“Don’t be embarrassed by who you are.
They’re going to judge you no matter what you do.”
By Unknown

Hello World
Iran, September 2016
Rincian perjalanan hari pertama di Iran
17:00-18:00 aku dan Mbak Ninik mencari National jewelry Museum namun kami malah nyasar hingga berjalan kaki 5 km.
18:00-19:00 Sholat di Masjid dekat Imam Khomeini Metro station
20:00-22:00 Di Jemput Erp naik mobilnya kemudian kami ke Bagh (Iran Tourism office) kemudian aku sempat dibawa ke Tabiat Bridge kemudian diantar ke Terminal bus West
22:00 Perjalanan bus malam ke Yazd sendirian dengan harga bus VIP 400,000 Rial. Disini Erp memberiku kartu debitnya berisi uang dan kartu telepon serta menitipkanku kepada si Paman Khasan untuk menuntun nomor bus dan bangku karena di tiket pake Aksara Arab Botak alias Aksara Persia yang cukup jauh berbeda.

Aku dan Mbak Ninik berjalan sudah 5 km dari Grand Bazaar mencari National Jewelry Museum Iran di Tehran. Sudah beberapa orang kami tanya arah namun keringat yang sudah mulai bercucur menandakan lamanya perjalanan kami ditambah tas yang kami pikul, paling tidak aku memilkul tas seberat 7 kg sementara Mbak Ninik 9 kg. Bahkan Stasiun Imam Khomeini sudah kami lewati hingga ditengah jalan kami melihat turis asal Tirai Bambu yang memotong antrian kami di Bandara saat menukar uang Dollar ke Rial. Bahagia mereka cukup sederhana yaitu dengan memphoto toko buku Iran. Sementara kami masih mencari lokasi National Jewelry Museum Iran dengan mengandalkan peta offline Iran. Walau berjalan lumayan melelahkan namun pemandangan Kota TEHRAN cukup apik apalagi di Tengah kota kami bisa melihat jelas dari kejauhan keindahan Gunung Alborz Tehran ditambah sepanjang perjalanan kami melihat berbagai kegiatan masyarakat lokal.
Paling tidak kami sepanjang perjalanan nyasar, kami sudah melewati dua Kedutaan yaitu German dan Turki. Pantas saja banyak orang German yang travelling ke Iran karena kedutaannya besar di Tehran dalam hatiku.
Akhirnya aku dan Mbak Ninik menyerah setelah kelelahan dan balik arah karena tidak menemukan lokasi National Jewelry Museum tapi yang pasti saat di Bank Iran kami melihat banyak sekali turis dan katanya sih lokasinya disekitar situ. Namun kami sudah kelewatan jauh dari tempat turis itu akhirnya kami kembali ke stasiun terdekat yaitu Stasiun Imam Khomeini yang kalau jalan kaki lumayan jauh juga.
Di depan Stasiun Imam Khomeini, kami memutuskan untuk istirahat sambil menunggu Erp, teman Cs Tehran yang hendak membantu kami membeli tiket ke Yadz. Karena dia sedang bekerja akhirnya kami menunggu dia bertemu setelah pulang kerja. Berita buruknya adalah tidak ada tiket kereta lagi ke Yadz dari Tehran yang ada hanya bus. Sementara Mbak Ninik masih ragu apakah melanjutkan ke Yadz dengan bus atau tidak yang pada akhirnya dia memilih tinggal sehari lagi di Tehran dan aku sendirian ke Yadz dengan bus kemudian kami berjanji bertemu di Esfahan dua hari berikutnya.

