“Do not ask me how could i arrive in Bantul, a town and the capital city of Bantul Regency, Yogyakarta, Indonesia because i made it with my small step. I let my self lost in ocean of joyfull life”

Hello World, Hello Universe!
Perjalanan keduaku ke Yogyakarta telah mengantarkanku ke wisata Goa Payaman, hanya dengan ajakan Yuli, wanita yang aku kenal di rumah Marteen yang mengajakku ke kampungnya di Bantul, Yogyakarta. Dengan bermodalkan sebuah sepeda motor, aku harus mengalami yang namanya bonceng tiga (1 motor dengan 3 orang dewasa = jangan ditiru ya!).. Suatu peristiwa yang luar biasa yang mengantarkanku ke puncak kegilaan akan backpacker ala ngebolang! Satu lagi pengalaman gila perjalananku bertambah. Walau gara-gara si Aya, Backpacker Indonesia yang mendepakku dari tripnya hanya karena merasa saingan denganku!
Cih, thanks for cruel on me bc i got new amazing experience in Yogya!
Yah… aku menemukan yang namanya sensasi perjalanan yang membawaku ke negeri entah berantah, salah satu nya ke kampung yang suasananya aku rindukan! Yaitu ke Bantul!!
Mbak Yuli dengan semangat menceritakan di kampungnya terdapat wisata Goa Payaman yang pemandangan diatasnya rancak sangat!
Tapi jangan salah, untuk menuju ke Goa Payaman kami harus melewati perbukian yang terjal. Sebelum ke Goa terdapat sebuah jembatan Belanda yang dicat biru yang dibawahnya mengalir sungai dan sebuah batu raksasa. Aku sempat mengabadikan photo di jembatan Belanda yang ada di wisata Bantul ini.
Untuk lokasi Goa Payaman Bantul berada di Kepuhan RT.11, Argorejo, Sedayu, Bantul,Yogyakarta sekitar 14 Km dari kota Yogyakarta. Lurus saja dari jalan Raya Yogya wates km 12 tepatnya diperempatan sedayu kearah selatan kurang lebih 1,5 km melalui jalan sedayu gesikan.

Kamu tahu?
Ternyata Goa Payaman merupakan goa alam yang berjumlah 2 goa, yang bernama Goa Payaman Lanang dan Goa Payaman Wadon. Menurut cerita dari sesepuh/juru kunci (Bp. Sastro Jumadiono) Goa ini pernah sebagai tempat persembunyian dan tempat tinggal sampai wafatnya Prabu Kerta Bumi atau Browijoyo V dengan putranya yang bernama Raden Panekti beserta cantriknya. Hal ini dikuatkan dengan adanya makam disekitar goa tersebut yakni yang berada didekat goa payaman wadon. Dan makam tersebut diyakini sebagai makam dari Browijoyo V dan putranya serta 3 orang cantriknya. Goa ini pada masa perang Diponegoro, pernah sebagai tempat persembunyian Pangeran Diponegoro saat kediamannya di Tegalrejo diserang oleh para tentara Belanda. Goa Lanang merupakan tempat pertapaan bagi Browijoyo V dan juga Raden Bekel Prawiro Purbo sedangkan goa payaman Wadon sebagai tempat beristirahat Browijoyo V (sumber dari situs Goa Payaman)

Sesampai di Lokasi Goa dengan menelusuri jalan yang masih alami, aku menemukan wisata Goa Payaman yang ukurannya kecil sekali untuk Goa! Singkat sekali menelusurinya yang akhirnya kami ke atas bukit untuk melihat rumah penduduk. Tempat wisata Goa juga merupakan sering dijadikan tempat berkemah loh!
Yang paling menarik di Desa Sedayu Bantul ialah rumah penduduk yang terbuat dari bambu yang mengingatkanku akan kampung halamanku, Padangsidempuan!
Tapi tak apalah, Desa kecil Sedayu telah mengobati akan rinduku akan alam asri tanpa polusi dan nyaman yang menambah kisah dalam perjalananku!
Anniversary, 26th Desember 2013
winnyradc.wordpress.com,
-Salam-
Weeny Traveller