Napak Tilas STOVIA dan Boedi Oetomo di Museum Kebangkitan Nasional


Museum Kebangkitan Nasional is a history museum that present the information and the collection of historical objects realting to the history of national revival. The museum occupies cultural heritage buildings education place of School Tot Oplediding Van Inlandsche Artsen (STOVIA) or medical school for indigeneous that is built in 1899. Museum Kebangkitan Naional presents information about the history of national revival and history of medical. The storyline of national revival history exhibition was begun from the Dutch period, the history of education and organizations during the national revival period. The medical history as begun from traditional treatment period until modern treatment period. Museum Kebangkitan Naional presents information through showroom that is arranged thematically, including ethical politic room, kartini school modeling room, STOVIA’s classroom, national movement room, lecture’s room, STOVIA’s historical room, Boedi Oetomo Memorial Room, STOVIA dormitory room and laboratory. On December 1907, Doctor Wahidin Soedirohoesodo took a speech about Studie Founds (scholarship) in front of STOVIA student. On May 20, 1908, STOVIA students declared the establishment of first modern organization Boedi Oetomo. On March7, 1915 STOVIA students founded the first youth organization Tri Koro Darmo. On April 6,1973, the STOVIA building was restored by Government of DKI Jakarta.

(By Museum  Kebangkitan Nasional)

Gedung STOVIA
Gedung STOVIA

Hello World

Jakarta, 6 Oktober 2015

Jalan-jalan ke Musuem Kebangkitan Nasional serasa ikut mengecap pendidikan di STOVIA, paling tidak jika ingat STOVIA sangat berhubungan dengan Boedi Oetomo. Yah aku memang penyuka klasik meski jalan-jalan sendirian ke Museum dan dikira aneh aku tidak perduli malah aku sangat antusias ketika STOVIA yang dulu aku baca di buku sekolah kini aku bisa langsung sekolah yang masih kokoh hingga sekarang dan lokasinya di Jakarta tepatnya di dekat RS Gatot Subroto Jakarta, tak jauh dari Atrium Senen. Aku tahu lokasi museum kebangkitan Nasional dari satpam penjaga museum Sumpah pemuda yang menyarankan ke Musuem Kebangkitan Nasional karena koleksinya lebih lengkap dan siapa sangka aku menginjakkan kaki yang awalnya diperuntukkan sebagai gedung sekolah dan asrama  Tot Oplediding Van Inlandsche Artsen (STOVIA) tahun 1899 dengan luas tanah 15,742 m2.

Amazing!!

Dulu aku pernah lewat ke Musuem Kebangkitan Nasional tapi aku tidak tahu kalau itu adalah museum sampai ada niat untuk mengunjunginya tapi aku selalu terpukau dengan design banguannya yang jadul tapi Barat banget. Museum Kebangkitan Nasional merupakan museum sejarah yang memiliki banyak koleksi foto maupun benda-benda yang erat kaitannya dengan pergerakan nasional bangsa Indonesia. Museum menempati bangunan cagar budaya tempat pendidikan STOVIA atau Sekolah Dokter Bumi Putera yang menjadi tempat berkumpulnya pemuda cerdas dari berbagai daerah. Gedung Stovia menjadi tempat lahir dan berkembangnya nasionalisme, puncaknya pada tanggal 20 Mei 1908, pelajar Stovia dibawah pimpinan Soetomo mendirikan organisasi Boedi Oetomo sebagai wadah perjuangan untuk mewujudkan masyarakat sejahtera. Tanggal 5 juli 1920 Gedung Stovia hanya dijadikan asrama krena aktifitas pendidikan pindah ke gedung baru yang lebih modern yaitu Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (rumah sakit Cipto Mangunkusumo). Tahun 1926 semua aktifitas pelajar STOVIA dimanfaatkan untuk tempat pendidikan sekolah Asisten Apoteker, Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) singkatan sekolah menengah pertama, dan Algeeene Middelbare School (AMS) setingkat sekolah menengah atas. Tahun 1942 Gedung Stovia menjadi penampungan tawanan perang tentara Belanda (Koninklijke Nederlandse Indische Landmacht). Setelah kemerdekaan tawanan perang tersebut tidak ada yang mengurus, mereka tetap tinggal di gedung tersebut.