Sewaktu menunggu Erp, aku dan Mbak Ninik sempat minum Chai yang di Iran itu ternyata hanya “Teh tok”, berbeda dengan Chai di India yang merupakan Teh Susu. Maklum saat di India aku sangat suka “Chai” jadi pas tahu hanya teh manis tok itu agak kecewa.
Pengalaman menarik saat menunggu Erp ketika ada orang Iran setengah baya merupakan buruh kasar semacam abang-abang pekerja aku berikan Indomie karena kelihatan capek sekali. Biasanya sih aku bawa cokelat namun kali ini aku bawa indomie kemudian beliau berkata “Merci” saat aku memberikan indomie. Yah dalam Bahasa Iran “Merci” itu artinya terimakasih. Kemudian beliau hendak makan langsung namun aku kasih tunjuk saja petunjuk dibalik kemasan yang kemudian dia mengerti dengan bahasa isyarat karena beliau tidak mengerti Bahasa Inggris. Hal sederhana yang dilakukan diperjalanan kadang menyenangkan loh yah misalnya dengan berbagi makanan orang lokal.
Sebelumnya Erp menyuruh kami ke stasiun Ekbatan dekat rumahnya namun karena di peta mengatakan bahwa stasiun bus itu di Beihaghi bus terminal (Terminal-e-beihaghi) akhirnya kami hanya menunggu dia di stasiun Imam Khoimein. Ternyata terminal bus di Iran itu banyak dan khusus Beihaghi bus terminal melayani ke Mashhad, Esfahan, Rasht, Shiraz, Tabriz dan Yazd. Ternyata ada 3 lagi terminal bus di Tehran yaitu Western bus terminal (Terminal-e-gharb), The Eastern bus terminal (Terminal-e-shargh) dan The Southern bus terminal (Terminal-e-jonoob).
Sewaktu menunggu Erp Mbak Ninik sempat membeli jus Buah Delima tanpa gula eeh aku dibelikan juga hingga akhirnya aku sholat Magrib di dekat Masjid dekat stasiun metro Imam Khomeini. Di Tehran memang ada beberapa pilihan transportasi umum buat warga Teheran mulai dari bus, metro atau subway hingga taksi dan jika tidak dengan transportasi umum maka menggunakan mobil dan motor. Yang menarik di metro/subway dan bus di Tehran itu memisahkan laki-laki dan perempuan.
Setelah sholat magrib, giliran mbak Ninik yang ke toilet dan aku duduk manis sambil minum jus Delima di depan Masjid. Eeh si Erp datang dan megenaliku padahal aku pakai jilbab. Itu merupakan pertemuan pertama kami. Memang sih jauh sebelum ke Iran aku dan Erp sering whatsappan eh siapa sangka pas jumpa dia tahu dimana lokasinya padahal hanya bilang sholat dekat masjid stasiun.

Pas ketemu Erp ternyata orangnya baik dan murah senyum terus cakep lagi, bener-bener Prince Of Persia deh 😀
Setelah aku dan Erp bicara sekitar 5 menit kemudian Mbak Ninik kembali namun akhirnya Mbak Ninik todak jadi ke Yadz akhirnya aku dan Mbak Ninik berpisah sementara si Erp hendak menemani membeli tiket bus ke Yadz dan sebelumnya dia sudah membooking tiket busku ke Yadz jam 10 malam.
Sebelum ke terminal west, Erp membawaku ke Sardar-e Bagh-e Melli, tempat yang dia sarankan kami kunjungi namun karena tidak menemukan di peta dan tidak tahu akhirnya aku dan Mbak Ninik tidak mengunjungi Sardar-e Bagh-e Melli. Ternyata Sardar-e Bagh-e Melli ibarat oaese di Tehran, tempatnya cakep dan menyesal datangnya malam tapi Alhamdulillah dah bisa melihatnya. Si Erp tahu banget kalau aku tidak ke Shiraz namun bisa melihat replika yang mirip di Shiraz di Sardar-e Bagh-e Melli Tehran.
Setelah puas dia menanyakan kemana tempat yang hendak aku ingin kunjungi di Tehran. Aku langsung mengatakan “Tabiat Bridge” dan diapun membaku kesana dengan mobilnya. Oh ya di Iran, pengemudi mobil letaknya di sebelah kiri. Kadang aku suka salah masuk ke kiri hahah maklum di Indonesia kan di sebalah kanan jadi di Iran mirip dengan Kamboja untuk tempat mengemudi di sebelah kiri.

Dari Sardar-e Bagh-e Melli kami menuju ke Tabiat Bridge, yang semacam tempat nongkrong di Tehran. Sesampai di Tabiat Bridge, Erp memarkirkan mobilnya lalu kami berjalan menuju ke Tabiat Bridge. Tempatnya bagus dan romantis, banyak café dan pemuda pemudi Iran. Terus dari Tabiat Bridge bisa memandang lalu lintas IRAN. Si Erp bahkan sangat antusias menunjukkan kalau Tehran itu macet dan anehnya aku tidak terkejut maklum sebagai orang yang sudah melihat kemacetan Jakarta jadi melihat kemacetan Tehran semacam sebelas dua belas.
Yang lucu karena kami berdua di Tabiat Bridge eh dikira pasangan hahahha
Duh gimana gitu!!
Untung sih bertemu Erp karena kalau bukan karena dia aku mungkin tidak bisa ke Tabiat Bridge, karena lokasinya yang cukup lumayan jauh dari Kota Tehran. Mungkin bisa dengan taxi namun sayang kantong!!

Keunikan lain dari Tabiat Bridge itu dari struktur bangunnya cakep sekali. Tidak heran banyak Insinyur di Iran karena mereka bisa membuat bangunan seindah itu.
Aku sendiri cukup beruntung walau tidak dengan kekasih melihat tempat romantic paling tidak bertemu lah ya cowok cakep yang boleh masuk dalam kategori Prince of Persia!
Lokasi Tabiat Bridge
Modares Hwy
Tehran Iran
Salam
Winny
wah itu pemadangan dari jembatan nya?? keren banget pemandangan nyaa.. 😆
iya kece ya tapi itu macet
Win, ini memang hanya foto atau ada ceritanya menyusul? Bagus ya ini jembatan warnanya ungu. Tapi macetnya nampak sama kayak Jakarta
ada ceritanya kak denald 🙂
Ga ada Win, cuman foto aja. Ga ada ceritanya.
kacau jaringanku kak padahal tadi dah buat ceritanya hiks
ohhh jadi ini si Prince of Persia ituuu
ihik ihik
haha banyak dit 😀 semua rata2 prince of persia
ganteng winnnn.. *salah fokus*
orang disana emang ganteng-ganteng kak
Hahaha, warna-warni bgt ceritanya ya Win di Tehran 😄.
kayak permen heheh 😀
romantiiis ^_^
banget
Asyik juga lokasinya, romantis abis ahhahahaha
cocok buat pasangan ahhaha
Cocok win ama si prince itu hihi
sayang kak jauhhhh 😀
Bahas chai jadi inget Turki. Di sana istilahnya sama dan memang bener-bener teh doang. Tinggal dikasihin sugar cube. Dan aku sukaaaaa. Kurang suka teh susu soalnya, Win😀.
yang di india enak kak.. di iran dikasih sugar cube juga tp di turki gelasnya seksi 😀
Iyap.. gelasnya berlekuk pinggang gitu. Cakep. Hehehe😀. Aku cuma sempet beli cangkir mini buat ngopinya doang.
aku pengen beli gelasnya aku bilang temanku itu gelas sexy hahah tp gk bs karena dari kaca
Susah bawanya ya kan? 😀
jembatannya cakeep bgt itu,tp macetnya..hehe..
iya kak aku juga suka jembatannya
Cie cie Winny dan Erp 💖
Wih.. Baru tau kalo bahasa sananya terima kasih itu merci juga. Sama kaya Bahasa Perancis ya?
Terus, itu semua kendaraan umum di Iran misahin cewe dan cowo? Kalo di sini kan cewe dan campur. Hehe.
hey jangan begitu nanti ada yang baper :D, kalau kendaraan umum sih iya misahin
Hahahaha yang mana yang baper nih? :3
مرسی
Bang Erp gak dibawa pulang? Nemu aja orang baek kaya gitu 😍
bawain kak haha
e cie cieee…. Prince of Persia nya cakep bener, ada kelanjutan ceritanya gak nih setelah balik ke indonesia? *kepo mode on*
sayangnya nggak adhya 😀
pake CS memang ngebantu banget yaa kak win.
waah itu si erp di gebet aja kak. hahaha
emang sambel di gebet hahah ah u ada2 aja 😀
Cantiikk 😍😍😍
makasih 🙂
mba winny ceritanya seru….cakep disana ya dan yang terakhir foto prince of persia bikin senyum2…menunggu episode berikutnya
siap kak 🙂
Ganteng Win…hihihi..ketemua aja yang cakep-cakep..maap ini salah fokus..tapi aman ya di Iran buat solo traveler perempuan?
aman banget kak
lah baru aja komen yang postingan satunya prince of persia malah disini winny foto sama prince of persia wkwkwkkw
iya kak hahha
Jembatannya cantik, ini ngambilnya darimana? naik ke bukit atau gedung?
dari jembatannya 😀
Si prince of Persia kalo masih single, dijajaki lah, Win *OOT
aku sih single kak tp gk avaiable 😀
jembatannya pake warna romantis 🙂
asyik sekali membaca baca tulisan rangkaian perjalananmu ke Iran. Jadi mupeeeeeeng!
wih penasaran ama jus delima
ternyata seindah itu ya, wow
yang terbayang dengan kata Iran adalah war, war, war, ternyata..so beautiful
Asli ngakak baca “Bahagia mereka (si pemotong antrian) cukup sederhana yaitu memphoto toko buku Iran “, keliatan banget cari sela sela market buat jualan.
Wuih, udah ke Iran ya dek… mantap banget, dari kemarin pengen ke sana karena banyak teman Iran, tapi nggak jadi-jadi…
lumayan seru kak orangnya ramah ramah