“It isn’t what you have or who you are or where you are or what you are doing that makes you happy or unhappy. It is what you think about it.”
By Dale Carnegie

Hello World!
Merak, 19 Februari 2015
Walau agak sedikit telat tapi Happy Chinese New Year-Gong Xi Fa Chai 2015 buat teman-teman yang merakayannya! Liburan Imlek di tahun 2015 aku habiskan di Dermaga Merak yang berlokasi di Cilegon Banten karena kebetulan aku sedang site job sehingga aku berada di Ciwandan. Awalnya aku mengira kalau Pelabuhan Merak sama dengan Pelabuhan Ratu padahal jelas-jelas salah sehingga dengan pedenya aku mengajak si Daboo makan seafood di Merak dan berkata aku pernah mencoba kulineran seafood di Merak. Padahal seumur hidup baru pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Pelabuhan Merak.
Lokasi pelabuhan Ratu berada di Bayah sedangkan pelabuhan Merak berada di Cilegon dan pelabuhan Meraklah sebagai penyebarangan untuk menghubungkan pulau Jawa dengan Sumatera apalagi yang hendak ke Lampung pasti dari Pelabuhan Merak. Agak sedikit merasa bego karena salah membedakan kedua pelabuhan tersebut. Alhasil aku dan Daboo naik motor ke Dermaga Merak.

Jarak dari kota Cilegon ke Merak tidak terlalu jauh cuma 30 menit sepeda motor. Pantainya hampir tidak ada kalaupun ada hanyalah hotel dengan pasir yang sedikit. Cukup susah berburu kuliner seafood di Dermaga Merak bahkan kami melewati Pelabuhan Merak. Tapi karena mau jalan-jalan suka-suka sehingga menikmati waktu sambil melihat pemadangan. Pemandangan sekitar kebanyakan ialah kapal yang bersandar ditepi laut dengan pegunungan dan kelapa serta dermaga dimana bocah asyik bermain.
Kami juga sempat berdiri di karang dengan alunan ombak yang menderu. Tentu saja aku sempatkan berphoto dengan latar belakang perahu. Niat mencari seafood tetap tidak hilang sehingga tanpa sengaja kami menemukan warung yang menyediakan seafood yang tak jauh dari Dermaga Merak. Jika dari luar tidak kelihatan seperti warung seafood karena tempatnya tertutup serta dari kayu hanya palang tulisan ikan bakar dan cumi bakar yang membuatku merasa disitu pasti menjual makanan laut. Hingga akhirnya aku menyuruh berhenti untuk mencoba makanan lautnya. Untuk tempat makannya berada di lantai dua dengan gaya lesehan. Sayangnya cumi tidak ada hanya ada ikan dan udang saja. Udang dan ikan ditimbang lalu dimasak sesuai dengan selara. Kami mengeluarkan kocek Rp92500 untuk ikan bakar, udang 1/4 serta dua porsi nasi lengkap dengan teh tawar. Hal yang aku suka dari tempat kuliner seafood di Merak ialah pemandangan laut dari lantai dua. Sayangnya pemandangan disekitar Merak banyak yang jadi industri bahkan pasir diangkat untuk dijual.

Puas makan maka aku mengajak si Daboo ke Dermaga yang masuk dari gang karena dermaga Merak tempat anak kecil yang bermain dengan air. Rasa asin tidak mengurungkan niat mereka dengan berenang di laut. Seru juga ternyata mengisi libur dengan travelling tak terduga di Dermaga Merak dengan melihat kepolosan dari bocah yang saat berbicara dengan kata “ngeh”, logat khas Sunda Cilegon.
Saat berenang di Dermaga ada seorang bapak yang melemparkan koin untuk diambil oleh bocah yang berjumlah kurang lebih 13 orang. Dulunya si Bapak ialah pengambil koin yang sekarang berprofesi sebagai pengemudi kapal motor. Si bapak sempat menawarkan untuk menyeberang ke Pulau yang tak jauh dari Dermaga dengan biaya pulang pergi Rp40.000. Tapi karena kami cuma niat melihat tingkah laku anak kecil sehingga kami hanya menikmati moment di Dermaga saja.

Oh ya ketika si Bapak melempar koin ke bocah ternyata hanya satu anak yang berhasil mendapatkan uanh Rp200. Lucunya si Daboo mencoba hal yang sama dengan mengisi uang Rp2000 kedalam botol baru anak-anak berenang mengambilnya. Mereka senang sekali mungkin karena jarang orang asing datang dan bermain dengan mereka kali ya! aku juga sempat mecoba tapi yang dapat adalah anak yang sama sehingga terakhir sebelum kami meninggalkan Dermaga kami membelikan mereka minuman karena kasihan melihatnya kehausan berenang dengan syarat tidak membuang gelas minuman ke laut.
Mengisi liburan imlek ke kampung orang ternyata seru juga walau bukan destinasi wisata yang wow tapi bisa masuk kedalam kategori jalan-jalan murah meriah, iya kan ya? 😉

Jalan-jalan ke Dermaga Merak sebenarnya tidak terlalu lama hanya 1 jam saja tapi kami memetik pelajaran dari anak kecil yang menikmati hidupnya tanpa beban!
Salam
Weeny Traveller
Sebenarnya sayang ya kalau pemandangan di sekitar pantai itu berubah menjadi banyak industri dan pengangkatan pasir untuk dijual. Yaa, tetapi kita juga tidak bisa egois juga sih karena mungkin dari situ juga mata pencaharian para penduduk setempat disana…
Btw, suka banget dengan quote pertamanya! 😀
Sayangnya pasirnya dijual full tongkang
qong-xi fa chai winny 🙂
salam
/kayka
Dirimu merayakan kay
gak win, cuma nylametin aja 🙂
salam
/kayka
Liburan mah bisa dimana2, asal menikmati, Win. 😀
Seru jg kayaknya, tuh. Btw, sedang mendung waktu di sana, ya. Untung gak ujan, apalagi kan biasanya kalau Imlek, hujan selalu turun.
Mendung itu sebenarnya mirna
Walaupun pantainya ngga ada pasirnya tapi klo banyak karangnya bagus buat foto slow speednya aku lho 😀
Nah photo malah jelek
Pokoknyaergi liburan ya Win
Padahal dekat kan kak ya
Iya pantainya penuh sama industri.
Tapi gpp, yang penting liburan. Salam
Iya kak
enak ya jadi anak kecil, gak banyak beban 😀
Iya dita ayo kembali ke anak kecil
Hwaah Cilegon! Bagus pemandangannya, saya suka kehidupan pelabuhan, dinamikanya banyak!
Tidak main-main ke Krakatau Steel, Mbak? :hehe
Ada lewat doang hehehe
Assalaamu’alaikum wr.wb, Winny…
Kalau saya juga suka acara membuang coin dalam air lalu berebut mencarinya kembali. Saya suka berenang dan menyelam juga. Malah kalau ada liburan, pasti mencari hotel yang ada kolam renang. Di tempat saya sukar mencari pantai. Memang benar, liburan itu tidak semestinya di tempat jauh, kampung juga bisa memberi kedamaian. Asyik membaca liburan Imlek Winny di atas.
Salam manis selalu dari Sarikei, Sarawak 🙂
Siti hebat bisa berenang
Itu dermaga anak-anak kecil yang renang suka ngambilin duit receh yang dilempar orang-orang enggak mbak WIn?
Iya benar bgt febri
Sip asik Win..Pelabuhan Merak, Cilegon, Anyer, Carita ..daerah liburan-ku waktu masih kecil karena ibu-ku asal Serang..jadi inget masa kecil baca post-mu 🙂
jd flashback zaman dulu wkt msh kecil sering ke Jakarta via jalur darat, pasti klo sempat nonton anak2 yg mau nyemplung ngambil koin….
Asyik juga Merak dalam tulisan Winny. Kebiasaan menyeberang ke Lampung membuat pelabuhan ini jadi akrab dan perasaan akrab itu jadi melupakan sisi keindahannya 🙂
ane juga pengen nih jalan-jalan kesana, tapi belum ada ongkos nya hhhhh 😀
izin follow blog nya yak 🙂
keliling kota bisa aja
Liburan yang antimainstream dan tetep asyik ya win hihi
pengen jadi anak-anak lagi. gak mau pusing sama apa2. hahaha.
Asiik dengan model liburan di Darmaga Merak ala Winny. Dengan sudut pandang berbeda dermaga menghasilkan keceriaan khas anak pantai.
Salam
asikk yaa jadi anak kecil…gak banyak beban…maennya bisa enjoy maksimal
iya mami
Reblogged this on khatulistiwa.