Taman Sari (Taman Sari Water Castle) is a site of a former royal garden of the Sultanate of Yogyakarta. Taman Sari located about 2 km south within the grounds of the Kraton, Yogyakarta, Indonesia which built in mid 18th century. The fuction of Taman Sari such as a resting area, a workshop, a meditation area, a defense area, and a hiding place. Taman Sari and the Yogyakarta Palace Complex including Taman Sari are listed as a tentative Word Heritage Site”

Hello World, Hello Universe!
Pengalaman jalan-jalan ke Yogyakarta untuk kedua kalinya sangat berarti bagiku khususnya setelah kejadian yang tidak menyenangkan dengan si Aya, Backpaker Indonesia. Gara-gara dizalimi si anak ini, alhamdulillah banget aku malah mendapatkan pengalaman berharga salah satunya mengelilingi Situs Cagar Budaya Taman Sari secara free alias gratis.

Ditemani oleh Hostku Marteen dan temanku dari China Miss Wang alias Dini, kami berjalan kaki ke Taman Sari yang dekat dengan Keraton Yogyakarta, wisata andalan Jogja melalui pasar tradisional.
Kami menaiki dan mngunjungi bangunan reruntuhan yang konon merupakan istana air. Aku terpukau melihat istana air yang berupa puing-puing sisa bangunan, mirip seperti saat aku di Melaca dan aku memang mangagumi peninggalan setiap Situs Budaya begitu juga puing Istana Air yang masih satu kompleks dengan Taman Sari Yogyakarta. Meski dibiarkan begitu saja, tapi nilai sejarahnya tergambar dalam bangunan.
Aku suka sekali duduk di atas puing istana karena udaranya segar dan dapat melihat kota Yogyakarta dari atas. Ternyata istana Yogya merupakan tempat favorite Marteen, dan dia tak salah karena aku dan Dini juga menyukai tempat ini.

Sewaktu kita berjalan ke komplek wisata Cagara Budaya Taman Sari, di pintu reruntuhan istana, kami melihat seorang kakek tua yang duduk lesu di pintu masuk dengan dua kaleng di tangannya. Kamipun menghampirinya…
Ternyata sang kakek ialah pedagang es keliling. Harga es yang dijual kakek murah saja, hanya Rp5000. Dan sebenarnya aku tidak boleh minum es karena amandelku tapi karena rasa iba ini terlalu tinggi akhirnya aku beli juga dan diikuti oleh si Marten! Tapi tak apalah, itulah manfaat travelling untuk membuka rezeki bagi orang lain 😉

Setelah dari puncak istana kita memasuki istana air. Istana air Yogyakarta memiliki pintu unik dengan design yang berupa pintu masjid. Masjid bawah tanah Yogyakarta! Konon pintu berbentuk masjid merupakan pintu gerbang menuju ke Pantai Selatan Nyi Roro Kidul dan katanya kadang tidak bisa diambil photonya dengan kamera, hanya orang yang beruntung yang bisa menggambarnya. Pertama kali aku ambil photo pitunya tidak bisa tapi photo kedua baru bisa. Biaya masuk ke istana air dengan suka rela.

Istana bawah tanah Yogyakarta diminati pengunjung untuk berphoto-photo dan ditengah istana terdapat sebuah tangga yang berbentuk segitiga yang menghubung antara lantai pertama dengan lantai kedua istana bawah tanah Yogyakarta.

Puas dengan istana bawah tanah, kamipun menuju Taman Sari yang memiliki kolam, tempat mandi sang permaisuri. Kami mengitari komplek Taman Sari dan jika masuk dari belakang tidak perlu membayar (jangan dititu ya). Kami menyebutnya pintu Doraemon dan tidak perlu membayar biaya masuk. Martenlah yang memebrikan jalan rahasia ke Taman Sari tanpa biaya!

Overall, jalan-jalan mengelilingi Taman Sari sangat menakjubkan bagiku, dan juga dua temanku Marten dan Dini Wang! Yogyakarta memang surganya pecinta budaya 🙂
Salam
-Weeny Traveller-
Saya pergi ke Taman Sari tidak jumpa kolam air nya 😦
di bagian bawah mas
pernah ke sini tp ngga sampe ke kolam nyaa,cuman sampe lorongnya aja mbaa,
kolamnya bening yaa airnya.
iya lumayan tp dasarnya yg jorok