Jujur saja sewaktu aku mengunjungi  Musuem Kebangkitan Nasional aku agak merinding apalagi pas melihat bekas asrama pelajar STOVIA dulu/dormitory nya. Seram padahal jam masih jam 2 siang mungkin karena orang yang mengunjungi sepi terus bangunnya luas. Tapi untuk ruang pamer alat-alat kedokterannya sangat menarik mulai dari gilingan jamu, tempat penyimpanan tes darah, alat operasi amandel hingga alat pemecah kepala. Koleksi alat medisnya seakan belajar kedokteran lengkap dengan sejarahnya bahkan ruang dosen Stovia juga ada sampai ruang peragaan sekolah kartini dan ruang kelas terbuka. Untuk ruang memorial Boedi Utomoe ditutup dan beneran dah entah karena merasa sendiri atau emang aku takut tapi tempatnya horror. Aku bahkan kaget waktu melihat ruang pamer dimana dosen Stovia dan pribumi melakukan bedah persis di ruangan anatara asrama pelajar STOVIA dan ruang memorial Boedi Utomoe. Aku emang penakut ya tapi sukanya malah ke museum yang identik dengan masa lalu. Diluar itu sebenarnya aku senang saja karena harga karcis masuk Musuem Kebangkitan Nasional cuma Rp2000 eh malah dapat buku tentang sejarah Musuem Kebangkitan Nasional serta pulpen yang lebih mahal daripada harga tiketnya.  Hanya saja mungkin lain kali aku harus pergi bareng teman kali ya 😀

Ruang Buka STOVIA
Ruang Buka STOVIA

Diluar perasaan horror yang aku rasa, aku begitu kagum dengan bangunan STOVIA beserta sejarah Boedi Oetomo di Musuem Kebangkitan Nasional, seakan kembali ke masa itu, mungkin menjadi salah satu murid pribumi yang mengecap ilmu kedokterannya!

Siapa yang sudah ke Musuem Kebangkitan Nasional? Merasa horror gak sih?

Harga Tiket masuk Museum Kebangkitan Nasional

Dewasa: Rp2000

Anak-anak: Rp1000

Tourist: Rp10.000

 Jam Buka Museum Kebangkitan Nasional

Selasa-Sabtu: 08.00-16.00

Senin dan hari besar: Tutup

Alamat Museum Kebangkitan Nasional

Jl. Abdul Rahman Saleh No.26

Jakarta

 

Salam

Winny

Advertisement

Published by Winny Marlina

Indonesian, Travel Blogger and Engineer

15 thoughts on “Napak Tilas STOVIA dan Boedi Oetomo di Museum Kebangkitan Nasional

  1. Yang liat fotonya aja mrinding.apa lagi itu kamar kamar ada tempat tidurnya keliatan gimana gt..bayangin kalau jam 2 malam ya ;@ hihuu

  2. Kayaknya seru ya Win kalau semua gedung pendidikan bentuknya seperti itu :haha. Eh tapi dirimu nggak ngajak-ngajak saya dan Mbak Dita deh… :huhu. Lain kali kalau mau ke museum ajakin kita juga dong :hehe. Eh jendela krepyaknya bagus, saya suka bangunan ini soalnya jalannya semacam mengitari jadinya bisa puas kalau lewat depannya (meski saya belum pernah masuk :haha).

  3. Rp2000 tiket masuknya? Murah yaaa mbak hehehe
    Berarti Jakarta banyak tempat kayak gini ya? Di buku Sejarah pas SD tuh sering banget dibahas. Masih banyak sisa-sisanya berarti ya Mbak Win? Hehe

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: