 15 tahun lamanya!! Hebat ya tidak pernah berjumpa pas ditelepon langsung datang jemput loh, itulah namanya persahabatan walau tak bersua tapi ikatannya kuat.
Yang lucu ketika keduanya berkata “ you are with two Mohammad”, karena memang keduanya bernama Mohammad. Lalu dari tempat kami berjalan kami diantar ke rumah si Paman Pahlevi.
Sesampai di rumah Paman Pahlevi, istri si Paman menjamu kami. Iya orang Iran ini sangat ramah dan baik sekali terhadap tamu. Entah kenapa aku sangat beruntung selama travelling di Iran bertemu dengan orang yang baik semua. Bahkan aku dianggap seperti keluarga.

old-town-yazd-iran
Bayangkan aku sendirian ke Yazd kemudian asal ngikut dengan orang asing kemudian aku mendapatkan keluarga baru dan dikasih makan lagi, rasanya pengen mehek dan terharu!! Sebut saja beruntung, tapi disitu sebenarnya nikmat jalan-jalan sendiri itu, menyasarkan diri dan berkenalan dengan orang Lokal dan melihat budayanya.
Rumah Paman Pahlevi cukup besar dan kalau aku bilang sih bukan rumah seperti di Indonesia tapi lebih kepada apartemen karena di Iran jarang aku melihat rumah benaran rumah. Di dalam rumah ada Karpet khas Persia!
Si ibu lalu menyediakan teh dengan gula kotak ala Iran dan kemudian memberikanku manisan dan makanan. Sementara kedua Paman Mohammad pergi untuk bertemu dengan teman lama mereka dan aku disuruh istirahat dan mandi dan akan berangkat jam 11 demi melihat wisata Yazd sementara jam masih menunjukkan jam 9.

yadz-iran

Bersama Ibu Pahlevi lah kami berdua makan bersama dengan roti dan keju. Walau si Ibu baru mengenalku dan tidak bisa Bahasa Inggris tapi beliau memperlakukanku baik sekali bahkan kami berdua makan bersama.
Setelah makan aku pun mandi dan ternyata di Iran tempat mandi dan toilet itu dipisah. Jadi di toilet itu toilet duduk dan selalu ada sandal di dalam toilet sementara di dalam kamar mandi hanya untuk mandi tok. Setelah mandi aku pun duduk di ruang tamu dan si Ibu memberikanku buah. Yah buah itu wajib bagi orang Iran untuk diberikan kepada tamu. Dan yang unik di Iran, semangka itu cukup mudah ditemukan dan aku paling suka dengan jamuan Iran dengan buah-buahannya yang super segar!
Selesai makan buah, aku dan Ibu Pahlevi menonton, tontonan kami film Korea tapi pake bahasa Persia. Aku dan si Ibu Komunikasi hanya dengan basahasa isyarat namun aku tahu kebaikknya tulus dari hati.
Jadi hari pertamaku di Yadz, Iran baru dimulai….

Salam

Winny

Published by Winny Marlina

Indonesian, Travel Blogger and Engineer

32 thoughts on “Menuju ke Yazd, Iran

  1. Huahaha, film Korea pake bahasa Persia 😂.

    Paman Khazan baik banget ya Win. Dan benar tuh kan ga kenal sama orang asing itu, ga bisa komunikasi pula, hmm

  2. Kamu berani banget win. Entah kenapa ya saya curiga sama lelaki yg mencuri2 pandang itu, apalagi dia mengajak kamu ke rumahnya sedng keluarganya tidak ada. Hmm… kalau kayak gitu mesti hati2 juga

  3. Jalan 5 km dengan beban 7 kg? Amboi, sungguh dirimu hebat win. Tak kasih jempol empat. Btw, si ibu baik ya.. Memang begitulah kalo kita bergaul baik dengan orang setempat. Insha Alloh dapat teman yang baik juga. Untung kamu nggak ngikut si cowok mencurigakan itu.

  4. Kak wiiin, aku banyak ketinggalan cerita kakak yg di Iran. Wah jalan 5km dgn berat tas 7kg, salut kak win! Senang ya Kak kalau ketemu orang2 baik. Tapi setuju sama beberapa comment di atas, kalo ada yg mencurigakan kayak si cowok itu perlu hati2 juga.

  5. Aku baca ini serem serem gimana gitu. Duh Winny beranian mau aja ngikut sama orang asing. Kalau sama paman Khasan okelah. Tapi kalau sama cowok yang udah senyum-senyum sejak di bus itu serem juga bacanya hahahaha.

    Dan memang ya, mereka ramah dan terbuka banget dengan orang asing 🙂

      1. Iyalaaaah, sereman India. Jangankan cewek, aku yang cowok aja kadang ketar ketir.

        Eh tapi kalau dipikir-pikir, pas udah di sananya sih aku nekad-nekad aja. Dan akhirnya aman-aman aja. Main ke rumah orang yang baru dikenal, nginep, pergi makan bareng, kenalan di kereta dan lain-lain. Akhirnya tergantung kitanya juga sih 🙂

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: